Menikah, Baru Lanjut S2? Ini Kisah Yorga Permana

Konten Media Partner
15 Mei 2019 9:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Facebook Yorga Permana
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Facebook Yorga Permana
ADVERTISEMENT
Yorga Permana, adalah sosok muda yang merupakan lulusan TU Eindhoven Belanda kini menjadi dosen di SBM ITB, bercita-cita untuk menjadi akademisi. Motivasi pemuda ini untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang s2 yaitu impiannya untuk berkarir sebagai akademisi. Oleh sebab itu, ia harus sekolah lagi, wajib mengambil master. Baginya, ada istilah ‘pertaubatan intelektual’ yang terjadi dalam ia berproses.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, di suatu kesempatan saat kuliah sarjana di ITB, ia pernah berdiskusi dengan seorang guru besar hingga mendapati sebuah istilah dari beliau, yaitu ‘kasmaran berilmu pengetahuan’. Maksudnya, merasakan antusiasme yang luar biasa dalam belajar, tidak hanya sebatas formalitas.
Temali berkesempatan berbincang dengan Yorga, berikut ulasannya.

Mengapa Yorga ingin berkarir menjadi akademisi?

Karena saya suka mengajar. Dari zaman kuliah dulu udah suka ngajar, suka berbagi ke orang. Terus ikut talents mapping juga developing people-nya itu tinggi, jadi memang senang membuat orang lain berkembang.

Apa motivasi terbesar Yorga?

Sebetulnya hanya ingin bermanfaat untuk orang lain, dan dengan ilmu bisa jadi alat untuk kita bermanfaat dan untuk kita mengabdi. Jadi orang yang berilmu, semakin tinggi ilmunya, harus semakin bijak dan bermanfaat.
ADVERTISEMENT

Karir/studi atau menikah dulu?

Kita nikah dulu baru kita s2 bareng, karena itu adalah salah satu tujuan setelah menikah. Kita diskusi bareng, apa sih peran kita ke depan dan sebagainya, lalu kita sepakat untuk sama-sama menjadi akademisi dan harus meraih ilmu setinggi mungkin. Jadi ya, Alhamdulillah bisa s2 bareng dan dapat beasiswa.

Mengapa memilih menikah dulu?

Sebenarnya menikah itu, bagi saya tentang kompromi mimpi. Jadi kita harus tahu istri kita itu potensinya apa, mimpinya apa dan apa yang bisa kita kompromikan, karena terkadang tidak semua hal yang kita inginkan itu harus kita wujudkan. Harus berdialog dan mencari win-win solution-nya.
Tapi justru saya merasa setelah menikah terus bisa studi bareng, itu lebih produktif. Denga menikah, jiwa kita jadi lebih tenang, di rumah juga ada yang bisa menemani. Kalau stres bisa saling berbagi.
ADVERTISEMENT
Jadi itu adalah salah satu opsi kehidupan bagi saya, untuk menikah sebelum lanjut studi, meskipun memang setiap orang punya pertimbangannya masing-masing.

Pesan untuk generasi muda yang mau melanjutkan studinya?

Coba definisikan kembali jalan masa depanmu, apa sebenarnya yang kamu inginkan. Kontribusi dalam bentuk apa yang ingin dilakukan ke depannya, apakah dalam bentuk pengusaha, pengajar, akademisi, aktif di komunitas dan sebagainya.
Studi lanjut itu hanya salah satu pilihan jalan hidup. Jangan sampai mindset-nya S2 itu biar keren, S2 itu keharusan, S2 karena saya bingung mau kerja apa. Seharusnya terlebih dahulu coba pikirkan ulang, sebenarnya keinginan kita melanjutkan studi itu untuk apa? Goal akhirnya itu apa? Sehingga kalau why-nya itu sudah jelas, maka insya Allah jalan yang ditempuh pun akan lebih mudah.
ADVERTISEMENT
[Penulis : Izzudin | Editor : Nadhira]
---
Konten ini bermitra dengan Eduplex Indonesia, co-working space.
Untuk info co-working, virtual office, dan sewa space kantor dengan suasana cozy di pusat kota Bandung, hubungi Mia (085721285233) atau email ke [email protected].
---
Konten ini bermitra dengan Eduplex Indonesia, co-working space.
Untuk info co-working, virtual office, dan sewa space kantor dengan suasana cozy di pusat kota Bandung, hubungi Mia (085721285233) atau email ke [email protected].