news-card-video
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Allah Tidak Pernah Membiarkan Saya ...

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Edukator Dana Pensiun - LSP Dana Pensiun - Konsultan - Dr. Manajemen Pendidikan - Pendiri TBM Lentera Pustaka - Penulis 54 buku
15 Maret 2025 7:51 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari ini, 15 Maret 2025, seorang anak laki-laki membuka lipatan sejarahnya yang disimpan rapi. Dari sejak kecil hingga dewasa, dia menjadi mangsa kemiskinan dan ketidakberdayaan. Ketidakmampuan berbuat apa-apa, bukan sekali dua kali tapi berkali-kali. Bukan pula sehari dua hari tapi bertahun-tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Kini di usianya yang tidak lagi muda, dia sedikit mengingat sejarah masa lalunya. Serba kekurangan, penuh kekhawatiran dan ketakutan. Dia hanya mampu mengetap bibir dan mengunci mulut dari perjalanan panjang yang dialaminya, dalam duka dan suka. Dalam gelombang kehidupan yang memang penuh dengan ujian, cobaan, bahkan ketidak-sempurnaan. Hingga dia sendiri tidak paham, apa sebenarnya yang terjadi pada dirinya?
Makin direnungi makin didalami, anak laki-laki yang kini berusai 55 tahun itu, makin sadar. Bahwa tidak ada satu pun manusia di dunia yang sempurna. Apalagi yang terbiasa melewati jalan berliku, bahkan lebih banyak jalan yang gelap gulita daripada terang benderang. Tumbuh remaja dalam asuhan tangan seorang Bapak yang tentara dan ibu rumah tangga yang sederhana. Dalam pikirannya, lagi dan lagi hingga kini, batinnya terus membisik, “aku kotor, aku kotor dan aku bukan apa-apa”. Selalu menghinakan dirinya sendiri, bahwa dia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Penuh lirih dan menjadi pengakuan muhasabah diri yang emosional.
ADVERTISEMENT
Hari demi hari, waktu demi waktu terus berlalu. Pada banyak perjalanan yang dilaluinya, kini dia selalu berdoa kepada Tuhannya. Agar selalu diberikan sehat wal afiat untuk memperbaiki diri, untuk selalu sadar dan tahu diri. Bahwa “waktunya semakin dekat …”. Agar mampu mengisi waktu yang tersisa untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya, kepada keluarganya, dan kepada umat. Berbuat yang baik dan mau menebar manfaat, di mana pun, selagi masih ada waktu. Begitu tekad si anak laki-laki itu hingga ajal menjemputnya kelak.
Seorang anak laki-laki itu terus berjibaku dengan ujian demi ujian, cobaan demi cobaan. Tanpa berkeluh-kesah kepada siapapun, tanpa mengumbar omongan ke sana ke mari. Merasa berdosa, merasa tidak berdaya. Hingga lidahnya bertalu-talu dalam doanya bertanya, ”Apa iya Allah membiarkan saya begini…?” Sesekali air matanya menitik dalam solat dan doanya. Ternyata, Allah mendidiknya dengan ujian dan cobaan sedari kecil. Si anak laki-laki itu hanya berjuang untuk terus memulihkan dirinya, berkat bantuan Allah yang ada dalam hatinya.
ADVERTISEMENT
Adalah nyata, siapapun bisa mengalami masalah dan ujian berat. Siapapun boleh berprasangka, tentang apapun dan untuk siapapun. Tapi dalam sabar dan syukur, percayalah semuanya akan terlewatkan, semuanya akan indah pada waktunya. Karena Allah sama sekali tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya sendirian. Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba-Nya, mau sejelek apapun pikirang dan prasangka hambanya.
Seorang anak laki-laki itu, yang terlahir 55 tahun lalu, kini hanya bisa bersyukur dan bersyukur. Atas anugerah dan karunia Allah kepadanya. Ujian terberat dalam hidupnya sudah terlewati. Selama 6 tahun 2 bulan, akhirnya mampu menyelesaikan studi program doktor – S3 Manajemen Pendidikan dan tetap istikomah menekuni profesinya sebagai dosen yang memasuki 31 tahun. Tetap konsisten menjalani aktivitas sosial di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Slaak Bogor sebagai ladang alam dan jalan hidup di akhir hayatnya. Berkiprah sebagai konsultan dan profesional di bidang dana pensiun dan berbagai organisasi. Dan yang sangat disyukuri, dikelilingi oleh orang-orang baik yang selalu mendukungnya. Istri dan anak-anaknya yang menjadi saksi perjalanan hidupnya. Tinggal menjalani hari-hari esok untuk menjadi lebih baik lagi, khususnya menemani dua cahaya hatinya kini; Farah Gammathirsty Elsyarif, anak bungsunya yang mau kuliah tahun ini dan Aleena Thalia Saqeenarava, cucu kesayangannya.
