Cerita Narto Evakuasi Korban Bom Kampung Melayu ke Dalam Angkot

25 Mei 2017 16:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Foto Bripda Ridho di rumah keluarga. (Foto: Marcia Audita/kumparan)
Tiga orang polisi menjadi korban meninggal akibat ledakan bom di Kampung Melayu Jakarta Timur. Salah satu korban meninggal yakni Bripda Ridho Setiawan sempat mendapat pertolongan warga tak lama setelah bom meledak.
ADVERTISEMENT
Salah satu saksi, Narto (53 tahun), mengaku dia sedang berada tak jauh dari lokasi pada saat kejadian. Pada saat ledakan pertama sekitar pukul 21.00 WIB, Narto sempat berlari ke lokasi ledakan.
"Saya lagi mau makan sekitar jam 21.00 WIB. Itu pertama ada ledakan saya langsung lari ke arah suara, takut ada korban. Ternyata pas mau saya tolong ada ledakan lagi, saya langsung mundur. Jeda ledakannya paling lima menit," kata Narto pada saat ditemui di kediamannya di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5).
Narto, saksi ledakan bom Kampung Melayu (Foto: Diah Harni/kumparan)
Menurut Narto, jalanan sangat padat pada saat ledakan terjadi. Ia mengaku sempat menghalau mobil-mobil yang mengarah ke Terminal Kampung Melayu untuk memutar balik karena adanya ledakan itu.
ADVERTISEMENT
Pada saat itulah dia kemudian mendengar ada orang yang berteriak ada polisi yang menjadi korban. Belakangan, polisi itu diketahui adalah Bripda Ridho.
"Ada orang teriak polisi nih polisi kena. Saya muter buat ke TKP, terus saya lihat memang ada polisi namanya Ridho sudah berdarah-darah dari perut ke bawah," kata Narto.
Lokasi Bom Bunuh Diri Kampung Melayu (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
Ia pun sempat membantu mengevakuasi Ridho menjauh dari tempat kejadian. "Saya sama warga langsung angkat terus dimasukan ke angkot M15, suruh dibawa ke rumah sakit, tapi saya enggak ikut," ujar dia.
Usai mengevakuasi korban, Narto mengaku langsung kembali ke rumahnya. Sebab di lokasi kejadian sudah banyak polisi berdatangan untuk membersihkan lokasi kejadian.
Bripda Ridho sendiri diketahui menjadi salah satu korban yang meninggal dunia karena peristiwa ini. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menaikkan pangkat Ridho menjadi Briptu (anumerta).
ADVERTISEMENT
Laporan reporter Diah Harni