news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tentang Liputan dan Wawancara Jurnalistik

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
15 Desember 2020 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Wartawan Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wartawan Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Liputan atau reportase merupakan salah satu kegiatan yang ditempuh wartawan atau jurnalis dalam pencarian bahan atau materi yang akan dijadikan berita.
ADVERTISEMENT
Secara istilah, liputan lebih mengacu pada proses keseluruhan dalam pencarian berita. Sedangkan reportase bertumpu pada aspek teknikal atau keterampilan yang ditempuh untuk mendapatkan bahan berita
Jika ditinjau dari prosesnya, ada dua liputan jurnalistik:
Liputan terduga: penciptaan berita dari masalah-masalah yang sifatnya sudah dapat diduga sebelumnya—wartawan sbg news maker atau pembuat berita.
Liputan tak terduga: perburuan berita atas masalah-masalah yang sifatnya tidak terduga. Wartawan sebagai news hunter atau pemburu berita.
Wawancara pun tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Ada teknik wawancara yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan suatu berita. Adapun keterampilan dasar dalam wawancara berita adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Dari segi orientasinya, wawancara berita harus bertumpu pada:
1. Mempersiapkan outline wawancara sebagai pijakan.
2. Memahami tata krama mewawancarai
3. Menghindari perdebatan dengan narasumber.
4. Menanyakan topik yang khusus/spesifik.
5. Bertanya dalam bahasa yang singkat dan jelas.
6. Menyesuaikan diri dengan karakter narasumber.
7. Menjalin hubungan personal dengan narasumber.
8. Memihak kepada narasumber.
Sumber: Buku "Jurnalistik Terapan" karya Syarifudin Yunus (cetakan ke-4)
Buku Jurnalistik Terapan karya Syarifudin Yunus