Begini Cara Mengatasi Lingkungan Keluarga yang Toxic Saat Stay at Home

Konten Media Partner
2 April 2020 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Pablo Merchan Montes dalam Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pablo Merchan Montes dalam Unsplash
ADVERTISEMENT
Tinggal bersama keluarga yang harmonis memang menjadi idaman setiap orang. Apalagi di tengah wabah virus corona yang mengharuskan kita untuk tinggal di rumah. Sebisa mungkin tidak keluar dan mencegah penyebaran virus semakin meluas. Namun, bagaimana jika kondisi di dalam keluarga tidak serta mendukung kita untuk senantiasa merasa nyaman di rumah?
ADVERTISEMENT
Seringkali kita dengar istilah keluarga yang toxic. Di mana saat kita berada dalam lingkungan keluarga rasanya benar-benar memuakkan, Tak ada lagi rasa aman dan nyaman, bahkan pikiran pun dilingkupi stres dan tekanan yang tak kunjung usai.
Menurut ahli psikologi, Nurafni, sebuah keluarga dapat dikatakan toxic jika memenuhi ciri-ciri berikut, pertama, mengasuh dengan kekerasan dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Kedua, sering menyalahkan satu sama lain ketika terjadi masalah.
Ketiga, orang tua cenderung memberikan hukuman tanpa alasan yang jelas. Keempat, mengabaikan atau tidak memperdulikan perasaan satu sama lain, dan terakhir terdapat kompetisi yang tidak sehat antara anggota keluarga.
Foto: Edgar Castrejon dalam Unsplash
Apakah ciri-ciri tersebut ada dalam lingkungan keluargamu? Jika jawabannya adalah ya, kamu harus segera ambil tindakan agar masalah tidak semakin membesar dan lingkungan rumah bisa menjadi tempat yang nyaman saat kamu diharuskan untuk tinggal bersama keluargamu. Adapun untuk mengatasinya, yang pertama dan yang utama adalah komunikasi.
ADVERTISEMENT
"Cara mengatasinya yang pertama dan paling utama adalah lakukan komunikasi secara verbal ataupun nonverbal. Supaya masing-masing kelaurga bisa saling mengenal dan memahami satu sama lain," ujar Afni.
Setelah itu, adakan aktivitas bonding bersama keluarga di rumah, untuk melatih saling mengisi, saling memberi dan saling menerima. "Istilahnya silih asah, silih asih, silih asuh," tambahnya.
Jika memang situasi tidak terkendali, kamu harus melibatkan pihak ketiga yang bisa dipercaya dan didengar ujarannya agar bisa terjadi perubahan yang diinginkan tanpa saling menyinggung.
"Harus ada yang memulai, kalau memang tidak bisa sendiri libatkan orang ketiga yang bisa dipercaya dan didengar omongannya untuk membantu memperbaiki keadaan saat sedang bersama di rumah," pesan Afni.
Afni juga menambahkan harus ada kesadaran masing-masing dan ada keinginan mengalah untuk mencairkan keadaan. Jangan egois dan selalu berpikir positif dalam situasi apapun.
ADVERTISEMENT
"Coba cari cara kreatif dalam membuat kegiatan bersama, jangan mudah baper (bawa perasaan). Kenali dengan baik sifat masing-masing dalam keluarga. Kalau memang ada dalam aktivitas yang berbeda dalam satu rumah harus saling dukung satu sama lain," tutup Afni***