Meresapi 'Mia san Mia' Bayern Muenchen untuk Kehidupan yang Lebih Luas

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
24 Desember 2019 12:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fans Bayern Muenchen di Allianz Arena. Foto: REUTERS/Michael Dalder
zoom-in-whitePerbesar
Fans Bayern Muenchen di Allianz Arena. Foto: REUTERS/Michael Dalder
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mia. Apa yang langsung terlintas di pikiranmu saat membaca satu kata itu?
ADVERTISEMENT
Terkenang para tentara yang menghilang di medan perang? Kepikiran pacar yang belum siap diajak nikah? Atau terbayang-bayang sosok wanita asal Timur Tengah?
Well, kalau kamu terbayang hal yang terakhir, ada baiknya kamu sekarang 'mandi wajib' dulu, gih. Baru habis itu baca artikel ini lagi.
Nah, kalau buat orang Bavaria, kata “Mia” mungkin bakal langsung mengingatkan mereka dengan moto milik klub Bayern Muenchen. Mia san Mia.
Fans Bayern Muenchen membentangkan kalimat 'Mia San Mia' di laga vs Werder Bremen. Foto: REUTERS/Michael Dalder
Jika diterjemahkan, Mia san Mia memiliki arti “Kami adalah Kami”. Moto yang berasal dari era Kekaisaran Austro-Hungaria abad ke-19. Moto ini juga kerap dipakai oleh politisi Jerman, Franz Josef Strauss.
Bayern Muenchen sendiri baru mengadopsi moto ini sejak tahun 1980-an. Bagi 'raksasa' Bavaria itu, Mia san Mia lebih dari sekadar moto, melainkan cara hidup. Hidup menjadi pemenang.
ADVERTISEMENT
Mia san Mia adalah soal kebanggaan dan rasa percaya diri yang besar. Menunjukkan bahwa Bayern Muenchen selalu berusaha keras menggapai kesuksesan, tetapi dengan cara mereka sendiri. Dengan syarat, tetap tak boleh mengabaikan sportivitas.
Selebrasi skuat Bayern Muenchen. Foto: REUTERS/Michael Dalder
Ya, Die Roten punya cara sendiri untuk menang. Mereka sendiri yang menentukan nasibnya di lapangan, menang atau kalah. Tapi kalau kata gelandang Bayern, Thomas Mueller, bahkan tidak ada jalan tengah, hanya menang.
"Mia san Mia berarti mental pemenang yang keras dengan kepercayaan diri tinggi, tetapi tanpa kesombongan. Siapa pun yang ingin menang harus bekerja keras,” tegas Mueller, dilansir situs resmi Bundesliga Jerman.
Bayern juara lagi musim ini? Foto: Lintao Zhang/Getty Images
Dari Mia san Mia, lahirlah 16 golden rules yang pertama kali dikenalkan pada perayaan ulang tahun Bayern ke-110 pada tahun 2010. Aturan-aturan emas yang sengaja dibuat agar citra Bayern Muenchen sebagai klub pemenang tak pernah lekang.
ADVERTISEMENT
Sekadar catatan, Stern des Suedens adalah pemegang rekor gelar juara kompetisi domestik terbanyak. Rinciannya: 29 trofi Bundesliga, 19 DFB-Pokal, 7 DFL-Supercup, dan 6 DFL-Ligapokal.
Di tingkat Eropa, mereka mengoleksi 5 trofi Liga Champions dan masing-masing 1 Piala UEFA, Piala Winners, dan Piala Super UEFA. Bayern juga 2 kali menggamit Piala Interkontinental dan 1 Piala Dunia Antarklub.
Momen Bayern Muenchen menjuarai Bundesliga. Foto: Reuters/Andreas Gebert
Ya, kedigdayaan Die Bayern yang sudah dibangun sejak dahulu kala ini tak boleh dibiarkan karam. Nama besar harus dipertahankan mati-matian. Jangan kayak mereka yang dari liga sebelah.
