Konten Media Partner

Kata Mereka Soal Eksplorasi Diri

16 Desember 2019 21:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Mengenai eksplorasi diri, ada banyak hal yang bisa kita bicarakan tentang hal ini. Bahkan salah satu kerabat Temali bilang, diperlukan waktu untuk berkontemplasi saat berbicara tentang eksplorasi. Ia belum terlalu percaya diri untuk menyampaikan bagaimana proses eksplorasi dalam hidupnya hingga diperlukan "meditasi" agar dapat tersusun dengan baik.
ADVERTISEMENT
Namun, dibalik itu, Temali jadi bertanya bagaimana sih makna eksplorasi diri dalam hidup dan bagaimana cara menerapkannya? Lalu, ada enggak ya batasan buat kita bereksplorasi? Untuk mendapatkan jawabannya, Temali bertanya kepada bebrapa orang yang bergelut di profesi yang berbeda-beda, berikut jawabannya:
"Eksplorasi itu penting banget dalam hidup. Dengan bereksplorasi berarti seseorang menyimpan harapan dong, dan harapan itu merupakan ruh menurut gue. Jadi eksplorasi itu merupakan hal yang wajar. Cara nerapin-nya sih, sesuai dengan yang gue inginkan. Pasti dalam hidup itu punya core atau inti. Misalnya di karir yang kita geluti," kata Hilda Julaika, seorang jurnalis di media massa nasional.
Hilda mencontohkan ketika seseorang memilih karir sebagai guru. Katanya, menjadi guru itukompleks dan luas, banyak banget turunannya, sehingga itulah ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan untuk bereksplorasi. Waktunya sendiri enggak ada batasan, karena pada dasarnya manusia tidak tahu apa-apa.
ADVERTISEMENT
"Cuma bedanya mengeksplornya itu direncanakan atau tidak, kalau sudah direncanakan ya kaya tadi. Dia udah tahu bidang yang mau dia gelutin apa, lalu dia bereksplorasi. Tapi juga ada jenis eksplorasi yang dia tuh gak tahu, bingung mau kemana, terus dia eksplor ke semua bidang, nah menurut gue bukan lebih buruk tapi punya resiko lebih tinggi" lanjut Hilda.
Foto: Unsplash
Beda lagi dengan Ekki Purwabhakti, seorang arsitek di salah satu perusahaan. Dia bilang eksplorasi itu erat kaitannya dengan mencari jati diri. Mau menjadi apa kita, apakah kita akan membiarkan diri dibentuk oleh dunia? Atau malah kita yang akan membentuk dunia?
"Bisa kita lihat dari anak kecil yg penuh rasa ingin tahu, seperti bertanya "kenapa?" dan "bagaimana?" terhadap hal yang membuatnya tertarik. Dari rasa ingin tahu itu kita mulai mencoba hal dasar seperti mengikuti tutorial ataupun manual book dan jika orang itu menyukai apa yang dia lakukan maka dia akan mulai berfikir untuk mengembangkan hal dasar itu," jelas Ekki.
ADVERTISEMENT
Ekki melanjutkan, faktor seseorang bereksplorasi bukan hanya karena ia menyukai sesuatu. Tapi juga bisa karena jenuh dengan keadaan, sehingga ia berpikir untuk bereksplorasi agar bisa keluar dari kejenuhan dan menemukan kenikmatan dalam hidup. Sementara itu untuk waktunya, ia mengatakan tidak ada batasan seseorang untuk melakukannya.
"Tidak ada batasan dan tidak akan berhenti meskipun kita telah mencapai sesuatu, selama manusia masih menggunakan otaknya untuk berfikir maka dia masih bisa terus meng eksplor," tutup Ekki.
Foto: Unsplash
Lalu, Maudy Fitri, seorang produser di radio swasta Bandung mengatakan, eksplorasi itu adalah cara untuk menemukan jalan yang sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai.
"Enggak harus selalu sejalan dan sesuai sama rute, yang penting bisa dilewatin dan dihadepin prosesnya. Nah, kalau cara nerapin-nya harus berani ambil resiko, biar bisa eksplor sana-sini dan enggak diem aja," ucap Maudy.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk waktu batasannya, sesuai target diri sendiri. Enggak masalah mau di usia muda ataupun tua
"Jika ia masih penasaran ya tentunya dia masih bisa mengeksplor dan tetep nyoba. Enggak masalah tua atau muda mah, balik lagi ke target masing-masing. Yang paling penting jangan maksain," tegas Maudy***