Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Semangat Bangkit KBA Layana Indah Pasca Gempa dan Tsunami Palu
5 Desember 2022 8:59 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Taumy Alif Firman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tak ada yang menyangka kala itu hari Jumat, 28 September 2018 kota Palu mendapatkan musibah yang maha dahsyat. Gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter (SR) yang disusul dengan gelombang tsunami dan likuifaksi. Palu berubah menjadi kota ‘mati’. Reruntuhan bangunan berserakan. Listrik padam berhari-hari. Korban jiwa pun terus berjatuhan. Ratapan dan kesedihan menghantui sepanjang hari.
ADVERTISEMENT
Ikon Kota Palu, Jembatan Ponulele juga runtuh. Jembatan yang berada di tepi pantai talise ini runtuh disapu gelombang tsunami. Khusus di Layana Indah sendiri, sekitar 4.500 warga mengungsi. Sejumlah warga yang tinggal di sekitar bibir pantai menjadi korban. Terdata lebih dari 50 warga Layana Indah meninggal dunia kala itu.
Posko pengungsian menjadi area tersibuk sekaligus sebagai area teraman kala itu. Bahu-membahu dan saling membantu sesama pengungsi adalah hal utama. Di Posko Layana Indah sendiri, Agus sebagai penggerak Kampung Berseri Astra ditunjuk sebagai Koordinator Divisi Logistik untuk mengatur segala kebutuhan harian para warga yang mengungsi.
Bantuan demi bantuan berdatangan sejak hari pertama pasca musibah. Saya sendiri pun sempat terlibat dalam proses penyaluran bantuan via darat dari Kota Poso. Meskipun sudah hari ketiga listrik dan telekomunikasi belum aktif, setidaknya bantuan sembako sudah berdatangan. Tak terkecuali dari pihak Astra yang memberikan bantuan sekitar satu ton beras untuk warga kampung Layana Indah. Selain itu, ada susu untuk balita yang awalnya memang diperuntukkan untuk program KBA bidang kesehatan.
ADVERTISEMENT
Aktivitas Agus di posko bencana membuatnya tak sempat mengurus ladang cabai yang sudah ditanam dan menunggu jadwal panen. Hampir semua pohon cabai di ladang, layu karena kekeringan. Air yang biasanya digunakan untuk menyiram cabai kali ini dialihkan untuk kebutuhan posko. Karena bagi Agus, urusan kemanusiaan dan kepentingan posko bencana lebih utama dibandingkan ladang cabai yang beliau kelola.
Bangkit Bersama Merajut Masa Depan
Hari demi hari pasca bencana gempa dan tsunami sudah terlewati. Pemanfaatan Rumah Baca Khofifah Azzahra yang tetap berdiri kokoh juga memberikan andil. Anak-anak masih bisa melakukan aktivitas baca membaca buku seperti sedia kala. Bahkan beberapa kegiatan tambahan seperti bermain musik juga dilakukan. Agar anak-anak tidak bosan dan sekaligus pemulihan trauma pasca bencana.
ADVERTISEMENT
Tanaman cabai yang layu juga tidak luput untuk bangkit. Dengan semangat Agus dan tim, perlahan tapi pasti kembali memulai dari nol proses penanaman bibit-bibit pohon cabai.
Tetapi kembali, masalah tetap ada yaitu terkait ketersediaan air yang selama ini hanya menggantungkan peruntungan pasokan air dari kelurahan. Untungnya, Agus segera mengambil inisiatif untuk berkoordinasi dengan pihak Astra.
Gayung bersambut, pihak Astra benar-benar membantu dalam mengatasi permasalahan pasokan air untuk ladang cabai dengan pembuatan sumur bor. Akhirnya dengan dukungan ini, Agus dan tim semangat dan optimis untuk bangkit merajut masa depan melalui ladang cabai.
Bukan hanya sekadar proses tanam dan panen cabai saja yang menjadi tujuan Agus, tetapi ingin menjadikan Layana Indah sebagai kampung mandiri. Apalagi terlihat antusias masyarakat juga semakin besar untuk ikut terlibat. Karena tidak hanya ingin berlarut-larut dalam kesedihan akibat bencana. Semua harus bangkit dari keterpurukan.
ADVERTISEMENT
Dari Ladang Cabai Menjadi Kawasan Eduwisata
Hadirnya sumur bor sebagai sumber air mandiri membuat pohon-pohon cabai berbuah segar. Bahkan untuk panen pun tinggal menunggu waktu saja. Apalagi cabai bisa berkali-kali berbuah dalam kurun waktu 2,5-3 bulan sekali panen.
Manajemen pertanian secara bertahap juga mulai diterapkan dengan terbentuknya satu gabungan kelompok tani (gapoktan) di Layana Indah. Selain menghasilkan cabai segar, para warga juga antusias untuk mempelajari hal baru dalam meningkatkan nilai tambah dari cabai yang di panen.
Salah satunya dengan menyisihkan sebagian hasil panen cabai untuk diolah menjadi saus cabai dan dikemas dalam botol-botol untuk dipasarkan kembali dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan jika menjual cabai segar.
Bukan hanya itu saja, cabai hasil panen juga dibuat dalam bentuk bubuk. Semua proses pembuatan ini, baik saus cabai ataupun serbuk cabai dikelola di rumah warga dengan pengawasan dan kontrol kualitas yang ketat.
ADVERTISEMENT
Semangat KBA Layana Indah untuk menjadi kampung mandiri terus menggeliat. Dari ladang cabai tercetuslah ide untuk menjadikan Layana Indah sebagai area eduwisata di pertengahan tahun 2020. Hampir 2 tahun pasca gempa dan tsunami.
Konsep eduwisata ini benar-benar menarik. Bukan hanya bisa melihat ladang cabai saja tetapi menghadirkan banyak pengetahuan yang didapatkan oleh para pengunjung. Apalagi saat ini banyak para milenial yang hanya bisa menikmati hasil pertanian tanpa tahu dan paham betapa panjangnya proses dibalik hasil pertanian tersebut.
Para pengunjung yang datang di kawasan eduwisata Layana Indah akan diberikan pengalaman bagaimana proses bercocok tanam itu dilakukan. Mulai dari pembuatan bedengan, proses penanaman bibit hingga proses panen. Semuanya bisa dilakukan disini.
Menariknya lagi, untuk memulai kunjungan para peserta akan menggunakan caping yaitu topi khas ala petani. Sehingga aktivitas benar-benar menyerupai kehidupan petani. Di akhir kunjungan, setiap peserta bisa membawa pulang produk hasil pertanian dalam kemasan menarik.
ADVERTISEMENT
Harapan menjadikan Layana Indah sebagai kampung mandiri benar-benar on the track. Bukan lagi kampung dengan banyaknya lahan tandus tetapi kampung yang memberikan banyak manfaat dan pengetahuan akan ilmu pertanian.