ADVERTISEMENT
Sudah terbukti dan percayalah, Allah tidak pernqah membiarkan dan meninggalkan hambanya. Hingga seoarang anak laki-laki itu, hari ini menuliskan "Subhanallah, segala puji hanya bagi-Nya, ujian berat itu diringankan Allah dengan nikmat yang tidak terhitung dan tidak terucap dengan kalimat syukur. Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah memberikan yang terbaik dalam hidup hamba. Bila tahu begini indah, untuk apa meratapi ujian dan cobaan yang pernah dilewati".
Allah tidak pernah membiarkan saya
...............
Apapun pasti ada hikhanya. Rasulullah SAW pernah diuji oleh Allah dengan perasaan dibiarkan, dihinakan, dan tidak dipedulikan. Berbagai Riwayat menyebut, Rasulullah SAW bertubi-tubi dihadapkan pada rintangan wakwah yang menyeramkan, berulang-ulang kali tidak terlepas dari ujian dan cobaan. Bahkan satu ketika wahyu tidak diturunkan Allah SWT selama 6 bulan, terputus tali cinta Allah kepada sang kekasih-Nya begitu lama. Resah gelisah, menanti-nanti dalam kerinduan. Kesedihan Rasulullah jauh lebih berat daripada saat kehilangan anaknya. Bertanya-tanya, apakah telah hilang perhatian Allah kepadanya? Adakah dia melakukan kesilapan sehingga dihukum Allah?
ADVERTISEMENT
...............
Sungguh, tidak ada satu pun manusia di dunia yang hidup tanpa ujian dan cobaan. Tidak satu pun orang hebat di dunia ini yang tercipta dalam satu malam. Orang-orang hebat bukanlah hasil dari satu malam, melainkan melalui perjalanan panjang, penuh pengorbanan, banyak kehilangan dan tantangan. Terbukti, setiap kesulitan yang dihadapi adalah batu loncatan menuju kebahagiaan sejati. Siapapun bisa belajar dari setiap kegagalan dan menggunakannya sebagai pelajaran berharga untuk tumbuh lebih baik lagi. Ujian dan cobaan, hanya jembatan untuk membentuk karakter yang kokoh sebagai bekal untuk mencapai tujuan hidup yang baik.
Kini, si anak laki-laki itu tidak lagi fokus pada apa yang hilang. Lebih baik fokus pada kebahagiaan yang akan datang. Kebahagiaan yang tidak pernah terletak di luar dirinya. Tapi selalu ada dalam dirinya sendiri, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang Allah berikan kepadanya. Untuk mengingat kodrat seseorang yang dilahirkan ke muka bumi, saat dilahirkan, adalah untuk berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama sebagai pembuka pintu-pintu kebahagiaan untuk dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Hidup pasti membawa tantangan tersendiri. Ujian dan cobaan bukan hanya tentang bagaimana bisa bertahan. Tapi juga tentang bagaimana seseorang menjaga karakter dan sikap teguhnya dalam ikhtiar. Tertap berniat baik, menjaga komitmen dan konsistensi untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Karenanya, ujian sehebat apapun, tetaplah pada ikhtiar dan tetap berdamai dengan diri sendiri. Fokus pada solusi bukan masalah. Terus bergerak untuk mencapai tujuan baik yang sudah dicanangkan.
Dan yang penting, apapun yang baik cukup dikerjakan tanpa perlu diceritakan. Karena orang yang membenci tidak akan pernah peduli itu dan orang yang suka tidak butuh itu. Setiap perjalanan hidup pasti ada hikmahnya dan akan tiba waktu indahnya saat semesta menginginkannya. Sangat benar, semuanya sudah ditakar, semuanya tidak akan tertukar. Baik buruk, salah benar pasti akan terbayar. Siapapun tidak akan sesat, asal tidak lupa arah kiblat.
ADVERTISEMENT
Sungguh, Allah tidak pernah membiarkan dan tidak meninggalkan saya. Itulah catatan ulang tahun si anak laki-laki yang kini berusia 55 tahun. Alhamdulillah ya Allah, terima kasih Allah.