Kisah 'Ajaib' Eks Pelatih Torino: Selamat dari 3 Kecelakaan Pesawat Beruntun

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
23 Mei 2020 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pesawat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kecelakaan pesawat di bukit Superga, Italia, pada 4 Mei 1949 menewaskan 18 pemain dari generasi emas Torino (Grande Torino). Selain mereka, empat kru pesawat, tiga jurnalis, tiga ofisial klub, dan tiga staf pelatih juga wafat di tempat.
ADVERTISEMENT
Satu dari tiga pelatih yang dimaksud di atas adalah pelatih kepala, Leslie Lievesley. Ketika insiden itu terjadi, usia pria asal Inggris itu masih 37 tahun.
Namun ternyata, Tragedi Superga bukanlah insiden kecelakaan pesawat pertamanya, melainkan yang keempat. Ya, artinya, Lievesley sebelumnya sudah pernah tiga kali selamat dalam insiden kecelakaan pesawat.
Bagaimana ceritanya? Pada stori ini, kami akan mengisahkannya untuk kalian, dengan merujuk dari tulisan Patrick Jennings di kolom BBC Sport berdasarkan cerita dari anak Lievesley, Bill.
Leslie Lievesley awalnya berkarier sebagai pemain di negeri asalnya, Inggris. Pria kelahiran Derbyshire itu pernah membela klub Rossington Colliery, Doncaster Rovers, Manchester United, Chesterfield, Torquay United, hingga Crystal Palace.
Boleh jadi, mestinya, Lievesley bisa lebih lama lagi berkarier sebagai pengolah 'si kulit bundar' di lapangan. Akan tetapi, mimpi sepak bola pria yang lahir pada 1911 itu sirna ketika Perang Dunia II mulai berkecamuk pada 1939.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, segala kompetisi olahraga di Inggris, termasuk sepak bola, harus berhenti sejenak demi fokus negara ke medan pertempuran. Lievesley lalu bergabung dengan Royal Air Force--pasukan angkatan udara--, meninggalkan Bill yang masih bayi.
Tugasnya tak main-main. Lievesley bertanggung jawab sebagai petugas pengiriman parasut, kerap dilibatkan dalam misi untuk pendaratan tentara, bahkan terkadang harus menjadi mata-mata di belakang garis musuh.
Nah, dua dari tiga kecelakaan pesawat yang sebelumnya pernah menimpanya itu terjadi di momen Perang Dunia II. Namun 'ajaibnya', pria yang dulunya kerap menjadi full back itu selalu selamat.
Kecelakaan pertama. Pesawat yang membawa Lievesley dan para tentara lainnya ditembak oleh senjata anti-pesawat Amerika di langit Middle Wallop, tepat di utara Southampton. Pilot dan semua penumpang di pesawat itu tewas, kecuali Lievesley yang berhasil menyelamatkan diri.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan kedua juga terjadi di dalam Perang Dunia II. Namun sayang, Bill tak begitu ingat detailnya.
Ilustrasi Kecelakaan Pesawat Foto: pixabay
Kalau kecelakaan yang ketiga, itu terjadi saat perang sudah berakhir, tepatnya pada tahun 1948. Sekadar catatan, sebelum resmi menukangi tim utama Torino, Lievesley menjabat sebagai pelatih tim junior Il Toros (1947-1948).
Pada sebuah perjalanan bersama tim muda Torino, rem pesawat yang membawa Lievesley dan skuatnya tidak berfungsi saat mendarat di bandara Turin. Namun sekali lagi, pria yang juga pernah melatih Heracles Almelo itu selamat.
Insiden rem blong pesawat itu gagal menjadi bencana besar karena pilot menabrakkan sayap pesawat ke hanggar, sehingga laju pesawat melambat dan urung bertabrakan dengan bangunan terminal. Masih beruntung.
Pada akhirnya, maut benar-benar menjemput Lievesley di udara. Pelatih yang membawa Torino menjuarai Serie A 1948/49 itu wafat bersama para penumpang lainnya dalam pesawat The Avio Linee Italiane, tipe Fiat G.212 CP, yang menabrak dinding penahan di belakang bangunan Basilika Superga.
ADVERTISEMENT
Kisah tentang Tragedi Superga yang menewaskan generasi emas Torino bisa dibaca pada link di atas.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.