Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Inter Milan vs AC Milan: Perbedaan Prinsip, Perpecahan, dan Rivalitas
7 Februari 2020 13:07 WIB
Diperbarui 25 Februari 2020 18:07 WIB
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Laga derbi Inter Milan vs AC Milan menjadi salah satu laga sepak bola terakbar di Italia. Derby della Madonnina, sebutannya. Setiap musim, laga ini pasti dinanti-nantikan, entah di Serie A atau di kompetisi lainnya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, derbi ini sesungguhnya tidak bakal ada jika dulu tidak terjadi perpecahan. Awalnya dua klub itu adalah satu kesatuan di bawah satu identitas bernama Milan Foot-Ball and Cricket Club.
Klub itu didirikan oleh ekspatriat asal Inggris, Alfred Edwards dan Herbert Kilpin, pada 16 Desember 1899 (berdasarkan situs web resmi AC Milan) --ada sumber lain yang menyebutnya tanggal 13 Desember. Dua tokoh itulah yang menjadi alasan klub ini menggunakan nama 'Milan' yang lebih nginggris, alih-alih 'Milano' yang lebih bernuansa Italia.
Sedikit trivia: Rezim fasis Mussolini yang berkuasa selama 1922-1943 memaksa nama klub diganti jadi 'Milano', tetapi dikembalikan lagi menjadi 'Milan'.
ADVERTISEMENT
***
Pada masa itu, Milan Foot-Ball and Cricket Club dikenal sebagai salah satu klub yang kuat. Buktinya adalah mereka mampu tiga kali menjuarai kejuaraan sepak bola Italia, yakni pada 1901, 1906, dan 1907.
Akan tetapi, prestasi bagus tak menjamin segalanya berjalan mulus. Usai pencapaian tersebut, klub ini mengalami perpecahan pada 1908.
Ini persoalan prinsip. Sebagian pengurus klub pengin klub Milan ini menjadi klub yang Italia-sentris. Pokoknya, orang Italia harus mendominasi skuat. Agak ironis sebenarnya, mengingat pendiri klub ini bukanlah orang Italia.
Di sisi lain, ada pengurus klub yang ingin Milan Foot-Ball and Cricket Club menjadi klub yang terbuka bagi orang di seluruh dunia, tak peduli dari mana asal mereka.
ADVERTISEMENT
Syahdan, delapan pengurus klub, yang semuanya orang Swiss, keluar dan membentuk klub baru. Klub inilah yang kita kenal sekarang dengan nama Inter Milan atau Internazionale. Dari namanya saja sudah kentara bahwa klub ini terbuka untuk pemain-pemain non-Italia.
Sementara itu, klub Milan yang pertama itu kini kita kenal sebagai AC Milan. Dari kisah di atas, kita bisa tahu 'kan kenapa AC Milan punya julukan Rossoneri (Merah-Hitam) dan Il Diavolo (Tim Iblis), sedangkan julukan bagi Inter adalah Nerazzurri (Hitam-Biru).
Oke, lantas kapan laga pertama Derby della Madonnina dihelat? Nah, kalau mengacu pada Forza Italian Football, ada perdebatan mengenai kapan laga perdana mereka dihelat.
ADVERTISEMENT
Ada yang bilang bahwa laga perdana Derbi Milan terjadi dalam kompetisi Piala Chiasso di Swiss pada 1908, yang mana Milan menang 2-1 atas Inter. Namun, kurang ada bukti fisik atau tertulis soal kebenaran fakta ini.
Pendapat kedua --yang dinilai lebih meyakinkan-- mengemukakan bahwa pertemuan mereka terlaksana di kejuaraan sepak bola Italia (Prima Categoria) pada Januari 1909. Hasilnya, Milan menang 3-2 atas Inter.
Well, dalam perjalanan dua klub ini, banyak pemain dan pelatih yang datang dan pergi silih berganti. Ada juga yang tercatat pernah membela Inter dan AC Milan. Di sisi lain, ada yang 'anti'-setengah mati dengan salah satu kubu.
Hal yang agak ironis bagi Milan mungkin fakta bahwa mereka pernah mengalami masa jaya bersama pemain-pemain non-Italia, tidak seperti harapan para pengurus klub masa silam.
ADVERTISEMENT
Selama masa 1940-an hingga 1960-an, Milan berjaya bersama trio Swedia: Gunnar Nordahl, Gunnar Gren, dan Nils Liedholm. Pada era 1980-an hingga 1990-an, ada trio Belanda yang menjadi andalan: Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard.
Sementara itu, Inter tetap pada prinsipnya memainkan pemain internasional. Akan tetapi, para pemain Italia mereka tak kalah menonjol.
Sebut saja Sandro Mazzola, Aurelio Milani, hingga Armando Picchi. Tiga tokoh ini memainkan peran krusial kala Inter menjuarai European Cup --kini Liga Champions-- dua musim beruntun (1963/64 dan 1964/65).
Dua nama pertama mencetak gol di final 1964, sedangkan nama terakhir adalah kapten tim kala itu. Untuk pemain non-Italia andalan, pada masa itu, ada Luis Suarez Miramontes (Spanyol) dan Jair da Costa (Brasil) --yang mencetak gol di final 1965.
Pada era 1980-an hingga 1990-an, Inter diperkuat trio Jerman Lothar Matthaus, Andreas Brehme, dan Juergen Klinsmann. Namun sayang, dari segi prestasi, mereka kalah mentereng dari trio Belanda AC Milan.
ADVERTISEMENT
Well, sejarah telah terukir. Pada akhirnya, rivalitas Derbi Milan bakal selalu menjadi derbi paling panas di Italia, entah di Serie A atau ajang lainnya.
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.