Konten dari Pengguna

Mengatasi Problematika Digital Pada Anak Usia Pra Sekolah

Sri Wulandari
Mahasiswi UNPAM
28 November 2024 16:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang anak sedang memainkan Game. Mengatasi Problematika Digital Pada Anak Usia Pra Sekolah / Sumber : Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak sedang memainkan Game. Mengatasi Problematika Digital Pada Anak Usia Pra Sekolah / Sumber : Dokumentasi Pribadi

Mengatasi Problematika Digital pada Anak Usia Prasekolah

ADVERTISEMENT
Membangun Mental Anak yang Tangguh di Era DigitalProblematika digital pada anak usia prasekolah menjadi tantangan serius bagi orang tua di era modern ini. Meningkatnya penggunaan gadget dan paparan konten digital sejak dini dapat memengaruhi tumbuh kembang anak secara signifikan. Memahami dampak era digital yang dapat mengancam masa depan anak menjadi hal penting bagi para orang tua.
ADVERTISEMENT
Anak usia prasekolah, yang umumnya berusia antara 3 hingga 6 tahun, berada dalam periode penting untuk membentuk dasar keterampilan hidup dan pola pikir. Usia ini juga merupakan masa perkembangan pesat dalam aspek fisik, kognitif, sosial, emosional, dan bahasa. Di usia ini, anak mulai belajar mengenali angka, huruf, bentuk, dan warna. Mereka juga mengembangkan keterampilan bahasa melalui percakapan, mendengarkan cerita, bermain imajinatif, serta mengasah keterampilan motorik kasar (seperti berlari dan melompat) dan motorik halus (seperti menggambar, memegang pensil, atau memotong dengan gunting).
Pengaruh lingkungan sekitar terhadap anak usia prasekolah sangat besar. Penggunaan teknologi digital pada usia ini dapat memberikan banyak manfaat, namun juga memunculkan sejumlah problematika. Anak-anak yang terlalu sering menggunakan teknologi digital cenderung memiliki interaksi sosial yang berkurang dengan teman, keluarga, atau orang di sekitar mereka. Hal ini dapat menghambat kemampuan komunikasi verbal dan penyelesaian konflik secara langsung.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dunia digital memiliki risiko paparan konten yang tidak sesuai usia. Meskipun ada banyak aplikasi edukasi yang dirancang untuk anak-anak, internet secara umum tetap mengandung banyak informasi berbahaya, seperti kekerasan, pornografi, atau bahasa yang tidak pantas. Tanpa pengawasan orang tua, anak-anak rentan terpapar konten ini, yang dapat memengaruhi perkembangan psikologis mereka.
Paparan layar digital juga memiliki efek negatif terhadap kemampuan berpikir mendalam dan fokus anak. Konten yang berisi banyak efek visual, suara, atau animasi cepat dapat mengganggu kemampuan konsentrasi dan pemikiran kritis. Cahaya biru dari layar perangkat digital, terutama sebelum tidur, dapat mengganggu pola tidur anak karena menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Selain itu, paparan layar yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan mata, seperti ketegangan mata atau mata kering.
ADVERTISEMENT
Banyak orang tua yang kurang menyadari dampak teknologi digital terhadap perkembangan anak. Kekurangan pengetahuan tentang penggunaan teknologi yang sesuai untuk anak menjadi masalah yang cukup serius. Akibatnya, anak-anak sering menghabiskan waktu secara tidak seimbang dengan perangkat digital, sehingga meningkatkan risiko ketergantungan pada teknologi. Ketergantungan ini dapat membuat anak merasa terisolasi secara emosional, kehilangan minat pada aktivitas fisik, serta kesulitan dalam membangun keterampilan komunikasi verbal.
Bahkan, orang tua di era sekarang cenderung lebih sering memberikan teknologi kepada anak dibanding membiarkan mereka bermain bebas dengan teman sebaya. Penggunaan teknologi digital yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan risiko obesitas dan masalah perilaku sosial. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menggunakan gadget lebih dari dua jam per hari memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami perkembangan yang tidak sesuai.
ADVERTISEMENT
Namun, teknologi digital juga memiliki dampak positif. Teknologi dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui aplikasi edukatif, membantu mereka belajar membaca, menulis, dan berhitung dengan cara yang menyenangkan. Selain itu, teknologi digital dapat mendorong kreativitas anak melalui platform virtual serta menyediakan akses informasi yang lebih luas untuk belajar mandiri.
Solusi untuk Mengatasi Problematika Digital pada Anak Usia Prasekolah
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut meliputi:
1. Membatasi penggunaan gadget hingga maksimal 1 jam per hari, sesuai dengan rekomendasi WHO, untuk mencegah dampak negatif pada perkembangan anak.
2. Memberikan pelatihan kepada orang tua tentang penggunaan teknologi yang bijak dan sesuai usia anak.
3. Memantau konten digital yang diakses anak untuk memastikan kesesuaiannya dengan usia dan kebutuhan mereka.
ADVERTISEMENT
4. Mengembangkan aktivitas fisik dan sosial yang tidak melibatkan teknologi, seperti bermain di luar ruangan dan berinteraksi dengan teman sebaya.
5. Menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan kegiatan tradisional yang mendukung perkembangan sosial, emosional, dan fisik anak.
Dengan langkah-langkah di atas, orang tua dapat membantu anak memanfaatkan teknologi secara positif tanpa mengabaikan dampak negatif yang mungkin timbul. Pendampingan yang bijak sangat penting dalam membentuk kebiasaan anak sejak usia dini.