Pemanasan Global, Perubahan Iklim, dan Dampaknya terhadap Kehidupan

Ilustrasi pemansan global. (sumber gambar: Pixabay)

Beberapa waktu yang lalu masyarakat seluruh dunia, termasuk masyarakat Indonesia sendiri, merasakan fenomena kenaikan suhu bumi yang tidak biasa. Hal ini menjadikan cuaca di siang hari terasa lebih panas dari biasanya.

Pada dasarnya fenomena kenaikan suhu bumi yang tidak biasa ini dapat dijelaskan melalui pemahaman akan pemanasan global. Melansir dari laman NASA, pemanasan global adalah pemanasan jangka panjang sistem iklim bumi yang utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil masih menjadi salah satu penyebab utama terjadinya pemanasan global.

Pemahaman akan pemanasan global juga tidak dapat dipisahkan dari pemahaman akan perubahan iklim. United Nation mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan jangka panjang pada suhu dan pola cuaca di bumi.

Sama halnya dengan pemanasan global, perubahan iklim juga terjadi karena aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya kenaikan suhu rata-rata di permukaan bumi.

Dampak pemanasan global dan perubahan iklim

Pemanasan global merupakan sebuah permasalahan kompleks yang terjadi di bumi. Disebut sebagai permasalahan kompleks karena pemanasan global memberikan dampak negatif pada berbagai sektor kehidupan.

Menurut Dewa dan Sejati (2019), pemanasan global berdampak negatif terhadap indeks keberlanjutan lingkungan. Dampak terhadap lingkungan meliputi bencana alam seperti banjir dan kekeringan serta terganggunya kehidupan flora dan fauna. Tentunya dalam jangka panjang hal ini juga akan mengancam kehidupan manusia.

Pemanasan global yang saat ini menurut NASA telah mengakibatkan kenaikan suhu bumi mencapai angka 1,02 derajat Celcius juga berakibat pada naiknya permukaan air laut. Hal ini terjadi karena es di kutub yang mencair seiring dengan semakin panasnya suhu di bumi. Apabila terus dibiarkan maka dalam jangka panjang akan banyak pulau di bumi yang tenggelam.

Ilustrasi mencairnya es di Kutub. (sumber gambar: Pixabay)

Pemanasan global serta perubahan iklim juga memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Wahyuni dan Suratno (2021) menjelaskan bahwa kondisi iklim yang tidak menentu akibat pemanasan global telah mendorong semakin berkembangnya berbagai bibit penyakit yang membahayakan manusia.

Upaya mencegah pemanasan global dan perubahan iklim

Berbagai upaya telah ditempuh oleh masyarakat seluruh dunia untuk mengurangi terjadinya pemanasan global serta perubahan iklim. Pada tahun 2015 lalu misalnya dilakukan kesepakatan internasional Paris Agreement untuk mengurangi emisi karbon sebagai penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim.

Selain Paris Agreement, Conference of the parties ke-26 yang dilaksanakan tahun 2021 lalu juga merupakan wujud komitmen pemerintah dari seluruh dunia untuk mengurangi terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global.

Upaya mencegah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim juga dapat dimulai dari diri sendiri. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan energi listrik di rumah, terutama saat tidak dipakai.

Selain itu, dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan menormalisasi penggunaan kendaraan umum serta berbagai upaya lainnya yang ditujukan untuk menyelamatkann bumi.

Referensi:

Dewa, D. D., & Sejati, A. W. (2019). Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Emisi GRK pada Wilayah Cepat Tumbuh di Kota Semarang. Jurnal Penginderaan Jauh Indonesia, 1(1), 24–31.

National Aeronautics and Space Administration (NASA). Overview: Weather, Global Warming, and Climate Change. https://climate.nasa.gov/resources/global-warming-vs-climate-change/

NASA. (2021, December 13). Global Climate Change: Vital Sign of Planet. https://climate.nasa.gov/vital-signs/

United Nation (UN). Climate Change - What You Need to Know. https://www.un.org/en/climatechange/what-is-climate-change

Wahyuni, H., & Suranto, S. (2021). Dampak Deforestasi Hutan Skala Besar terhadap Pemanasan Global di Indonesia. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 6(1), 148-162.