Mia san Mia adalah pedoman mereka. Namun tampaknya, 16 golden rules itu bagus juga, deh, jika diterapkan di klub lain. Lebih dari itu, bahkan bisa juga diterapkan oleh komunitas-komunitasa di luar sepak bola.
ADVERTISEMENT
Kita ambil satu contoh. Ada aturan yang berbunyi: Mia san Botschafter (Kami adalah Perwakilan). Maknanya, para pemain, staf, hingga penggemar bertanggung jawab atas citra klub.
Pas ‘kan kalau diterapkan di komunitas lain juga? Misalnya, kamu adalah anggota dari sebuah komunitas. Komunitasmu itu dianggap perusak oleh banyak orang.
Lalu kamu berpikir, “Oh ini salah ‘si ono’ selaku pemimpin kita, ini enggak bakal terjadi andai ‘si anu’ yang jadi pemimpin”.
Lho, ya, enggak bisa kayak gitu. Kudu introspeksi diri. Jangan merasa "hanya aku yang suci, kalian semua penuh dosa". Malu, ah, sama Awkarin.
Ada juga Mia san Vorbilder (Kami adalah Panutan). Para pemain dan staf bertindak sebagai panutan bagi pemain muda dan para penggemar mereka. Para penggemar juga harus menjadi panutan bagi penggemar klub lain.
ADVERTISEMENT
Menarik. Bayangkan jika sebuah kelompok suporter berusaha menjadi panutan bagi yang lainnya. Mungkin sepak bola bakal jadi olahraga paling damai di dunia.
Namun yang dimaksud menjadi panutan ini enggak boleh setengah-setengah, apalagi modal bacot doang. Harus disertai dengan perbuatan yang positif. Jika tidak, malah nanti dikira hipokrit. Berlaku juga untuk komunitas lain.
Fans Bayern Muenchen di Borussia-Park. Foto: REUTERS/Ralph Orlowski
Terus, ada Mia san Innovation (Kami adalah Inovasi). Maksudnya, Bayern Muenchen selalu mencari cara baru untuk meningkatkan citra olahraga, keuangan, tradisional, hingga filantropis.
Ya, benar, sih. Zaman terus berkembang. Harus bikin inovasi biar enggak tergerus seleksi alam. Kalaupun enggak mampu berinovasi, ya, jangan malah menghalangi inovasi orang lain.
Misalnya, ada orang bikin inovasi malah diboikot, dengan dalih menyalahi ini, menyalahi itu. Itu mah kita aja yang enggak siap dengan perubahan, malas berinovasi, iri, dan dengki. Enggak baik, ih.
ADVERTISEMENT
Ini mungkin berkaitan dengan prinsip lainnya, Mia san Motor (Kami adalah Dinamis). Tidak konservatif dan tidak terjebak di masa lalu.
Harus dinamis dan inovatif. Mencoba hal-hal baru untuk meningkatkan yang sudah bagus, tetapi tidak melupakan sejarah dan nilai-nilai luhur yang sudah terbentuk. ‘Jas Merah’.
Pemain-pemain Bayern Muenchen usai berpesta gol di kandang Tottenham Hotspur. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
Selanjutnya, Mia san Grenzenlos (Kami adalah Keragaman). Artinya, menerima semua orang, terlepas dari ras, agama, dan kepercayaan. Menghilangkan diskriminasi.
Jangan karena ‘si itu’ beda dengan kita, maka kita jadi berbuat tidak adil. Mungkin prinsip ini bisa menjadi ampuh untuk menghilangkan rasialisme di dunia, jika diterapkan dengan benar.
Well, sebenarnya ada banyak lagi prinsip golden rules yang lahir dari rahim Mia san Mia. Itu tadi beberapa contoh saja. Tapi bisa relate, ‘kan?
ADVERTISEMENT
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.