Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dampak Toxic Parenting Pada Mental Anak
14 Oktober 2024 15:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Syauqil Iyad Annajmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Toxic parenting merupakan pola pengasuhan yang keliru dan tanpa sadar dapat melukai psikologis anak. Pola pengasuhan tersebut kerap dilakukan oleh orang tua yang umumnya kasar, tidak dewasa, serta memiliki gangguan mental.
ADVERTISEMENT
Penyebab-penyebab toxic parenting diantaranya:
1. Gangguan Mental atau Trauma Orang Tua
Pola asuh toxic parenting ini sering kali dipicu oleh gangguan mental atau trauma orang tua di masa lalu. Penyebab yang paling umum adalah pengalaman pribadi yang traumatis atau masalah pribadi tertentu yang dialami oleh orang tua, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan kepribadian.
2. Kurangnya Dukung Sosial bagi Orang Tua
Kurangnya dukungan sosial juga dapat memengaruhi cara orang tua membesarkan anak-anak mereka. Orang tua yang merasa terisolasi atau tidak memiliki dukungan sosial yang memadai mungkin merasa stres atau tertekan, dan hal ini dapat memengaruhi cara mereka membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang tidak sehat.
3. Harapan yang Tidak Realistis
Harapan yang tidak realistis juga bisa menjadi penyebab toxic parenting. Orang tua yang memiliki harapan yang tidak realistis terhadap anak-anak mereka, seperti mengharapkan mereka untuk menjadi sempurna atau mencapai standar yang terlalu tinggi, mungkin menempatkan tekanan yang tidak sehat pada anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
Ketika orang tua berperilaku toxic, hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan emosional dan psikologis anak-anak mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk menyadari perilaku mereka dan berusaha untuk memperbaikinya agar dapat memberikan lingkungan yang sehat dan positif bagi anak-anak.
Ciri-ciri toxic parenting diantaranya:
1. Orangtua melarang anak untuk mengekspresikan emosi negatif.
2. Orangtua tidak bisa/berlebihan memberikan kasih sayang dan rasa aman pada anaknya.
3. Orangtua selalu mengkritisi tindakan dan pilihan anak yang selalu dianggap salah.
4. Orangtua yang terlalu mengekang dan membatasi anak
Tentu toxic parenting ini juga menimbulkan dampak negatif pada mental dan pertumbuhan anak. Anak dengan toxic parenting akan memiliki citra diri rendah, sering merasa stres, cemas, dihantui rasa bersalah, tidak percaya diri dan depresi. Kondisi semacam ini akan terus dirasakan sang anak dan mempengaruhi kepribadiannya ketika dewasa. Remaja yang mengalami pola asuh ketat cenderung menunjukkan tingkat kecemasan sosial, perilaku menarik diri, dan kemarahan yang lebih tinggi , yang dapat mengakibatkan konflik dengan teman sebaya lebih sering terjadi dan strategi penanganan yang kurang efektif, sehingga meningkatkan kerentanan mereka terhadap viktimisasi. Selain dampak emosional, anak yang mengalami toxic parenting juga cenderung menunjukkan masalah perilaku. Mereka bisa menjadi agresif, menentang aturan, atau justru menarik diri dari interaksi sosial. Tidak jarang, anak yang mengalami toxic parenting cenderung mengulangi pola yang sama ketika mereka menjadi orang tua. Hal ini menciptakan siklus yang berbahaya di mana toxic parenting terus berlanjut dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, jangan melakukan toxic parenting pada anak karena dampak dari perilaku tersebut sangat membahayakan psilokolog pada anak.