Ketika Pirlo Menjebol Gawang AC Milan dalam Balutan Jersi Juventus

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
10 November 2019 18:27 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Andrea Pirlo saat berseragam Juventus. Foto: AFP/CURTO DE LA TORRE
zoom-in-whitePerbesar
Andrea Pirlo saat berseragam Juventus. Foto: AFP/CURTO DE LA TORRE
ADVERTISEMENT
Besok adalah tanggal 11 November. Itu adalah tanggal kelahiran dari seorang pria bernama Jonathan Harshman Winters III, atau yang lebih dikenal sebagai Jonathan Winters.
ADVERTISEMENT
Andai komedian asal Amerika Serikat itu masih hidup hingga sekarang, besok ia bakal berusia 94 tahun. Namun sayang, Winters keburu dipanggil Tuhan pada 11 April 2013 pada usia 87 tahun.
Potret Jonathan Winters. Foto: Wikimedia Commons
Di 'Negeri Paman Sam', Winters bukanlah komedian kaleng-kaleng. Pria kelahiran Daytona, Ohio, itu adalah pelopor stand-up comedy improvisasi yang mempunyai bakat melakukan mimikri dan impersonasi.
Dari sekian banyak kalimat yang diucapkannya, ada satu kalimat yang menjadi salah satu kutipan menarik:
Sederhana tapi menarik, bukan? Bicara soal "mungkin" dan "tidak mungkin", bagi Winters tampaknya tidak ada yang namanya ketidakmungkinan yang absolut.
Segala hal, apa pun itu, mungkin saja terjadi. Hanya, ada beberapa hal yang peluangnya kecil untuk menjadi nyata. Dan ketika yang dianggap "tidak mungkin" itu menjadi nyata, tak jarang orang-orang jadi terkejut dibuatnya.
ADVERTISEMENT
Dan itu berlaku juga di dunia sepak bola. Salah satunya ketika Andrea Pirlo hijrah ke Juventus.
***
Siapa pula yang bakal menyangka pria kelahiran 19 Mei 1979 itu bakal 'membelot' dengan membela Juventus? Lha wong selama 10 musim membela AC Milan, Pirlo tampak bahagia-bahagia saja, tuh.
Bersama skuat pujaan publik San Siro, Pirlo sudah memenangi banyak hal: Serie A (2 kali), Coppa Italia (1 kali), Supercoppa Italiana (1 kali), Liga Champions (2 kali), Piala Super UEFA (2 kali), hingga Piala Dunia Antarklub (1 kali).
Andrea Pirlo saat berseragam Milan. Foto: AFP/GIUSEPPE CACACE
Jadi, ketika kontrak Pirlo tak diperpanjang Milan di akhir musim 2010/11 dan memilih Bianconeri untuk pelabuhan karier selanjutnya, tak heran banyak orang yang kaget. Namun, itu membuktikan bahwa hal yang sempat disebut-sebut "tidak mungkin" ternyata bisa benar kejadian.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, selama empat musim berseragam Juventus, Pirlo hanya pernah sekali membobol gawang Milan. Dari total 11 laga lintas kompetisi, pria kelahiran Fiero, Brescia, itu hanya membikin satu gol.
Gol itu diciptakannya pada pertemuan antara kedua tim di pekan ketujuh Serie A musim 2013/14. Dalam laga yang berlangsung 6 Oktober 2013 itu, Pirlo mencetak gol lewat tendangan bebas --gaya mencetak gol khasnya-- pada menit 15.
Itu adalah gol pertama Juventus dalam laga itu, sekaligus menjadi gol penyama kedudukan usai Milan sempat unggul lewat gol Sulley Muntari. Pada akhirnya, kemenangan 3-2 dikunci Juventus di Juventus Stadium hari itu.
Pindah ke Juventus, membobol gawang Milan pula. Siapa yang menyangka hal itu bisa dilakukan oleh Pirlo? Sekali lagi, tak ada ketidakmungkinan yang absolut.
ADVERTISEMENT
Tapi ngomong-ngomong, apakah Pirlo berselebrasi? Well, yang tertangkap kamera, sih, usai mencetak gol, Pirlo tampak buru-buru berlari kembali ke area permainan Juventus. Sejumlah rekan setimnya berusaha untuk memeluknya, tetapi ia tampak tak tertarik.
Kenapa Pirlo tak berselebrasi? Mungkin karena Pirlo tetap berusaha menaruh rasa hormat kepada mantan klubnya itu.
Pada Maret 2018, Pirlo menyatakan bahwa Milan adalah klub yang istimewa baginya.
"Bagi saya, jersi Milan adalah sesuatu yang sangat istimewa dan bergengsi. Saya memang bermain untuk Inter sebentar, tetapi (bermain untuk) AC Milan adalah pengalaman level teratas pertama saya sebagai pemain," ujarnya seperti dilansir Calcio Mercato.
"Saya telah mencapai level yang lebih tinggi sebagai pemain selama 10 tahun bersama Rossoneri. Saya beruntung telah memenangi hampir semua gelar bersama AC Milan dan saya akan selalu berterima kasih kepada mereka karena memberi saya kesempatan ini," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, kenapa ia meninggalkan Milan?
Ini sebenarnya lebih karena ada masalah dirinya dengan pelatih Milan saat itu, Massimiliano Allegri. Jadi, pernah ada suatu waktu di mana Pirlo cedera sampai empat bulan.
Nah, momen itu membikin Allegri menemukan formasi yang tepat untuk membawa Milan kepada performa terbaik, hingga akhirnya meraih Scudetto pada musim 2010/11. Ketika Pirlo sembuh, ia sulit mendapatkan tempat di formasi yang tak sesuai dengan cara mainnya.
Namun, tak mungkin Allegri mengorbankan formasi itu. Sebab, performa Milan jadi apik karena formasi tanpa Pirlo itu.
Tapi, kenapa harus Juventus?
Andrea Pirlo menjuarai Serie A saat berseragam Juventus. Foto: AFP/GIUSEPPE CACACE
Pirlo bilang begini, "Juve? Bagi saya itu seperti balas dendam. Setelah beberapa saat yang sulit, saya tiba di sebuah tim yang serius dan ambisius," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Mereka ingin menang dan kami melakukannya. Setelah 10 tahun di Milan, saya membutuhkan motivasi baru dan Juve memberikannya kepada saya," lanjutnya.
Ya, jadi lebih kepada masalah ambisi saja. Ke mana pun pergi, Pirlo selalu ingin menang. Bersama 'Si Nyonya Tua', Pirlo menjuarai empat gelar Serie A, satu Coppa Italia, dan dua Supercoppa Italiana.
***
Besok adalah 11 November. Berdasarkan waktu dini hari WIB, laga Juventus kontra Milan bakal tersaji di pekan ke-12 Serie A musim 2019/20.
Sudah tidak ada Pirlo di antara mereka. Lantas, siapa yang bakal menang? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar.
----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
ADVERTISEMENT