Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Makna "Saling Melengkapi" dalam Pernikahan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1561039365/ymfhz9dejwklbvpjggmh.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sering kita dengar kalimat tersebut, tiap kali berbincang soal pernikahan. Sampai muncul anggapan, bahwa "Si Berantakan" harus menikah dengan "Si Rapi", misalnya.
Tapi apakah benar, yang dimaksud dengan "saling melengkapi" itu seperti demikian? "Saling melengkapi bukan berarti mencari pasangan yang memiliki apa yang tidak kita miliki. Karena bisa-bisa nanti kita terbiasa menuntut, tidak mau belajar dan bergantung," ungkap Praktisi Talents Mapping Nisrina Rizkia, Selasa (18/6).
Menurut Nisrina, memang betul menikah itu untuk saling melengkapi. Tapi jangan lupakan pula aspek saling mengerti, mendukung, serta memberikan ruang bagi pasangan untuk belajar dan berkembang.
"Mencari pasangan itu tidak ada rumusnya, maka dari itu assessment (assessment talents mapping -Red.) digunakan hanya untuk data penunjang, bukan untuk melihat "Si Dia jodoh kita atau bukan"," tuturnya lagi.
ADVERTISEMENT
Saling melengkapi pasangan masing-masing setelah pernikahan bukan berarti kita pasrah dengan kekurangan pasangan dan mencoba ‘menambalnya’ dengan kemampuan kita. Tetapi, kata Nisrina, justru bagaimana kita saling membantu untuk bisa lebih baik di setiap harinya setelah bersama. Karena hakikat dari pernikahan adalah untuk saling belajar dan terus memperbaiki diri.
[Penulis : Izzudin|Editor : Nadhira]