Mengupas Realita Kesenjangan Women Support Women

Syahra Maharani
Mahasiswi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
9 Maret 2023 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahra Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambaran sirkel pertemanan wanita. (Dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambaran sirkel pertemanan wanita. (Dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Women support women atau jika diartikan ke bahasa Indonesia menjadi wanita dukung wanita adalah salah satu kampanye dari feminisme. Kampanye ini bertujuan agar seluruh wanita saling mendukung satu sama lain demi menguatkan persatuan dan kesatuan wanita memperjuangkan kesetaraan gender. Kampanye ini direspons baik oleh berbagai pihak khususnya wanita. Walaupun begitu, kampanye ini belum seutuhnya berhasil. Mengapa? Karena masih adanya kesenjangan women support women.
ADVERTISEMENT
Kesenjangan menurut KBBI adalah perihal (yang bersifat) senjang; ketidakseimbangan; ketidaksimetrisan; jurang pemisah. Kesenjangan adalah ketidakseimbangan atau ketidakmerataan yang ada pada suatu hal. Maka dari itu, kesenjangan women support women adalah ketidakseimbangan kampanye wanita dukung wanita yang digaungkan oleh feminis.
Apa saja kesenjangan women support women? Mari kita kupas.
Ada istilah “women support women only in her circle”, yang artinya wanita dukung wanita hanya pada sirkel atau lingkungan pertemanannya. Hal ini masih marak ada di masyarakat. Bisa kita lihat masih banyak wanita yang menjelekkan wanita lain namun sangat mendukung wanita yang merupakan teman satu sirkelnya. Hal ini tidak sejalan dengan konsep dasar women support women yang menggaungkan bahwa wanita harus dukung satu sama lain tanpa melihat latar belakangnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, masih banyaknya wanita yang menyalahkan pakaian wanita lain yang tidak sesuai norma yang berlaku. Begitupun sebaliknya, masih banyak wanita yang mengejek wanita yang menutup auratnya dengan ekstra dan mengecapnya dengan stereotip budaya gurun. Padahal berpakaian sejatinya adalah hak independen wanita. Wanita bebas memakai apa saja selama dia nyaman dan tidak dipaksa oleh siapa pun. Hal ini sangat menyalahi konsep women support women yang saling mendukung satu sama lain. Jika pakaian masih terus menjadi perdebatan, maka kaum anti-feminisme akan semakin menolak feminisme.
Selain itu, masih bisa ditemui wanita membenci wanita lain dan menjadikannya sebagai lawan atau saingan ketika memasuki ranah percintaan. Sejatinya rasa cemburu itu manusiawi, namun jika dibarengi dengan sikap benci maka itu sangat berlebihan. Sikap saling menjatuhkan ketika memperebutkan lawan jenis sangat tidak sesuai dengan konsep women support women. Banyak wanita yang menghina fisik wanita lain bahkan “bermain kotor” ketika memperebutkan lawan jenis. Women support women seharusnya menjadi penyadar wanita bahwa wanita tidak boleh benci wanita lain dengan alasan apa pun.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa kesenjangan women support women yang telah dipaparkan di atas, sudah sepatutnya wanita saling mendukung satu sama lain. Hal ini agar kesetaraan gender semakin mudah diwujudkan. Jika sesama wanita tidak bisa mendukung kesetaraan wanita, bagaimana wanita bisa mewujudkan kesetaraan gender?