Konten dari Pengguna

Pak, Saya Mau Jadi Peserta DPLK Gimana Caranya?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Edukator Dana Pensiun - LSP Dana Pensiun - Konsultan - Lulus S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
1 Oktober 2021 23:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Katanya sih pernah ikut seminar dana pensiun saya. Tiba-tiba ada orang muda yang telepon saya. Setelah memperkenalkan diri, dia bilang ke saya: “Pak, salam kenal. Saya seorang pekerja. Intinya begini Pak, saya ingin mulai menabung untuk pensiun saya. Karena kerja kan tidak selamanya. Bla … bla ... bla …”. Begitulah dia bilang panjang lebar.
ADVERTISEMENT
Lalu saya jawab ke dia, “Wahh bagus banget itu Mas. Ya sudah mulai saja jadi peserta program DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Pilih saja yang ada di pasaran. Bagus itu, selagi kerja berani mulai nabung untuk masa pensiun. Jarang-jarang ada pekerja mau menyiapkan masa pensiunnya sendiri. Silakan Mas, jangan dituna lagi”
Dia lalu bilang lagi, "Begini Pak tapinya, saya belum tahu mau menyisihkan berapa per bulannya buat dana pensiun. Baru niat saja mau punya program pensiun. Makanya tanya bapak dulu. Mohon arahannya Pak".
Maka dengan santai saya menjawab "Begini saja Mas, daftar saja dulu ke DPLK. Berapa per bulan iuran sesuaikan saja dengan kemampuan ya. Asal segera ekskusi punya dana pensiun. Apalagi niatnya sudah bagus. Program pensiun bukan hanya niat Mas. Tapi butuh eksekusi, alias harus dimulai sejak dini. Asal mau sisihkan dana untuk masa pensiun nantinya. Jangan udah punya niat tapi tidak dilakukan. Mana mungkin masa pensiun sejahtera. Seperti di Bapak purnawirawan yang jadi manusia silver lho”.
ADVERTISEMENT
Sambil agak tersenyum, dia masih ngomong lagi. "Terus Pak, nanti saat bayar iuran bulanan untuk pensiun. Bila saya tidak bisa bayar atau lupa, gimana? Apa saya ditagih semuanya iuran pensiun saya? Soalnya saya pengen punya program pensiun. Tapi belum tahu caranya?”
"Loh, si Mas kerja kan?” tanya saya lagi, dia pun menjawab "Iya kerja Pak, di sebuah kantor di Jl. Sudirman tapi hanya pegawai biasa".
"Ohhh itu gak masalah. Daftar saja dulu Mas ke DPLK untuk punya program pensiun ya. Soal iuran semampunya saja bisa 100 ribu atau 200 ribu. Usahakan disiplin setiap bulan sisihkan iuran pensiunnya. Tapi bila lupa pun tidak masalah. Karena iuran yang tidak dibayarkan di program pensiun bukan dianggap utang Mas. Kan DPLK sukarela jadi tidak masalah. Asal muali saja dulu jadi peserta DPLK ya biar masa pensiunnya uangnya cukup. Jadi, daftar saja dulujadi peserta ya sekarang" lanjut ceramah saya begitu.
Pak, saya mau jadi peserta DPLK gimana caranya?
Lalu dia berkata lagi. "Pak Syarif , maaf ya. Bisa tidak bantu saya hubungi DPLK-nya. Biar saya isa tanya juga gimana caranya jadi peserta DPLK itu? Saya takut gak bisa bayar iuran setiap bulan. Maklum Pak, kan banyak kebutuhan biar anak muda juga. Takut jadi berat saja”.
ADVERTISEMENT
Tensi saya pun mulai naik. Maunya apa si anak muda. Mau jadi peserta DPLK atau nanya doang. Maka saya jawab lagi. "Begini ya Mas, kalau mau punya program pensiun. Mau jadi peserta DPLK lakukan saja dulu. Daftar ke DPLK, nanti tanya di sana ya. Pekerja muda kayak Mas itu bagus bila mau menyisihkan gaji untuk masa pensiun. Eksekusi saja dulu. Jangan mikir yang macam-macam. Bukan saya tidak mau bantu. Si Mas mau jadi peserta DPLK saja nanya melulu. Padahal belum jadi peserta. Gimana mau pensiun sejahtera? Belum jadi peserta sudah banyak yang dipikirkan?".
Ehh dia masih berkilah. "Ohh ya udah, Pak Syarif. Kalau Bapak tidak mau bantu, nanti saya pikirkan lagi deh untuk jadi peserta DPLK. Kalau masalah pensiun sih, gimana nanti saja ya Pak. Terima kasih ya Pak"
ADVERTISEMENT
.
"Maaf ya Mas, bukannya saya tidak mau bantu. Mas tanya kan sudah saya jawab. Tapi ini buat pelajaran saja. Kalau sudah punya niat mau siapkan pensiun sendiri, ya segera eksekusi. Daftar jadi peserta DPLK. Itu sudah pas. Bila mau pensiun sejahtera, mulai untuk nabung sedari muda Mas. Sisihkan sedikit gaji buat program pensiun. Semampu si Mas saja. Agar sadar bahwa kerja itu tidak selamanya. Dan hari tua itu harus dipersiapkan. Karena memang, hanya si pekerja yang harus peduli pada masa pensiunnya sendiri. Tapi kalau si Mas, belum masuk jadi peserta DPLK sudah banyak tanya. Banyak begini begitu ya susah juga!!" Begitu jawaban saya dengan nada agak keras.
Tut... tuut... tuuuut. Ternyata telepon pun di matikan.
ADVERTISEMENT
Yah begitlah kenyataan pekerja di dekat kita. Sadar bahwa mempersiapkan masa pensiun itu penting. Tahu menabung untuk hari tua itu bagus. Tapi sayang, hanya mendaftar jadi peserta program pensiun sepert DPLK saja tidak berani memulai. Punya niat tapitidak dieksekusi. Lalu, gimana masa pensiunnya bisa sejahtera?
Katanya masa pensiun penting dipersiapkan sejak dini. Semua orang bilang begitu, semua pekerja sadar itu. TAPI BERJUANG UNTUK JADI PESERTA DPLK saja setengah-setengah. Belum apa-apa sudah banyak yang ditanya, ehh akhirnya tetap tidak punya program pensiun.
Pantas, masa pensiun banyak pekerja selalu jadi momok yang menakutkan. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLK