Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Sulit Mencintai Diri Sendiri ?
27 Agustus 2022 14:56 WIB
Diperbarui 14 September 2022 20:17 WIB
Tulisan dari Yayasan Teman Saling Berbagi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ditulis Oleh : Wulan Putri (Tim Training & Community Empowerment Intern YTSB)

Saat ini kata Self Love menjadi sebuah topik yang banyak dibicarakan dan disuarakan. Tentang mencintai, menyayangi, menghargai, dan menerima diri sendiri dengan secara penuh dan utuh. Mencintai adalah sebuah proses yang positif untuk dilakukan, karena cinta merupakan salah satu hal yang dapat dialami oleh manusia. Contohnya adalah mencintai diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut psikolog Andrea Brandt Ph. D., M. F.T. Self love adalah menerima apa yang disebut dengan kelemahan, menghargai apa yang disebut kekurangan karena hal ini menunjukkan sebagai sesuatu yang membuat kita menjadi diri sendiri, dan memiliki belas kasih terhadap diri kita sendiri.
Tapi terkadang masih banyak dari sebagian kita yang sulit dan bahkan tidak menyadari akan hal ini. Kita sulit untuk menerima dan mensyukuri keberadaan diri kita dan bahkan sulit untuk menerima kelebihan yang ada pada diri kita sendiri. Banyak dari kita merasa bahwa diri kita ini tidak cantik, tidak mampu, tidak cukup, tidak bisa, dan bahkan tidak pantas.
Hal ini disebabkan berbagai faktor salah satunya adalah karena lingkungan kita sendiri yang membangun citra buruk pada diri kita sendiri. Contohnya seperti teman kita yang sering mengomentari tentang fisik “Kok jerawatan sih?”, “Kok kulitnya dekil banget sih?”, “Masa gini doang gak bisa” dan komentar negatif lainnya yang sudah sering dianggap sebagai bercandaan dan juga basa basi.
ADVERTISEMENT
Sehingga hal inilah yang membuat kita merasa sulit untuk menerima diri kita sendiri, jangankan untuk mencintai. Menerima diri kita seutuhnya pun masih dirasa menjadi hal yang cukup sulit. Kebanyakan dari kita lebih mempercayai omongan dan komentar dari orang lain dibandingkan penerimaan diri.
Faktor lain yang mempengaruhi kita sulit untuk mencintai diri kita sendiri adalah kejadian masa lalu yang menjadi sebuah trauma bagi seseorang, dimana sebuah peristiwa ini berulang menjadi sebuah ketakutan bagi seseorang yang sudah mengalaminya. Sehingga seseorang menjadi tidak mempercayai kekuatan dari dirinya sendiri dan merasa bahwa dirinya adalah seseorang yang lemah.
Hal lain adalah karena adanya stereotip dan ekspektasi dari orang lain kepada diri kita sendiri. Dimana dengan adanya hal ini diri kita menjadi pribadi yang tidak yakin pada kemampuan diri kita sendiri dan takut apabila tidak bisa mencapai ekspektasi orang lain. Misalnya seperti ketakutan karena sudah umur 23 tahun tetapi belum lulus S1, yang kebanyakan orang di umur 23 tahun sudah lulus S1 bahkan sudah bekerja. Sehingga hal ini lah yang membuat seseorang merasa bahwa dirinya adalah seseorang yang gagal dan tidak mampu.
ADVERTISEMENT
Harry Stack Sullivan (1953) menyatakan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati disenangi karena diri kita maka kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Begitu juga sebaliknya, jika seseorang meremehkan dan menolak diri kita, kita juga akan cenderung tidak menerima dan menyenangi diri kita. Hal ini menunjukkan dengan jelas betapa pentingnya peran orang lain dalam membangun self love.
Kebanyakan dari kita menganggap bahwa self love hanya sebatas kepercayaan diri. Nyatanya hal tersebut adalah bentuk menerima dan menghargai semua hal yang terkait dengan diri kita sendiri baik fisik, pikiran, dan hati. Self love sangat penting untuk kehidupan seseorang, baik dalam segi psikososial, kultural, dan mental.
Ada beberapa konsep yang dapat membangun rasa cinta terhadap diri sendiri yaitu sebagai berikut (Maharaj & April, 2013):
ADVERTISEMENT
Self Knowledge (Pengetahuan Diri)
Dalam hal ini kita perlu mengenal diri kita sendiri lebih dalam lagi sehingga makna dari self love. Menurut Trobisch (1976), pengetahuan diri (self knowledge) yaitu mengenal diri sendiri di dalam memungkinkan dan membutuhkan cinta diri yang sebenarnya.
Self Acceptance (Penerimaan Diri)
Maslow (1968) menggambarkan aktualisasi diri individu sebagai tingkat penerimaan diri yang lebih tinggi daripada orang kebanyakan yang memungkinkan mereka untuk tidak terlalu takut pada dunia dan penilaian eksternal dan secara spontan lebih ekspresif dengan pikiran serta tindakan mereka.
Self Being (Keberadaan Diri)
Sartre (seperti dikutip dalam O'Dwyer, 2008) dan Fromm (1939) berpendapat bahwa keberadaan diri (self being) sebagai hambatan terbesar untuk kebebasan dan karena itu seseorang harus mulai menerapkan self love (Maharaj & April, 2013)
ADVERTISEMENT
Self Transcendence (Transendensi Diri)
Transendensi diri didefinisikan oleh Le dan Levenson (2005, hal. 444) sebagai "kemampuan untuk bergerak melampaui kesadaran yang terpusat pada diri sendiri dan untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya dengan kesadaran yang jelas tentang sifat manusia" dan yang mencakup "ukuran yang cukup besar dari kebebasan dari kondisi biologis dan sosial.”
Self Renewal (Pembaharuan Diri)
Menurut Ferris (1988) dan Covey (2004), pembaruan diri (self renewal) adalah tentang memastikan pertumbuhan fisik, mental, emosional dan spiritual (Maharaj & April, 2013). Setiap orang memiliki self love yang berbeda-beda. Ada orang yang sangat mencintai dirinya sehingga dia merasa sangat percaya diri dan ada juga orang yang merasa insecure, yaitu perasaan tidak aman atau merasa kurang atas apa yang ia miliki.
ADVERTISEMENT
Sumber:
Septiana, Nila Zaimatus. Darina, Jesi. (2021). Membangun Self Love Pada Remaja Pengguna Instagram Ditinjau Dari Perspektif Dramaturgi (Studi Fenomenologi Remaja Pengguna Instagram di Desa Ngebrak). Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol.2, (1), 1-17.