Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Perjuangan Ibu yang Melahirkanku
28 Mei 2022 11:36 WIB
Tulisan dari TATI RUKMANAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ibu adalah sosok malaikat tanpa sayap yang bersedia memberikan seluruh kasihnya. Ibu adalah sandaran bagi anak-anaknya ketika anak-anaknya sedang terpuruk. Ibu adalah sosok yang hebat dalam keluarga.
ADVERTISEMENT
Namaku Tati Rukmanah. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan suami istri yang menikah pada 22 tahun silam. Serang adalah kota aku dilahirkan setelah ibuku mengandung selama 9 bulan. Ada perjuangan serta pengorbanan yang sangat besar ketika ibuku ingin melahirkanku.
Aku adalah cucu pertama dari pihak keluarga ibuku, cucu yang dinanti-nantikan. Ibuku tipe orang yang sangat susah untuk makan, walaupun ia tahu bahwa ia tengah hamil, tetapi ia tetap bersikeras untuk menahan rasa laparnya. Ibuku mempunyai bobot badan yang cukup kecil yaitu 43kg.
Semakin membesar perutnya, semakin susah untuknya menjangkau sesuatu, karena bobot dirinya yang sangat kecil. Sewaktu aku ingin lahir, ibuku merasakan rasa sakit yang teramat dalam. Kontraksi demi kontraksi muncul sekian menit sekali yang menandakan ibuku akan segera melahirkan.
ADVERTISEMENT
Segera ibuku dibawa ke bidan terdekat oleh ayahku serta keluarga dari ibuku. Rasa senang, sedih, khawatir bercampur aduk karena cucu yang dinanti akan segera hadir ditengah mereka. Berharap cucu dan sang ibu akan selamat serta sehat tanpa kekurangan sedikit pun.
Akan tetapi, ada satu kejadian yang membuat aku susah dilahirkan, yaitu bobot bayi dalam kandungan terlalu besar mencapai 4,2kg. Sementara itu, ibuku memiliki badan yang cukup kecil sehingga untuk mengejan pun ia tak sanggup. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore tetapi ibuku masih belum bisa melahirkanku.
Cara demi cara dilakukan oleh bidan untuk segera mengeluarkanku dari perut ibuku. Selain karena bobot yang besar, aku memiliki rambut yang tebal dan cukup panjang sehingga ibuku merasakan pedih ketika ia sedang mengejan.
ADVERTISEMENT
Beberapa menit berlalu tetapi upaya untuk melahirkanku belum juga berhasil. Cara terakhir yang dipakai oleh bidan adalah dengan cara menarik kepalaku dengan menggunakan alat penyedot yang tentunya aman untuk digunakan. Perbedaan pendapat antar keluarga mulai terdengar oleh ayahku, tetapi ayahku harus tetap mengambil keputusan untuk menyelamatkanku dan juga ibuku.
Jika tidak cepat dalam mengambil keputusan, diantara ibu dan anak akan ada yang tidak selamat, atau mungkin dua-duanya bisa tidak selamat. Karena pada saat itu, ibuku sudah mulai kehabisan oksigen dan sudah tidak berdaya untuk memulai mengejan kembali. Maka dari itu, ayahku memutuskan pada bidan untuk segera mengeluarkanku menggunakan alat.
Tidak lama setelah itu, aku pun bisa dilahirkan. Bayi yang cukup sulit dilahirkan akhirnya bisa dilahirkan dengan selamat. Setelah melahirkan, ibuku masih tidak mempunyai tenaga karena kelelahan mengejan yang terlalu lama.
ADVERTISEMENT
Ibu, kau adalah malaikat yang mempunyai hati selembut sutra. Berkat perjuangan serta pengorbananmu, aku bisa lahir dengan selamat dan bisa merasakan kasih sayang ayah dan ibu sampai saat ini. Ibu, aku hanya ingin berterima kasih padamu, kau sudah melahirkanku dengan taruhan nyawa dan membesarkanku dengan sepenuh hatimu.
Ibu, aku berjanji aku akan membuatmu bangga padaku atas apa yang aku peroleh di masa depan. Aku akan menggantikan rasa lelah itu menjadi rasa bahagia yang belum pernah kau rasakan sebelumnya. Karena, kau adalah malaikatku. Ibu segalanya bagiku.