Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Juergen Klinsmann saat Latih Bayern: Tak Beri Trofi, tetapi Tak Nihil Kontribusi
26 April 2020 17:08 WIB
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Juergen Klinsmann saat menjadi pelatih Tim Nasional Jerman. Foto: MICHAEL URBAN / AFP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1574914092/ldcu57npkbgj9nhoboom.jpg)
ADVERTISEMENT
Dalam dua dekade terakhir, cuma ada satu pelatih non-caretaker Bayern yang gagal mempersembahkan trofi juara. Dia adalah Juergen Klinsmann .
ADVERTISEMENT
Hati-hati. Bayern Muenchen, lho, ini. 'Raksasa Bavaria'. Bukan klub sembarangan, punya sejarah panjang.
Enggak heran, deh, jika kemudian masa baktinya di Allianz Arena cuma 300 hari, dari 1 Juli 2008 hingga 27 April 2009. Keterlaluan, sih. Enggak usah bicara Liga Champions, deh, masa sebiji trofi kompetisi domestik (Bundesliga atau DFB Pokal) tak bisa digamit?
Meski begitu, Klinsmann diklaim bukan sosok yang nihil kontribusi sama sekali. Ada sumbangsihnya untuk Bayern tetap ada dan itu tak bisa diukur laiknya trofi.
Mantan kepala analis Bayern era Klinsmann, Michael Henke, adalah sosok yang mengeklaim hal tersebut. Well, dia memang eks anak buah Klinsmann. Akan tetapi, ayolah, beri dia ruang untuk berbicara.
"Dia membawa banyak ide segar. Maksudku, bukan patung Buddha di atap itu, ya!" kata pria 62 tahun itu kepada Goal dan SPOX .
Sekadar memperjelas, di kompleks tempat latihan Bayern (Saebener Strasse) itu ada patung Buddha. Banyak orang mengira bahwa Klinsmann-lah yang memasang patung Buddha itu di sana.
ADVERTISEMENT
Namun, pada 2019, pria kelahiran Goppingen itu menyanggah anggapan tersebut. Dia bilang, relasi patung Buddha itu dengan dirinya hanyalah cerita media yang tak pernah dikoreksi.
Oke, balik lagi ke Heinke. Lantas, apa "ide segar" Klinsmann yang dimaksudnya?
"Dia mendorong kegiatan renovasi bangunan klub, memastikan para pemain melakukan diet yang baik di tempat latihan, dan memberi mereka kesempatan untuk berkonsultasi dengan seorang psikolog," terangnya.
Ya, ya, ya... Boleh juga, boleh juga. Lalu, apa lagi?
"Dia ingin klub membuat studio TV sendiri dan hendak membangun departemen analisis baru. Dia memimpin FC Bayern ke zaman modern dan klub masih mendapat manfaat dari hal itu hingga hari ini. Dia memulai banyak hal yang tak terpikirkan untuk ditinggalkan hari ini," jelas Henke.
ADVERTISEMENT
Oke, berarti kontribusi eks pelatih Timnas Jerman itu lebih ke arah modernisasi, ya. Namun, soal apakah benar Die Bayern masih "mendapat manfaat" dari kontribusinya tentu klaim yang mesti ditilik lebih dalam.
Bahkan, kalaupun masih, apakah cuma Klinsmann yang bakal kepikiran soal "ide segar" macam itu? Apa pelatih lain enggak bakal punya ide kayak begitu?
Well, terlepas dari semua itu, setidaknya pelatih yang juga sempat membesut Hertha Berlin tersebut boleh jadi telah mengamalkan salah satu dari 16 golden rules dari moto Bayern, "Mia San Mia ".
Itu adalah Mia san Innovation (Kami adalah Inovasi). Maksudnya, Bayern selalu mencari cara baru untuk meningkatkan citra olahraga, keuangan, tradisional, hingga filantropis.
Dan mungkin juga, Mia san Motor (Kami adalah Dinamis). Tidak konservatif dan tidak terjebak di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Jika benar semua itu, kerja bagus, Juergen Klinsmann . Namun sayang, Anda belum beruntung.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .