Liga Italia: Mengenang Hidup Singkat Piermario Morosini si Pria 'Berhati Emas'

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
14 April 2020 13:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Piermario Morosini. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Piermario Morosini. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Bagi Piermario Morosini, hidupnya yang singkat harus kaya akan makna. Meski hadir duka yang memeluk akrab, tetapi pemain yang sempat berkarier di Liga Italia itu tetap berusaha menegakkan pilar-pilar ketegaran hidupnya.
ADVERTISEMENT
Ibunya, Camilla, meninggal pada tahun 2001 ketika dia masih berusia 15 tahun. Dua tahun setelahnya, sang ayah menyusul pergi ke haribaan Sang Pencipta. Ya, Morosini ditinggal dua sosok yang begitu berarti bagi hidupnya bahkan sebelum usianya mencapai kepala dua.
"Itu (kematian) adalah hal yang mengubah hidup Anda. Namun pada saat yang sama, [kematian] membuat Anda sangat marah dan membantu Anda mencapai apa yang juga dicita-citakan orang tua", ujar Morosini dilansir Forza Italian Football.
Duka tak usai begitu saja. Tak lama setelah itu, saudara laki-lakinya tewas bunuh diri setelah melompat dari jendela.
Alhasil, Morosini hanya hidup berdua dengan saudara perempuannya yang seorang penyandang disabilitas. Dari sinilah, dia kelak dikenal sebagai manusia berhati emas. Anugerah yang lebih berharga dari sepatu atau bola emas.
ADVERTISEMENT
"Dia adalah pemuda luar biasa yang selalu bergegas membantu semua orang. Dia hidup untuk keluarganya," ujar Mino Favini, pelatih Morosini saat masih di Atalanta, dilansir Football Italia.
"Udinese lalu merekrutnya dan dia sangat berbakat. Dia memiliki karier yang hebat, dihormati oleh semua rekan setimnya. Ke mana pun dia pergi, orang-orang memujinya. Dia memiliki hati emas," lanjut Favini.
Morosini yang dahulu seorang gelandang tengah itu pernah 5 kali turun laga membela Udinese di Serie A (11 kali di lintas ajang) selama 2005-2007. Dia lebih akrab dengan Serie B. Bologna, Vicenza, Padova, Livorno adalah sejumlah klub yang pernah dibelanya di kompetisi sepak bola level kedua Italia itu.
Piermario Morosini. Foto: GIUSEPPE CACACE / AFP
Pria kelahiran Bergamo itu membela klub yang disebut terakhir dalam status pinjaman dari Udinese. Ya, Friulani kembali merekrutnya pada 2009, lalu meminjamkannya ke klub berjuluk Gli Amaranto itu pada 2012.
ADVERTISEMENT
Udinese boleh jadi berharap Morosini bisa memanfaatkan waktunya di Livorno untuk mengembangkan diri dan menjadi pemain penting bagi mereka dalam beberapa musim ke depan. Namun sayang, itu tinggal angan.
14 April 2012, Morosini tumbang di atas rumput Stadion Adriatico. Saat itu, Livorno sedang bertanding melawan tuan rumah Pescara. Tiba-tiba saja, dia jatuh tertelungkup. Serangan jantung. Tak lama setelahnya, dia sudah tiada. Di usia ke-25.
Tercatat, sejumlah nama yang kini menjadi pemain tenar asal Italia menyaksikan langsung kejadian itu di lapangan. Mereka adalah Ciro Immobile, Marco Verratti, dan Lorenzo Insigne yang membela Pescara di laga tersebut.
Hembusan nafas terakhirnya bak peluit panjang yang menyudahi perlawanannya melawan segala duka. Sepintas, mungkin dia terlihat kalah, tetapi bisa jadi sebetulnya dialah yang menang.
ADVERTISEMENT
Sebab, meski tidak sempat mengukir sejarah besar di Serie A, Piermario Morosini dikenang sebagai manusia yang hidupnya mampu menginspirasi. Simak saja penuturan Raffaele Schiavi, rekan sewaktu di Vicenza, ini.
"Terlepas dari banyak masalah keluarga yang dia miliki, Moro selalu tersenyum dan tidak pernah membiarkan masalah itu datang. Begitulah cara saya ingin mengingatnya," terang Schiavi.
Pesepak bola juga manusia. Mereka layak dikenang dengan berbagai macam cara. Kalau bukan karena prestasi, bisa tentang kebaikan hati. Itulah Piermario Morosini.
Selama hidup, Morosini berjuang untuk keluarganya dan dalam hal ini yang tersisa cuma kakak perempuannya. Usai kepergiannya, Udinese mengambil alih peran Morosini untuk menafkahi satu-satunya anggota keluarganya yang tersisa itu.
"Kami tahu situasi saudara perempuannya dan kami sebagai tim, klub, dan Udinese for Life (badan amal klub Udinese) telah memutuskan untuk membantunya karena dia sangat membutuhkan," kata Antonio Di Natale, kapten Udinese pada waktu itu kepada kanal TV klub, dilansir BBC.
Antonio Di Natale saat membela Udinese. Foto: AFP/SIMONE FERRARO
"Sangat penting bagi kami untuk tetap berada di sisi saudara perempuan Piermario seumur hidupnya. Dia membutuhkan kami dan kami ingin membantu, baik untuknya maupun untuk Mario," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Usia Mosorini memang singkat, tetapi 'hati emas'-nya mampu menggerakkan orang lain yang masih hidup untuk meneruskan kebaikannya. Abadilah dirimu dalam sejarah sepak bola.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.