Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kontestasi Pilpres 2019 berakhir sudah, seiring ketukan palu Hakim MK yang menyatakan tertolaknya gugatan pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Kamis (27/6) malam. Meski mengaku kecewa, Prabowo menyatakan menghormati putusan tersebut. Ia pun mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan seluruh pendukungnya dari latar belakang apa pun dan di mana pun. Calon Presiden RI nomor urut 02 itu juga berjanji, untuk tidak berhenti melakukan perjuangan.
ADVERTISEMENT
Sekilas, kekalahan ini membuat pasangan Prabowo-Sandi terlihat seperti pecundang. Namun kekalahan tak lantas menjadikan perjuangan mereka sia-sia. Justru kekalahan ini membawa banyak hikmah dan pelajaran berharga. Juga untuk kita, baik yang mendukung maupun yang tidak.
Matt OKeefe, penulis di Lifehack merangkum nasihat-nasihat dari tokoh-tokoh sejarah, tentang bagaimana kita menerima kekalahan bahkan tumbuh lebih baik lagi dari sebelumnya. Temali menyadur isinya untuk menjadi inspirasi bagi kita semua.
1. Malcolm X: “Tak Ada yang Lebih Baik dari Kesulitan”
Aktivis Kemanusiaan Legendaris Malcom X, pernah berkata, “Tak ada yang lebih baik dari kesulitan. Setiap kekalahan, patah hati, kehilangan, memiliki ‘benihnya’ –pelajaran tentang bagaimana meningkatkan kemampuanmu di waktu berikutnya.”
Jangan biarkan kekalahan, tak peduli sesakit apapun rasanya, mengontrol dan mendefinisikan siapa dirimu. Alih-alih, gunakan itu sebagai bahan bakar untuk lebih baik dan lebih kuat secara fisik, mental, spiritual, dan emosional.
ADVERTISEMENT
2. Bruce Lee: “Belajarlah Mati untuk Terbebas dari Kematian”
Master kungfu Bruce Lee mengatakan, “Seperti orang kebanyakan kamu ingin belajar untuk meraih kemenangan, tapi tidak untuk menerima kekalahan. Belajar ‘mati’, berarti membebaskan dirimu dari itu. Jadi ketika hari esok tiba, kamu harus melepaskan pikiran ambisiusmu dan mulai belajar seni untuk mati!”
Sekalinya kamu menerima kekalahan, atau dengan kata lain menerima ‘kematian’ akan mimpimu, kamu bisa melanjutkan hidupmu. Lebih jauh lagi, ketiadaan rasa takutmu itu akan membuatmu bebas melakukan yang terbaik.
3. Gordan Cooper: “Kita Harus Berterima Kasih pada Mereka yang Membuat Kita Menghadapi Keadaan Ini”
Aerospace Engineer Gordon Cooper mengungkapkan sebuah kutipan, “Bapa, kami berrterima kasih, terutama karena telah mengizinkanku menghadapi kondisi ini –untuk kesempatan berada di posisi ini, di tempat yang luar biasa ini, melihat berbagai hal mengejutkan dan menakjubkan yang telah Engkau ciptakan.”
ADVERTISEMENT
Jangan ragu menunjukkan rasa syukur kepada mereka yang telah membuat kita ‘berkompetisi’. Entah Tuhan, mentor, teman, atau sosok-sosok lain dalam hidup kita. Kalah, lebih baik daripada tidak mengusahakan apapun sama sekali. Itulah mengapa kita mesti berterima kasih pada mereka yang memberi kita kesempatan meraih tujuan.
4. Harvey Mackay: “Jadilah Rendah Hati”
Pebisnis sekaligus penulis buku-buku motivasi Harvey Mackay dikenal dengan pernyataan, “Bakat itu pemberian Tuhan –maka, rendah hatilah. Popularitas itu dari sesama manusia –maka, berterima kasihlah. Sedangkan kesombongan itu dari dirimu sendiri –berhati-hatilah.”
Jangan lupa, terkadang kekalahan adalah satu-satunya hal yang bisa mengingatkanmu untuk rendah hati dan melihat dunia lebih luas lagi.
5. Benjamin Franklin: “Kesuksesan Tidak Berarti Jika Bukan karena Perkembangan Diri”
Benjamin Franklin mungkin tak akan pernah menemukan listrik atau berpartisipasi dalam mendirikan negara kesatuan Amerika Serikat jika ia tidak memercayai ini; “Tanpa perkembangan dan progress yang terus menerus, kata-kata seperti kemajuan, pencapaian, dan sukses tidak memiliki arti.”
ADVERTISEMENT
Franklin menghabiskan masa hidupnya dengan terus belajar dan mengembangkan diri, sehingga ia bisa memberikan karya positif pada dunia. Hanya dengan kekalahan kamu bisa tumbuh, dan dalam roses pertumbuhan itu kamu bisa memaknai arti dari kesuksesan.
[Penulis : Nadhira]