Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
4 Founder Startup Bicara Soal Isu #UninstallBukalapak
15 Februari 2019 9:45 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
Tulisan dari Temali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pepatah itu barangkali mewakili apa yang lagi dialami bos Bukalapak , Achmad Zaky. Cuitannya pada Rabu, (13/2), bikin netizen emosi. Bahkan, muncul gerakan #UninstallBukalapak karena netizen merasa Zaky tidak netral.
"Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis Zaky.
Melalui cuitan yang telah dihapus tadi, netizen mengira jika Zaky mendukung calon presiden Prabowo Subianto. Akhirnya, muncul gerakan massal #UninstallBukalapak tersebut.
Zaky pun menampik, dengan cuitan di bawah ini:
Nah, gara-gara polemik ini, Temali tertarik buat ngegali opini founder-founder startup dalam negeri. Sebenarnya, apa sih yang mereka pelajari dari polemik Bukalapak ini? Yuk, simak hasil chat Temali dengan mereka Jumat, (15/2) pagi ini!
ADVERTISEMENT
"Achmad Zaky melakukan suatu hal yang kontroversial, maka dampaknya akan meluas ke brand Bukalapak."
Muhammad Faiz Ghifari, CEO dan Founder WasteUp
Ghifari, CEO dari startup yang bergerak di bidang pengolahan sampah ini lebih mengomentari soal peran pengusaha sebagai duta besar dari perusahannya.
"Iklan-iklan Bukalapak yang banyak memajukan Achmad Zaky sebagai aktor utama (iklan TV, IG, ikon apps dan sebagainya). Ini menjadikan beliau sebagai face of brand dari si Bukalapak," ujarnya.
"Jadi ketika Achmad Zaky melakukan suatu hal yang kontroversial maka dampaknya akan meluas ke brand Bukalapak."
Ghifari berpikir, bisa saja lewat cuitannya Zaky memang sengaja mendukung capres tertentu. Pemilihan diksi "Presiden Baru" menjadi alasan yang mendasarinya. Data yang diambil pun berasal dari tahun 2016. "Beliau juga adik mentornya Sandiaga Uno."
ADVERTISEMENT
Tapi, Ghifari juga berpikir, bisa juga nggak sengaja alias 'kepeleset'. Kasusnya mirip dengan Elon Musk yang terlihat di publik sedang selow nge-ganja. Alhasil saham Tesla pun turun.
Lebih luas dari kecenderungan pilihan presiden, Ghifari berpendapat, hal-hal kontroversial yang ditunjukin bos perusahaan bukan hal negatif. "Asal selaras dengan brand values perusahannya."
Ia mencontohkan kasus Nike yang menampilkan atlet football Colin Kaepernick sebagai bintang iklan mereka. Kaepernick sendiri kontroversial karena nggak mau berdiri ketika dikumandangkan lagu kebangsaan Amerika Serikat jelang pertandingan football. Alasannya: Rasisme yang masih kuat melekat di Amerika. Orang pun beramai-ramai membakar sepatu Nike mereka.
"Tapi saham Nike malah naik drastis setelah iklan itu, Walaupun kontroversial namun tetap selaras dengan brand values Nike," ujar suami dari Ifatul Hasanah, co-founder startup-nya.
ADVERTISEMENT
"Kalau gagal diatasi, memang harus ada pergantian face of company di Bukalapak,"
Adli S. Wibowo, Fotografer dan Founder Strap Photography
"Pendapat gue brandingnya kena damage." Adli lebih berkomentar pada brand perusahaan.
"Rating yang turun drastis di playstore, pencomotan data yang salah, dan paling penting apa yang dimau CEO Tokopedia malah kemungkinan terjadi duluan di Bukalapak," katanya.
Adli ingat salah satu wawancara CEO Tokopedia, Willian Tanuwidjaja kalau doi bakal pindahin dapuk kepemimpinan perusahaannya pada orang lain. Sedangkan pendapat CEO Bukalapak sebaliknya.
"Dan bukan nggak mungkin kalau (masalahnya) gagal diatasi, memang harus ada pergantian face of company di Bukalapak," pungkas murid dari fotografer senior Darwis Triadi ini.
"Totally against business yang nggak netral."
Distra Vantari, CEO dan Founder Talkabot.ID
ADVERTISEMENT
Distra adalah pengusaha yang berupaya menjaga netralitas dalam politik. "Saya totally against business yang nggak netral. Hampir nggak mungkin seluruh isi perusahaan mendukung hal yang sama."
Ketika suatu bisnis nggak netral, Distra berpendapat bisa saja ada keharusan memaksa seluruh entitas perusahaan untuk mendukung yang dibela. "It's no 100 percent for me."
Terkait kasus Zaky, founder startup yang bergerak di bidang chatbot ini memilih netral. Ia menghargai kebebasan perpendapat dan berharap orang-orang lebih kritis lagi dalam menanggapi sesuatu.
"Siapapun presidennya, setidaknya harus lebih concern pada pembangunan infrastruktur digital."
Muhammad Shiddiq Azis, CEO dan Founder Inagri
Ketimbang mempersoalkan "Presiden Baru" dalam cuitan Zaky, Shiddiq justru lebih mengomentari dana RnD negeri. Ia sepakat dengan Achmad Zaky mengenai dana riset. "Budget RnD dikit banget."
ADVERTISEMENT
Bagi Shiddiq, siapapun presidennya, setidaknya harus lebih concern pada pembangunan infrastruktur digital untuk investasi masa depan. Karena pembangunan dalam ranah tersebut, bagi Shiddiq, mendukung milenial dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bisa bersaing di era industri 4.0.
[Penulis & Editor: Tristia]