Feminisme Di Indonesia dan Tokoh Dibalik nya

Swara Unsada
Swara Unsada
Konten dari Pengguna
13 Juni 2023 6:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Swara Unsada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: Freepik.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Feminisme di Indonesia adalah gerakan sosial dan politik yang menuntut persamaan hak antara kaum wanita dan pria serta perjuangan mengakhiri diskriminasi, kekerasan, dan pelecehan seksual yang dialami oleh wanita dalam berbagai aspek kehidupan. Gerakan tersebut lahir dan dipengaruhi oleh berbagai kondisi historis sejarah, seperti perjuangan bangsa, program pembangunan nasional, dan globalisasi. Di setiap era, pandangan terhadap feminisme bergantung pada kondisi dan situasi zaman yang dihadapinya. Di tiap-tiap era juga para tokoh feminisme memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak wanita, beberapa di antaranya adalah :
ADVERTISEMENT
1. Raden Ajeng Kartini
R.A Kartini merupakan tokoh feminisme pada zaman kolonial. Ia adalah seorang perempuan Jawa yang lahir pada tanggal 21 April 1879. Kartini merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tuanya dengan “dipingit” dan tidak di sekolahkan seperti saudara laki-lakinya. Kartini mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan hak-hak pendidikan dan emansipasi bagi perempuan dengan mempelopori di bukanya sekolah untuk mendidik perempuan.
2. Maria Ulfah Santoso
Maria Ulfah adalah seorang feminis Muslim yang menjadi salah satu penggerak perempuan di Indonesia. Ia merupakan perempuan Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Mr) dari Universitas Leiden pada tahun 1933. Ia aktif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan seperti mengadakan kursus pemberantasan buta huruf bagi ibu-ibu, memimpin sebuah Biro Konsultasi yang bertugas membantu permasalahan kaum perempuan dalam perkawinan, serta memperjuangkan kesetaraan warga negara di dalam hukum tanpa pengecualian.
ADVERTISEMENT
3. Kamala Chandrakirana
Kamala atau Nana adalah seorang aktivis hak asasi manusia dan feminis Indonesia. Ia merupakan anggota Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC) yang menyoroti diskriminasi terhadap wanita dan hukum sejak tahun 2011. Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Komnas Perempuan dan juga terlibat dalam berbagai organisasi yang berfokus pada isu-isu perempuan.
Tokoh-tokoh di atas hanyalah beberapa contoh dari banyaknya orang yang telah berkontribusi dan memperjuangkan feminisme di Indonesia. Gerakan feminisme terus berkembang dan melibatkan banyak orang dan organisasi yang berdedikasi untuk mencapai kesetaraan dan mengakhiri diskriminasi yang dihadapi perempuan di Indonesia. (Hana Kamilia/SU)