Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Punya Kebiasaan Makan yang Aneh? Mungkin Kamu Terkena Sindrom Pica
27 Februari 2020 6:27 WIB
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu melihat ada anak kecil yang hobi memakan benda bukan makanan seperti makan tanah, kertas, sabun, kapur atau benda lain yang bukan makanan? Ternyata kebiasaan itu dinamakan dengan sindrom pica.
ADVERTISEMENT
Menurutu healthline , pica syndrome atau sindrom pica adalah orang-orang yang secara kompulsif memakan makanan yang tidak memiliki gizi. Penderita pica memiliki kemungkinan untuk memakan yang tidak berbahaya seperti es balok sampai yang berbahaya sekalipun seperti sabun serpihan cart, potongan logam dan lain sebaginya.
Gangguan ini biasanya terjadi pada anak-anak atau wanita hamil. Biasanya bersifat sementara, tapi jika dibiarkan dapat menyebabkan konsekuensi serius seperti keracunan. Diperlukan perawatan yang dapat membantu penderita menghindari efek samping yang berpotensi serius.
Belum bisa dipastikan apa yang menyebabkan seseorang memiliki sindrom pica. Dalam beberapa kasus yang terjadi, kurangnya mineral penting dalam tubuh, seperti zat besi atau zinc menjadi faktor yang diduga kuat menjadi penyebab seseorang mengalami sindrom pica. Misalnya, anemia biasanya dialami oleh wanita hamil yang kekuarangan zat besi.
ADVERTISEMENT
Mengidam yang tidak biasa juga seringkali menjadi penyebabnya. Tubuh yang kekurangan gizi menunjukkan usaha yang tidak normal untuk mengisi kembali tingkat gizi yang rendah dalam tubuh. Sementara untuk anak-anak biasanya terjadi pada balita yang sedang tumbuh.
Perilaku balita yang suka memasukkan benda ke dalam mulut sampai usia 2 tahun bisa dianggap normal dan sesuai dengan fase pertumbuhan anak. Di samping itu, orang tua juga harus memperhatikan anaknya. Mereka harus waspada ketika sang anak menunjukkan tanda tidak normal seperti, secara terus menerus ingin memakan makanan yang tidak bergizi atau melakukannya pada usia yang tidak seharusnya.
Menurut National Eating Disorders , penyebab pica bisa disebabkan karena penderita memiliki keterbelakangan mental, gangguan spektrum autis atau schizophrenia atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Mereka mengembangkan sindrom pica sebagai mekanisme koping (mengurangi tekanan).
ADVERTISEMENT
Kemudian, orang yang sedang melakukan diet juga bisa mengalami pica. Dalam kasus ini, biasanya mereka memakan benda yang bukan makanan untuk membantu merasa kenyang. Beberapa orang juga bahkan menikmati rasa dan tekstur dari benda, seperti dalam beberapa budaya yang memperbolehkan untuk memakan tanah liat (geofagia).
Cara Mengatasi
Sindrom pica memang tidak bisa diteliti secara medis. Dokter akan mengdiagnosis kondisi ini berdasarkan riwayat atau beberapa faktor lain yang menjadi pertimbangan. Maka dari itu, jika terjadi tanda-tanda seseorang memiliki sindrom pica segeralah temui dokter.
Kamu dituntut untuk jujur menyampaikan tentang kebiasaan makan yang dialami oleh penderita. Ini akan sangat membantu untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Dokter juga dapat melakukan cek darah untuk memastikan kadar zat besi dan nutrisi dalam tubuhmu yang bisa mendasari seseorang memiliki sindrom pica.
ADVERTISEMENT
Jika positif, dokter akan mulai dengan mengobati setiap komplikasi yang diakibatkan dari memakan makanan yang bukan makanan. Misalnya, mengobati keracunan atau kelainan dalam tubuh yang tidak biasa akibat sindrom. Biasanya diberikan obat atau perawatan untuk mengularkan zat asing yang bersarang dalam tubuh.
Dokter juga akan merekomendasikan berbagai suplemen untuk menambah nutrisi dalam tubuh jika pica terjadi karena kurangnya gizi dalam tubuh. Sementara itu untuk sindrom pica yang terjadi karena gangguan kesehatan mental, penderita akan dibantu oleh psikologis untuk melakukan terapi dan diberikan obat.
Dalam studi kesehatan yang diterbitkan melalui Journal of Applied Behaviour AnalysisTrusted Source, belum ada obat khusus bisa membantu penderita pica sindrom. Mereka mengatakan suplemen multivitamin sederhana mungkin dapat menjadi pengobatan yang efektif dalam beberapa kasus.
ADVERTISEMENT
Sementara itu untuk yang mempunyai gangguan mental, pengobatan efektif dilakukan oleh tenaga profesional. Dengan melakukan terapi rutin atau melalui oabat-obatan yang bisa menangani masalah perilaku untuk membantu mengurangi atau menghilangkan keinginan mereka memakan makanan yang tidak bergizi***