Konten Media Partner

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Jantung di Usia Muda?

22 November 2019 6:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Instagram
ADVERTISEMENT
Beberapa hari yang lalu jagat hiburan berduka karena kepergian aktor cilik Cecep Reza, pemain Bombom di film Bidadari. Ia meninggal di rumahnya, Selasa (19/11), karena penyakit jantung yang telah lama dideritanya. Kerabat juga mengabarkan bahwa Cecep baru saja melakukan operasi pemasangan cincin jantung tepat seminggu yang lalu.
ADVERTISEMENT
Kepergiannya yang mendadak meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga. Ade Rizky, adik kandung Cecep Reza mengungkapkan bahwa sebelumnya tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan. Cecep hanya tidur siang dalam keadaan sehat dan ketika dibangunkan sudah tidak ada. Diduga ia meninggal karena serangan jantung.
Mengenai serangan jantung, Minggu lalu, kita juga mendengar seniman Djaduk Ferianto yang meninggal karena hal serupa. Serangan jantung menjadi salah satu penyebab kematian menakutkan yang bisa saja menyerang tanpa pandang umur.

Kenali Penyakit Jantung dan Penyebabnya

Ilustrasi penyakit jantung. Foto: Thinkstock
Temali berbincang dengan ahli kardiologi sekaligus Kepala bagian jantung dan pembuluh darah RSUD dr. Rasidin, Padang, Bobby Arfhan Anwar mengenai penyakit jantung koroner yang menyerang usia muda. Ia mengatakan, tren sekarang berubah, pasien rumah sakit sekarang yang terkena penyakit jantung cenderung lebih muda.
ADVERTISEMENT
Definisinya sendiri untuk penyakit jantung koroner di usia muda adalah ketika terjadi di bawah usia 45 tahun. Perbedaannya dengan yang menyerang usia tua atau usia lebih dari 45 tahun adalah dari faktor resiko yang menyebabkan penyakit jantung itu sendiri.
"Saya jelaskan dulu, secara umum namanya penyakit jantung koroner yang terjadi ketika ada penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner yaitu pembuluh darah yang ngasih makan ke jantung. Nah, itu munculnya secara umum karena faktor resiko," jelas Bobby.
Faktor risiko penyebabnya adalah merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol ataupun riwayat genetik dari keluarga. Dalam penelitian-penelitian yang dilakukan oleh dokter ahli jantung, faktor resiko terbanyak pada pasien usia muda adalah merokok dan dislipidemia atau gangguan metabolisme dari lemak karena kadar kolesterol jahat yang tinggi. Sedangkan, yang terjadi pada usia tua biasanya terjadi karena faktor risiko tekanan darah tinggi dan diabetes.
ADVERTISEMENT
"Intinya, semakin banyak faktor risiko yang diderita oleh pasien, semakin besar juga kemungkinan pasien terkena penyakit jantung. Jadi tidak serta tiba-tiba muncul dan itu prosesnya bertahun-tahun kemudian muncul penyakit jantung koroner baik melalui serangan maupun bukan serangan jantung," jelasnya.

Cara Mencegah

Foto: Unsplash.com
Lantas untuk mencegahnya, Bobby menegaskan kepada siapa pun dan dari kalangan manapun untuk setop merokok dan itu bersifat wajib. Hal ini karena, sudah banyak kasus pasien usia muda yang melakukan pemasangan cincin jantung yang ia tangani ternyata 90 persen adalah seorang perokok. Jadi caranya adalah mengubah gaya hidup salah satunya adalah berhenti merokok.
Lalu, ketika di atas 30 tahun disarankan untuk melakukan check up kesehatan. Terutama periksa gula darah, tekanan darah dan kolesterol, kalau ada masalah antara ketiganya itu mesti dikendalikan dan diobati jangan dibiarkan. Kemudian, salah satu faktor yang juga menjadi penyebabnya adalah kurang olahraga.
ADVERTISEMENT
"Di sini sering salah paham, olahraga yang baik itu justru bukan olahraga yang kompetitif seperti futsal atau basket. Tapi yang terbaik itu adalah olahraga ritmik, seperti jalan santai, sepeda santai atau olahraga ritmik dan teratur," ucap Bobby.
Jadi enggak semua olahraga aman buat jantung, makanya sering ada orang yang lagi olahraga kena serangan jantung. Hal ini karena olahraga berat memicu serangan jantung didukung oleh faktor resiko yang pasien derita seperti perokok, darah tinggi dan kolesterol yang tidak dikendalikan.
Bobby juga menambahkan untuk konsumsi makanan, agar berhati-hati ketika mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi. Ia mengatakan, sekarang banyak minuman yang sedang trend di kalangan anak muda yang justru mengandung kadar gula yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Makanan atau minuman tersebut memiliki indeks glikemik yang tinggi artinya mudah diserap oleh tubuh dan menjadi beban bagi tubuh. Meskipun orang tidak punya diabetes tapi kadar gula tersebut dapat mengganggu pembuluh darah nantinya. Kemudian jauhi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol jahat.
Terakhir Bobby berpesan, sehat itu butuh usaha. Kalau seseorang mau sehat harus ada ikhtiarnya. Enggak akan sama orang yang mengatur apa yang dimakan, apa yang diisap serta orang yang sembarangan mengonsumsinya.
"Jadi harus diatur apa yang dikonsumsi oleh tubuh kita dan juga diatur apa yang menjadi aktivitas kita. Diusahakan juga dapat melaksanakan hidup sehat dan yang terpenting juga dapat mengelola stres," pesannya.
***