Konten dari Pengguna

Nasib Sekolah Alternatif di Tengah Pandemi

Teddy Triyadi Nugroho
Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta
31 Januari 2021 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Teddy Triyadi Nugroho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber : Merdeka.com
Ngomongin soal pendidikan di saat Pagebluk, tentu ngga bisa lepas dari yang namanya soal keterjangkauan akses. Di era digital saat ini aja sebetulnya masih banyak anak-anak sekolah khususnya yang belum mendapatkan kualitas pendidikan yang baik. Apalagi ketika pagebluk melanda –semakin banyak anak yang kesulitan untuk mengerti pelajaran, karena kurangnya pemahaman anak dan orang tua tentang pembelajaran jarak jauh ini. Meskipun begitu, ternyata engga kerasa juga udah hampir setahun kurang lebih kita bisa adaptasi dengan kapasitas pendidikan yang bisa dibilang seadanya ini.
ADVERTISEMENT
Tentu iya, banyak masalah yang menjangkit ketika pembelajaran online ini diadakan, kurang keefektifan dan masih banyak problem lainnya. Misalnya menurut Syifa (10 tahun) Asal Jakarta yang bilang kalau belajar jarak jauh kaya gini jadi kurang ngerti dan ngebosenin. Memang kita sendiri sangat merasakan belajar online/work form home terbilang cukup membosankan, disamping harus menatap layar handphone/ laptop terus menerus juga sering ngga efektif karena di rumah kadang banyak hal yang menganggu, dan yang lebih parahnya lagi kalau anak yang gapunya handphone/ laptop dirumahnya –itu jadi masalah besar saat ini. Tapi mau gimana lagi, pagebluk ini udah membuat sistem pendidikan di seluruh dunia yang menurut Sekjen PBB Antonia Gutteres telah terkena “Bencana Generasi”.
ADVERTISEMENT
Nah, terus gimana sih nasib sekolah alternatif atau sekolah-sekolah informal saat ini yang juga memiliki problem yang sama terkait pagebluk ini. Menurut Winona Syifa (20 Tahun) pengurus Rumah Langit salah satu sekolah alternatif yang ada di Jakarta saat diwawancarai pada (25/12/2020). Aktifitas yang dilakukan saat pandemi sekarang ini sangat terbatas. Nah berikut Hasil Obrolan Kami :
Apa sih kegiatan atau aktifitas yang dijalanin di Rumah langit selama Pandemi ini ?
Pokoknya saat maret itu udah diliburin, tapi beberapa bulan kemudian, kita juga keep contact juga dengan anak anak disana, kaya ngasih beberapa sembako , makanan dan bahan-bahan pangan yang merupakan kebutuhan mereka. Tapi engga berkegiatan rutin di rumah langit. Jadi kita buat perpustakaan di rumah langit , anak-anak bisa minjem buku disana, supaya anak-anak bisa belajar dirumah. Karena di wilayah ini sendiri sebetulnya udah tertinggi kasus Covid nya di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya Latar Belakang Anak-anak yang ada di Rumah Langit itu seperti apa?
Latar belakang anak-anak yang ada disini itu kebanyakan pemulung, sama tukang pengupas bawang dipasar. Nah orang tuanya itu juga kerja di pasar. Yang putus sekolah juga ada, tapi kebanyakan sekolah formal. Dari 100-an anak ada sekitar 10 anak yang putus sekolah. Mereka putus sekolah karena kerja , dan ngebantu orang tua nya kerja dipasar, bahkan ada yang jadi Kuli disaat umurnya masih 12 tahun, dan yang lebih parahnya lagi ada juga yang jadi tulang punggung keluarga disaat usianya dibawah umur. Dia laki-laki, ibunya single parent. Sering ngangkutin puing-puing bangunan. Dia sendiri bilang sebenernya dia mau sekolah, tapi kalau dia ngga kerja nanti keluarganya serba kekurangan
ADVERTISEMENT
Sebelum Pandemi, Kegiatan apa aja sih yang dilakuin?
Seperti biasa rumah langit melakukan kegiatan belajar mengajar, ngebahas mata pelajaran disekolah yang sulit. Nah sebelum pandemi sebenernya mau ada pentas seni setiap 3 bulan sekali, tapi itu gagal terlaksana karena adanya pandemi ini. Terus dirumah langit juga biasanya ngga melulu belajar formal, biasanya kita membuat prakarya,melukis,menyanyi, membaca puisi dan semacam itu, supaya ada ruang kebebasan dari anak yang bisa di curahkan disini. Dan ada kegiatan makan siang gratis.
Apa Kisah dari anak-anak di rumah langit yang terus di Ingat?
Ada kisah unik saat kegiatan makan siang gratis ini rutin dilakukan, ada anak yang ngga mau makan siang di rumah langit—tapi dia bawa kerumahnya, makanan itu biar dimakan bareng-bareng sama keluarganya. Disaat anak-anak pada makan dia malah bilang nanti aja makannya dirumah sama keluarga.
ADVERTISEMENT
Seperti apa masalah pendidikan yang dirasain sekarang?
Kalau dulu, itu masalah berkas, sangat ribet, karena banyak diantara anak-anak itu orang tuanya merantau dari desa. Karena banyak dari mereka yang belum mengurus surat surat pindah dari rumah. Makanya banyak anak-anak yang ngga sekolah, karena harus bekerja untuk bantu orang tua. Selain itu banyak diantara mereka kesulitan akses digital, terus handphone nya juga kadang lemot dan ada yang gapunya handphone, itu menyulitkan. Dan Mostly banyak yang bilang belajar online bingung dan gajelas apalagi tugasnya banyak, soalnya mereka kan mereka lebih aktif.
Apa yang dilakukan rumah langit untuk beradaptasi di era pandemi ini?
Hal yang ingin dilakukan pasti kegiatan belajar seperti biasa, tapi dengan jumlah anak dibatasi. Dan mau buat suatu karya untuk membangkitkan semangat mereka lagi. Karena pandemi udah buat mereka sulit melakukan sesuatu, nah setelah ini harus mulai lagi supaya pendidikan tetap jalan terus.
ADVERTISEMENT
Setidaknya itu hasil obrolan dengan salah satu pengurus sekolah alternatif yang ada di Jakarta. Setelah sekian panjangnya pandemi ini mengancam sistem pendidikan kita, baik sekolah formal maupun non formal juga mesti mempunyai peran yang baik dalam melakukan adaptasi pendidikan untuk membuat anak-anak yang kesulitan akses digital dapat kembali mendapatkan hak-haknya.