Konten dari Pengguna

Dari yang Gak Masuk Akal Jadi Tertawa

Syahira Bahaswan
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Brawijaya dan pemagang di Institut Humor Indonesia Kini (ihik3.com)
25 Desember 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahira Bahaswan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Semakin tidak masuk akal, semakin lucu!" Itulah sebuah caption di TikTok yang berhasil menarik perhatian banyak orang, diiringi dengan unggahan yang menampilkan tangkapan layar komentar-komentar lucu dari netizen. Salah satu komentar yang paling mencuri perhatian adalah komentar yang mengatakan, "ga cocok di aku, bikin iritai." Mungkin awalnya kamu akan berpikir, "Ada yang aneh dengan kalimat ini?" Yup, benar sekali! Kata "iritai" yang seharusnya "iritasi" justru digunakan dengan sengaja untuk menciptakan efek humor. Kata "iritasi" biasanya digunakan ketika suatu produk menyebabkan gangguan pada kulit, misalnya saat ada reaksi alergi atau sensasi terbakar. Namun, dalam komentar ini, kata yang digunakan malah "iritai," yang seolah-olah ingin menyampaikan makna yang sama, tetapi dengan cara yang tidak biasa. Ini menjadi lucu karena ketidaksesuaian kata yang digunakan, dan yang membuatnya semakin lucu adalah karena netizen sengaja memilih kata yang tidak sesuai dengan konteksnya untuk menciptakan humor. Biasanya, kita akan mendengar kalimat seperti "bikin iri" yang lebih umum, namun di sini netizen mencoba membuatnya lebih unik dan menggelitik dengan kata yang "salah" ini. Menurut kamu sendiri gimana, lucu gak? Kalau aku sih, baca komentar seperti ini bikin aku ketawa!
ilustrasi komentar netizen. foto: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi komentar netizen. foto: pexels.com
Ada juga contoh komentar lain yang nggak kalah lucu di unggahan tersebut, seperti, "bagus kak cuma kurang segalanya aja." Pada awalnya, komentar ini terdengar seperti pujian, karena orang tersebut bilang "bagus," tetapi kemudian dia menambahkan "kurang segalanya aja," yang justru memberikan efek humor karena ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Biasanya, jika seseorang memberikan komentar tentang sesuatu yang bagus, kita akan mengharapkan saran atau masukan agar bisa lebih baik lagi. Tapi, di sini justru komentar tersebut malah menyatakan bahwa konten tersebut "kurang segalanya." Kalimat ini seolah-olah memuji, tapi sebenarnya malah menyindir dan mengejek, yang membuatnya lucu karena tidak sesuai dengan ekspektasi.
ADVERTISEMENT
Komentar-komentar lainnya seperti "ini settingan apa setting spray?", "ini asli apa kreditan?", dan "orang kok bisa pada keparkiran yaaa" juga terdengar sangat tidak nyambung, tetapi justru itulah yang membuatnya lucu. Kenapa bisa begitu? Ini bukan kebetulan saja, loh! Ternyata hal ini sudah lama diteliti oleh para ahli humor, dan jawabannya adalah "incongruity" atau ketidaksesuaian. Konsep ini pada dasarnya mengatakan bahwa hal-hal yang tidak sesuai atau tidak nyambung dengan harapan kita, justru bisa memicu tawa. Ketika kita mendengar sesuatu yang tidak pas dengan konteks, atau yang terkesan aneh dan out of place, itu justru menciptakan kejutan yang membuat kita tertawa. Sederhananya, humor sering kali muncul dari hal-hal yang tidak sesuai atau tidak masuk akal, karena otak kita bereaksi dengan cara yang mengejutkan dan lucu terhadap ketidaksesuaian tersebut.
ADVERTISEMENT
Yang menarik adalah bahwa teori ketidaksesuaian ini, meskipun terdengar sangat sederhana, ternyata menjadi salah satu teori utama dalam studi humor. Ini adalah teori yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan mengapa kita bisa tertawa dalam banyak situasi yang tidak terduga. Teori ini mengatakan bahwa humor muncul ketika ada perbedaan antara apa yang kita harapkan dan apa yang sebenarnya terjadi, dan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk—dari kata-kata yang salah digunakan hingga situasi yang tidak masuk akal.
Sebagai contoh, mari kita lihat sebuah eksperimen klasik yang dilakukan oleh peneliti humor, Nerhardt (1970, 1975), yang dijelaskan dalam buku The Linguistics of Humor: An Introduction karya Salvatore Attardo. Dalam eksperimen ini, peserta diminta untuk mengangkat beban yang semakin berat, dan mereka diberi alasan bahwa mereka harus mengangkat beban-beban tersebut untuk membandingkan kekuatan mereka dengan standar yang telah ditetapkan. Namun, tiba-tiba, salah satu beban yang mereka angkat terasa jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang sebelumnya. Reaksi yang terjadi cukup mengejutkan: peserta cenderung tersenyum atau bahkan tertawa lebih banyak ketika mereka mengangkat beban yang lebih ringan itu dibandingkan jika beban tersebut sesuai dengan ekspektasi mereka (yaitu, semakin berat). Hal ini menunjukkan bahwa ketidaksesuaian—dalam hal ini, beban yang lebih ringan dari yang diharapkan—dapat memicu rasa kaget yang justru berujung pada tawa.
ADVERTISEMENT
Eksperimen ini telah banyak direplikasi oleh peneliti lain, seperti yang dilakukan oleh Gerber & Routh (1975), Deckers & Kizer (1975), dan banyak lagi. Hasil eksperimen ini memperlihatkan bahwa ketidaksesuaian atau "incongruity" adalah faktor utama yang memicu rasa humor. Ketika kita mengharapkan sesuatu terjadi dengan cara tertentu, dan kemudian terjadi hal yang sangat berbeda, reaksi kita bisa berupa tawa karena ketidaksesuaian ini. Ini adalah operasionalisasi yang sangat jelas dan sederhana dari ide ketidaksesuaian dalam humor. Ketika kita dihadapkan pada situasi yang tidak sesuai dengan harapan, itu bisa memicu rasa kaget dan tawa. Bahkan, eksperimen ini dianggap sebagai bukti yang sangat kuat bahwa ketidaksesuaian saja bisa cukup untuk menghasilkan tawa yang tulus.
ADVERTISEMENT
Jadi, bisa dibilang bahwa humor sering kali muncul ketika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dan justru ketidaksesuaian inilah yang membuat humor begitu kuat dan universal. Humor yang muncul dari ketidaksesuaian atau kejutan ini bisa ditemukan dalam banyak bentuk, mulai dari komentar lucu di media sosial hingga eksperimen ilmiah yang menunjukkan bagaimana kita bereaksi terhadap hal-hal yang tak terduga. Jadi, lain kali ketika kamu membaca komentar yang aneh dan tidak nyambung, ingatlah bahwa itu mungkin justru yang membuatnya lucu!
Syahira Bahaswan, penulis dari Universitas Brawijaya & pemagang di Institut Humor Indonesia Kini / ihik3.com, lembaga kajian yang serius mengelola humor secara profesional.