Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Literasi Egoisme
13 Februari 2025 16:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di sekitar kita, ada orang yang egois. Egois adalah sifat yang membuat seseorang hanya memikirkan diri sendiri dan mengutamakan kebutuhannya sendiri di atas orang lain. Orang yang egois cenderung bertindak semena-mena dan tidak peduli dengan dampak tindakannya pada orang lain. Begitulah nyatanya bila terjerembab ke sifat egois.
ADVERTISEMENT
Sudah pasti, orang yang mementingkan diri sendiri tidak dapat hidup bahagia. Egoisme jauh dari kedamaian. Meskipun kita merasa puas dengan pencapaian pribadi atau kesenangan sesaat, kebahagiaan yang mendalam tidak dapat dicapai jika kita terlalu fokus pada diri sendiri. Karena egoisme cenderung menyisakan rasa kosong bila kita terjebak dalam keinginan untuk terus mengutamakan kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kebutuhan atau perasaan orang lain. Puas untuk diri sendiri, belum tentu baik untuk orang lain.
Sebaliknya, untuk hidup bahagia siapapun perlu memenuhi keinginan orang lain. Bahagia karena mau membantu orang lain. Karenanya, kebahagiaan yang sejati sering kali ditemukan dalam memberi dan berbagi dengan sesama. Ketika kita memberikan perhatian, kebaikan, atau bahkan dukungan emosional kepada orang lain, kita bukan hanya membantu mereka merasa dihargai, tetapi juga memperoleh kebahagiaan dari perasaan puas yang datang dengan membuat orang lain bahagia. Begitulah realitasnya dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Ada banyak riset membuktikan bahwa membantu orang lain dapat meningkatkan perasaan kesejahteraan dan kebahagiaan kita sendiri. Maka benar, menolong orang lain berarti kita menolong diri sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti akan membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup dan mencapai kepuasan batin tersendiri.
Seperti berkiprah di taman bacaan, adalah bagian membantu orang lain untuk mencapai rasa bahagia melalui buku-buku bacaan. Menyediakan akses bacaan, memotivasi anak-anak, mengajar baca tulis kaum buta aksara hingga menjalankan motor baca keliling adalah cara sederhana mencapai kebahagiaan. Karena siapapun yang ada dan berada di taman bacaan, pasti untuk membantu orang lain.
Maka hindarilah sikap mementingkan diri sendiri. Jauhi perilaku egois, sikap yang tidak peduli dengan perasaan dan kebutuhan orang lain. Tidak memiliki empati dan tidak mau berkorban untuk kepentingan bersama. Apalagi berpikir merasa berhak mendapatkan apa yang diinginkan, meskipun itu merugikan orang lain. Siapa yang egois? Dia yang mementingkan diri sendiri dan membungkam hak bicara orang lain.
ADVERTISEMENT
Sudah pasti, orang yang mementingkan diri sendiri tidak dapat hidup bahagia. Karena kebahagiaan lahir dari kemauan untuk menolong orang lain, berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi