Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Belajar dari Masa Kecil Pelantun Alquran Muzammil Hasballah
29 September 2019 17:07 WIB
ADVERTISEMENT
Penulis: Elma Fitria
Alhamdulillaah tiga tahun yang lalu kami sekeluarga berkesempatan ikut Tour de Talent komunitas HEbAT bertemu dengan Kak Muzammil Hasballah, 20 November 2016 di Mesjid Al-Lathiif. Muzammil Hasballah dilahirkan di Sigli pada 21 September 1993 di Desa Paya Tijue, Kemukiman Gampong Lhang, Kecamatan Pidie.
ADVERTISEMENT
Di pertemuan singkat ini, Kak Muzammil membacakan surat Ar Rahmaan di depan kami semua. Dipandu oleh moderator, Kak Muzammil juga bercerita tentang masa kecilnya dan bagaimana ia belajar Alquran, tanpa putus sepanjang hidupnya. Masya Allah …
Hasnidar, sang ibu menerapkan kedisiplinan sejak dini, untuk semua anak-anaknya. Kalau ada PR matematika, dia kerjakan dengan ayahnya. Kalau PR lain soal agama dia kerjakan dengan sang Ibu yang guru di MAN.
Sejak kecil Muzammil sangat disiplin dengan waktu. Muzammil sangat pengertian dan disiplin dalam menjaga waktu apalagi hari mengajinya. Di usia 4 tahun Muzammil sudah belajar mengaji. Saat masih Taman Kanak-kanak (TK) dia sudah selesai/tamat membaca iqra. Sehingga saat masuk MIN Tijue, Muzammil sudah mampu membaca Alquran.
ADVERTISEMENT
Setelah tamat MIN, Muzammil meneruskan pendidikan ke SMP YPPU Sigli dan kemudian masuk SMA 10 Fajar Harapan di Banda Aceh. Sejak MIN, SMP, dan SMA Muzammil selalu menjadi juara satu dan mendapat juara umum.
Bahkan pernah suatu hari saat Muzammil masih di MIN, seorang ustaz memberitahukan kebada ibunya bahwa Muzammil sangat pintar mengaji dan suaranya merdu. Sehingga Muzammil kemudian belajar mengaji di Madrasah Ulumul Quran (MUQ) di Tijue.
Siang harinya dia bersekolah di SMP YPPU Sigli, sedangkan malamnya mengaji di MUQ. Begitu terus menerus hingga akhirnya dia tidak pernah lepas dari kegiatan menghafal Alquran.
Prestasi mulanya diraih waktu masih kelas V MIN ikut MTQ yang waktu itu cuma meraih juara harapan. Lalu ia beberapa kali ikut lomba tahfiz tidak diingat lagi. Ada di antaranya juara II tahfiz 10 juz tahun 2008.
ADVERTISEMENT
Menjadi imam di Masjid Salman
Asal mulanya Muzammil menjadi imam di Masjid Salman, Institut Teknologi Bandung (ITB). Waktu itu ia masih kuliah semester satu di Teknik Arsitektur ITB.
Karena memiliki suara yang merdu, ia mendapat banyak pujian dari netizen bahkan dari Imam Besar Masjidil Haram Syekh Adel Al kabani.‪
Suara Muzzamil melantunkan ayat suci Quran saat memimpin solat berjamaahlah yang menuai pujian.
Demikian profil Kak Muzammil yang saya kutip dari internet.
Dari video yang saya rekam, Kak Muzammil juga cerita, ketika beliau jadi imam di Mesjid Salman ITB, ada mahasiswa S2 ITB asli dari Yaman. Kak Muzammil pun belajar mengaji dari beliau.
Kak Muzammil juga belajar rutin ke Ustadz Hanan Attaki sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Melihat perjalanan panjangnya yang tak putus putus dengan Alquran, maka saya pun mengerti mengapa kita bisa terharu dan bergetar mendengar beliau mengaji. Karena itu datang dari hati yang telah lama tertambat pada Alquran. Semoga Allah SWT menjaga keikhlasan niat kita semua.
Terimakasih sudah berbagi, Kak. Semoga kami bisa meneladani pengasuhan ayah bundamu sehingga anak-anak kami dapat menjadi penerus cita cita Kak Muzammil, menebarkan kedamaian Alquran. Aamiin.
Untuk membaca tulisan-tulisan Elma lainnya, dapat mengunjungi blognya, elmafitria.wordpress.com
[Editor: Tristi]