Konten Media Partner

Kata Psikolog: Pelaku Penembakan di Mal Thailand Terindikasi Sosiopat

11 Februari 2020 5:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Soe Zeya Tun / REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Soe Zeya Tun / REUTERS
ADVERTISEMENT
Seorang tentara Thailand berpangkat Sersan Mayor, Jakrapanth Thomma (32) menembaki sejumlah orang di pusat perbelanjaan Terminal 21 Sabtu (8/2) sore sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Semua orang yang ada di sekitar Jakrapanth ditembak hingga tewas, termasuk komandan dan rekannya sesama tentara. Akibatnya, sebanyak 29 orang sipil dan militer tewas dan 57 lainnya mengalami luka-luka.
Aksi penembakan yang dilakukan Jakrapanth berhasil dihentikan pada Minggu (9/2) pagi. Ia ditembak mati setelah disudutkan di dalam mal Terminal 21 oleh pasukan gabungan yang terdiri dari tentara dan polisi Thailand.
Foto: Jakrapanth Thomma / Facebook
Menurut Psikolog Gianti Gunawan, M.Psi, Berdasarkan pemberitaan yang ada, Jakrapanth Thomma cenderung memiliki indikiasi dengan ciri-ciri sosiopat.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), sosiopat dan psikopat adalah dua tipe gangguan mental yang berada di bawah naungan Antisocial Personality Disorders (ASPD).
ADVERTISEMENT
Ada beberapa tingkatan sosiopat, beberapa mungkin jadi pencuri atau penipu, sementara yang paling parah menjadi pembunuh. Namun bagaimanapun, tingkat keparahannya, orang sosiopat ini berbahaya.
Menurut Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha ada dugaan bahwa motif penembakan itu karena dendam pribadi. Jakrapanth memiliki dendam karena telah ditipu soal kesepakatan tanah.
Gianti berpendapat kekecewaan yang timbul pada Jakrapanth merupakan suatu stimulus objektif yang bisa terjadi pada siapa saja, hanya ketika terjadi pada individu yang diduga mengidap sosiopat, maka respon subjektifnya adalah mengancam, sampai melakukan tindakan agresi, yaitu membunuh.
"Ciri khas baik pengidap sosiopat, maupun psikopat, sama-sama memiliki rasa penyesalan dan empati yang minim terhadap orang lain, rasa bersalah dan tanggung jawab yang hampir nol besar, serta mengabaikan hukum dan norma-norma sosial. Sehingga, tentara pembunuh ini tidak segan-segan menunjukkan aksinya lewat akun media sosialnya," Ucap Gianti.
ADVERTISEMENT
Jika berbicara soal sosiopat, belum ada cara untuk mencegah terjadinya gangguan kepribadian antisosial (ASPD) yang dapat menyebabkan seseorang menjadi sosiopat. Penyebab sosiopat diduga faktor genetik dan trauma yang dialami ketika anak-anak.
Penyebab lain adalah kecanduan terhadap alkohol, narkoba, ataupun zat lain juga diketahui lebih rentan mengalami gangguan kepribadian antisosial (ASPD) ini.
"Pada dasarnya, sosiopat tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati melalui terapi yang berfokus pada pembatasan perilaku destruktif dengan mengubahnya menjadi perilaku konstruktif. Terapi yang dilakukan pun merupakan bentuk perawatan yang sifatnya jangka panjang," Kata Gianti.
Foto: Soe Zeya Tun / REUTERS
Satu hari setelah kejadian tersebut, warga memenuhi lokasi kejadian penembakan berdarah, Mall Terminal 21 di kota Nakhon Ratchasima. Mereka menaruh karangan bunga dan menulis pesan turut berduka sebagai bentuk penghormatan bagi para korban.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha menyebutkan bahwa ini belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand. Prayut berharap ini menjadi kasus untuk terakhir kali.**
[Penulis: Risky Aprilia]