Konten dari Pengguna

Bu Ubay: Seorang Guru Ngaji yang Mengabdi dengan Hati

Tantri Janatul Hikma
Mahasiswa universitas pamulang
22 April 2025 13:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tantri Janatul Hikma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Pribadi: Pimpinan TPQ Al-Ubadah
zoom-in-whitePerbesar
Foto Pribadi: Pimpinan TPQ Al-Ubadah
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang guru ngaji bukanlah hal yang mudah, tetapi bagi Bu Ubay, ini adalah panggilan hati. Sejak tahun 2000, ia telah membangun Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dengan penuh perjuangan. Awalnya hanya memiliki lima murid, namun dengan tekad yang kuat dan ketulusan dalam mengajar, kini TPA tersebut telah berkembang hingga memiliki 300 siswa. Perjalanan Bu Ubay dalam mengajar penuh dengan tantangan. Salah satu hambatan terbesar yang dihadapinya adalah kurangnya dukungan dari sebagian orang tua murid. Banyak dari mereka yang tidak menyadari pentingnya ilmu agama dan enggan mengarahkan anak-anaknya untuk mengaji. Namun, Bu Ubay tidak menyerah. Ia terus mengajar dengan kesabaran dan keteguhan hati, menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an kepada murid-muridnya. Bu Ubay memiliki prinsip utama dalam mengajar, yaitu mengajar karena Allah (lillahita’ala). Baginya, ilmu bukan hanya tentang membaca dan menghafal, tetapi juga membentuk akhlak yang baik. Ia selalu menanamkan nilai-nilai moral kepada murid-muridnya, seperti menghormati orang tua, menghargai guru, serta menjaga sholat lima waktu. Dalam menghadapi anak-anak yang sulit belajar, Bu Ubay memiliki metode unik. Ia membiarkan mereka membaca Al-Qur’an sendiri tanpa beramai-ramai agar lebih fokus dan memahami dengan baik. Selain itu, ia juga mengajarkan berbagai kegiatan islami lainnya, seperti membaca sholawat dan kaligrafi, untuk menambah semangat belajar para murid. Harapan terbesar Bu Ubay adalah melihat murid-muridnya tumbuh menjadi hafidz Qur'an yang berakhlak mulia. Ia ingin agar generasi muda tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang baik dan berpegang teguh pada ajaran Islam. Bagi siapa pun yang bercita-cita mengikuti jejak beliau sebagai seorang guru ngaji, Bu Ubay menitipkan sebuah pesan mendalam: hendaknya mereka selalu menanamkan niat yang tulus, mengajar semata-mata karena Allah, tanpa mengharap balasan duniawi. Ia juga mengingatkan agar tidak pernah merasa lelah ataupun menyerah dalam menapaki jalan perjuangan suci ini, yakni berjuang di jalan Allah (Fii Sabilillah) karena setiap langkah dalam pengabdian ini memiliki nilai yang tak ternilai di sisi-Nya. Dengan dedikasinya yang luar biasa, Bu Ubay bukan hanya seorang guru, tetapi juga seorang pembimbing spiritual yang menginspirasi banyak orang. Semoga semangatnya terus menjadi cahaya bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT