Literasi All England 2021, Apa Hikmahnya?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
21 Maret 2021 8:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tim Indonesia “dipaksa” mundur dari turnamen bergengsi All England 2021.
ADVERTISEMENT
Konon penyebabnya, akibat saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham terdapat penumpang yang terkena COVID-19. Pemerintah Inggris dan BWF memutuskan seluruh tim Indonesia dipaksa harus mundur dari turnamen bulutangkis bergengsi sejagat itu. Sontak, sebagai bangsa. Kita semua kecewa, marah, dan tidak terima. Bahkan ada yang mengajak boikot Inggris. Karena itu, keputusan sepihak dan sangat merugikan atlet Indonesia.
Dipaksa mundur dari All England. Pasti kecewa dan marah. Apalagi sepihak, tanpa kompromi tanpa komunikasi. Merasa dizolimi. Merasa diperlakukan tidak adil. Maka, sangat wajar marah. Sangat wajar kecewa dan menuding Inggris atau BWF tidak objektif.
Atas sebab apapun. Termasuk dipaksa mundur dari All England. Kecewa boleh, marah silakan. Boikot pun tidak dilarang. Itu jadi bukti. Bahwa dipaksa mundur itu tidak enak. Diperlakukan tidak adil atau dizolimi itu menyakitkan. Maka hikmahnya, janganlah bertindak tidak adil. Jangan menzolimi siapapu, dalam hal apapun.
ADVERTISEMENT
Patut bertanya pada diri sendiri. Apakah selama ini kita sudah bertindak adil? Apakah selama ini kita tidak menzolimi orang lain? Bila tidak, maka alhamdulillah dan lanjutkanlah Bila iya, maka pasti si orang yang diperlakukan tidak adil atau dizolomi pun kecewa dan marah.
Tim Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021. Apa hikmahnya?
Jadi begini. Kita sama sekali tidak bisa mengontrol apa yang mau dilakukan orang lain kepada kita. Karena siapapun bebas bertindak apapun kepada siapapun. Mau menyenangkan atau merugikan, sama sekali kita tidak bisa control orang lain. jadi, kita hanya bisa menerima dan mengambil hikmahnya. Hanya itu, mengambil pelajaran dari setiap peristwa pada diri kita. Maka soal All England, Indonesia pun tidak bisa mengontrol keputusan Pemerintah Inggris atau BWF. Bahwa ikhtiar bertanya tentu harus dilakukan, apa alasannya? Bahwa kecewa, marah, dan ingin boikot pun dapat dimaklumi.
ADVERTISEMENT
Sekalipun tim All England niatnya berjuang untuk nama bangsa dan negara. Tapi jangan lupa, sebagai manusia ada anjuran untuk sabar. Sabar dalam menerima perlakuan orang lain. Sabar dalam ikhtiar, dan sabar dalam menerima keputusan apapun. Enak atau tidak enak ya sabar. Karena sejatinya, “Sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal soleh. Yaitu mereka yang sabar dan mereka pula berserah diri bulat-bulat kepada Tuhannya." (QS Al-Ankabut, 58-59).
Begitu pula saat pegiat literasi berjuang di taman bacaan. Selalu saja ada orang yang tidak peduli, Ada orang yang tidak suka, ada pula orang yang membenci taman bacaan. Lalu kita bertanya, bila taman bacaan baik. Kenapa ada orang yang tidak suka? Bila sudah ikhtiar dan dikomunikasikan, maka taman bacaan pun harus bersabar. Sabar di jalan kebaikan untuk menegakkan tradisi baca dan budaya literasi.
ADVERTISEMENT
Sabar dan sabar. Karena cobaan atau musibah yang menimpa kita pasti sudah diatur oleh Allah SWT. Jika ikhtiar baik sudah, doa baik sudah. Maka bersabarlah dan sehakan segalanya kepada Allah SWT. Biarkan Allah SWT yang akan bekerja untuk kita.
Dunia literasi hanya ingin menegaskan. Bahwa siapapun tidak akan pernah bisa mengontrol apa yang mau dilakukan orang lain kepada kita. Karena kita hanya bisa mengontrol diri kita sendiri. Bukan mengontrol orang lain. Salam literasi #KampanyeLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka