Digitalisasi Sistem Pertanian Tingkatkan Pertanian di Indonesia

Techno - Geek
Yuk ikuti channel kita agar tidak ketinggalan jaman dengan teknologi dan gadget terkini!
Konten dari Pengguna
19 Maret 2019 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Techno - Geek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Photo credit: Pexels
Memasuki era perkembangan teknologi modern, membawa dampak yang signifikan pada berbagai sektor kehidupan. Termasuk sistem pertanian di Indonesia. Sebelumnya, banyak petani lokal hanya mengandalkan cara tradisional mulai dari menentukan lahan, menentukan bibit, pengelolaan tanaman, pengelolaan masa panen hingga pascapanen. Kini hal tesebut perlahan berubah ke arah digital yang lebih baik. Meski begitu bukan berarti meninggalkan cara lama, keduanya saling melengkapi.
ADVERTISEMENT
Secara harfiah, pengertian digitalisasi adalah perubahan dari cara konvensional (analog) ke sebuah sistem digital berupa teks, angka, audio, dan visual. Dengan kata lain digitalisasi sistem pertanian adalah sebuah terobosan mengenai informasi pertanian dalam satu platform (wadah). Digitalisasi pertanian di Indonesia diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun lalu. Bekerjasama dengan PT. Telkom, para pemangku kepentingan ini membuat aplikasi yang dapat memudahkan petani tidak hanya mencari informasi saja, tetapi juga bisa berkomunikasi dengan Sobat Petani lain di Indonesia secara online.
Bentuk digitalisasi pertanian
Di Indonesia, bentuk digitalisasi sistem pertanian memang beragam dan masih dalam tahap pengembangan. Beberapa aspek yang menjadi acuan keberhasilan digitalisasi pertanian antara lain penerapan teknologi pertanian yang mutakhir, adanya aplikasi pertanian hingga pengelolaan sistem data pertanian di sebuah wilayah. Berikut ulasan ringkas mengenai ketiga hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Penggunaan teknologi mutakhir
Teknologi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kemajuan pertanian di Indonesia. Hal tersebut sudah terbukti sejak lama. Contohnya dulu petani menggunakan kerbau atau sapi untuk membajak sawah, kemudian dengan adanya traktor membajak sawah tidak lagi menggunakan kerbau dan semakin cepat. Kedepannya kini juga dikembangkan traktor yang bisa dioperasikan tanpa awak.
Teknologi berikutnya yang bisa dikembangkan adalah penggunaan drone oleh pihak terkait. Tujuannya untuk memantau sebaran lahan pertanian produktif, prakiraan cuaca, dan memetakan potensi-potensi lainnya. Dengan begitu para petani menjadi lebih mudah dalam melakukan aktivitas pertaniannya.
Manfaatkan aplikasi pertanian
Era digital juga tidak bisa dipungkiri akan menciptakan banyak aplikasi-aplikasi baru dalam dunia pertanian. Di sini Sobat Petani bisa melakukan hal-hal produktif untuk kelangsungan pertanian yang ada. Anda pun bisa melakukan transaksi penjualan hasil pertanian secara langsung kepada pembeli melalui aplikasi atau sekadar tanya jawab seputar pertanian kepada para ahli.
ADVERTISEMENT
Adanya sistem satu data
Bentuk selanjutnya dari digitalisasi sistem pertanian diharapkan menjadi solusi bagi pemerintah dalam mengatasi masalah maupun potensi masalah di bidang pertanian. Digitalisasi yang dilakukan oleh PT.Telkom dan pemerintah contohnya, memiliki sebuah platform yang berisi data petani, luas lahan hingga rencana tanam serta data lainnya. Data-data tersebut bisa menjadi acuan dalam kebutuhan analitik. Misalnya, data untuk mengetahui korelasi cuaca dengan rencana tanam, kebuttuhan pupuk hinngga akurasi mengenai masa panan dan pasca panen.
Manfaat digitalisasi pertanian
Bila dilihat dari segi manfaat, memang digitalisasi sistem pertanian Indonesia banyak memiliki keuntungan. Terlebih bagi para petani yang merupakan pelaku di lapangan sehari-hari. Setidaknya ada dua poin utama keuntungan tersebut yakni memudahkan para petani dan menyejahterakan petani Indonesia. Pertama, dalam hal memberikan kemudahan kepada petani digitalisasi sistem pertanian dilengkapi dengan layanan distribusi pupuk, penyediaan benih hingga adanya pendampingan kepada petani dalam menggunakan teknologi yang ada.
ADVERTISEMENT
Kedua, dari segi kesejahteraan petani adanya digitalisasi pertanian dapat menghubungkan petani dengan mitra lainnya seperti BUMDes dan bank-bank yang sudah ditunjuk. Contohnya bila petani ingin mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat berkoordinasi dengan mitra tersebut. Selain itu petani juga mengakses layanan lain seperti asuransi usaha tani dari Jasindo. Di masa panen, petani juga bisa mengakses layanan penjualan langsung kepada Bulog. Ini untuk menghindari petani menjual hasil pertanian kepada tengkulak.
Dari ulasan di atas kita dapat menyimpulkan jika adanya digitalisasi sistem pertanian di Indonesia memang sangat menguntungkan bagi semua pihak. Terlebih lagi bila didukung oleh semua pihak tidak hanya petani, tetapi juga para stakeholder terkait.