Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
#BincangAkhlak: Awalnya Trending di Twitter, Sekarang Jadi Best Seller
16 Maret 2020 16:01 WIB
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berawal dari hashtag yang trending di Twitter, #BincangAkhlak, kini bukan hanya sekadar cuitan di sosial media, tetapi sudah menjadi buku best seller di mana-mana. Takdir Alisyahbana Ridwan yang merupakan sosok di balik buku Bincang Akhlak, kerap disapa Jek atau Stad Jek di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Jek adalah seorang selebtwit dengan pengikut lebih dari 600 ribu akun. Melalui cuitannya di Twitter dengan nama akun @jek___ yang beberapa kali viral, sastrawan Kairo ini seringkali membahas persoalan agama yang diselingi dengan unsur humor, sehingga banyak menuai perhatian netizen.
Pada awal tahun 2020, Jek merilis buku yang berjudul Bincang Akhlak. Tak seserius judulnya, Bincang Akhlak ternyata merupakan buku fiksi komedi yang bisa membuat pembacanya tertawa karena cerita konyol yang ditulis Jek pada buku pertamanya ini.
Buku Bincang Akhlak menceritakan perjalanan hidup Jek yang berliku-liku. Pada kumparanTALK kali ini, Jek bersama Teman kumparan berkesempatan membahas lebih dalam buku perdana yang berhasil ditulisnya, Bincang Akhlak, yang kini menjadi best seller. Seperti apa keseruannya? Simak obrolannya di sini!
Tanya: Biasanya, sebelum menulis buku, kita kan dapat inspirasi dari apa yang dilihat dan dirasakan dalam kehidupan, kalau Bang Jek sendiri dapat inspirasi dari mana? Dan kenapa judul bukunya Bincang Akhlak?
ADVERTISEMENT
Jawab: Betul sekali, kita nggak bisa nulis sesuatu kalau nggak pernah mengalaminya, melihat, atau bahkan mendengar dari cerita orang lain. Semua isi dari buku Bincang Akhlak itu hampir semuanya pernah dialami, termasuk kurang akhlak itu sendiri, sampai akhirnya dapat hidayah. Ya namanya hidup, berproses dari buruk ke baik. Beberapa kejadian di buku itu, aku alami sendiri.
Tanya: Setelah buku Bincang Akhlak sukses masuk best seller, apakah kedepannya Bang Jek mau buat buku lagi? Lalu, gimana caranya ngangkat pengalaman pribadi supaya jadi cerita yang menarik? Padahal rasanya pengalaman pribadi kita tuh biasa-biasa aja.
Jawab: Kenapa judulnya Bincang Akhlak? Karena hashtag #BincangAkhlak sebelumnya sudah sering trending dan dikenal di Twitter. Isi bukunya bercerita tentang akhlak (baik dan buruk), seperti perubahan akhlak dari yang kacau menuju cahaya kemenangan. Menurutku itu bisa diperbincangkan untuk jadi pembelajaran. Buku selanjutnya lagi proses, entah nanti judulnya apa nih. Sebenarnya pengalaman pribadi seseorang itu nggak ada yang biasa saja. Pasti ada sisi menariknya, cuma kamu nggak menyadari. Semuanya bisa diceritakan kok.
ADVERTISEMENT
Tanya: Apa tujuan Bang Jek menulis buku Bincang Akhlak? Apa yang mendorong Bang Jek menulis ini?
Jawab: Tujuan nulis? Untuk royalti lah, bercandaaa. Pastinya untuk mendapatkan uang, bercanda lagi deh. Tujuannya barangkali ada yang mau membaca kisah hidupku yang nggak penting-penting banget, tapi ada part yang penting juga. Mengingat aku sudah lumayan dikenal kan di Facebook. Salah satunya yang mendorong adalah ingin sekali mengasah kemampuan menulisku, karena sebenarnya sudah hobi menulis dari kecil.
Tanya: Assalamualaikum, mau nanya stad, kira-kira ada rencana buat ngadain meet and greet di Jakarta? Aku pengen banget salim sama Stadjek nih. Pengen banget salim sama Stad Jek nih, pengen bawa buku sama kaosnya juga biar bisa dapat tanda tangan.
ADVERTISEMENT
Jawab: Iya waalaikumsalam, Sar. Sebenarnya agendanya sudah ada untuk di Jakarta, Depok, dan Bandung. Cuma karena ada halangan penyebaran virus corona, jadinya ditunda dulu. Kalau untuk salim, mahram bukan nih? Nggak boleh salim dong kalau bukan mahram. Buat cowok boleh peluk, sambil smack down juga boleh. Iya nanti mudah-mudahan diadain ya, ada meet and greet, cie. Kita bakal ada tanda tangan, foto-foto, sama bikin Tik Tok. Oke?
Tanya: Pernah kepikiran nggak bang, kalau buku Bang Jek bisa sefenomenal sekarang, sampai masuk best seller di banyak toko buku? Gimana perasaannya ketika tahu bukunya banyak yang suka?
Jawab: Nggak pernah kepikiran sih buat jadi sefenomenal ini. Kayak siapa aku kan ya, penulis baru, nggak dikenal, di antara penulis yang sudah punya nama. Ya alhamdulillah sih. Sejak SMP kelas satu pernah feeling juga akan jadi penulis best seller. Kalau ditanya perasaannya, ya antara senang dan terharu.
ADVERTISEMENT
Tanya: Tanya stad, gua kan juga agak suka nulis nih. Tapi sering stuck di tengah jalan, entah karena mentok ngembangin cerita atau malas. Ada kiat-kiat nggak buat melewati halangan dan rintangan tersebut?
Jawab: Tipsnya itu jalanin aja, santai aja, jangan ada beban, menaruh ekspektasi bakal jelek atau bakal gagal. Ya nulis aja, terus diselingi juga lah. Jangan nulis-nulis terus, lupa ibadah, lupa doa, lupa buka puasa, takutnya meninggal. Hmmm buku saya termasuk kompleks karena membahas akhlak juga sih. Saya juga ketolong IQ tinggi juga ya, jadi mudah untuk mengolahnya. Semangat buat yang suka nulis, jangan putus asa, jangan patah arah, dan jangan lupa makan.
Tanya: Bang, kira-kira apa saja tolok ukur suatu tulisan atau karya itu dikatakan bermanfaat?
ADVERTISEMENT
Jawab: Tolok ukur suatu karya dibilang bermanfaat adalah ketika seseorang membaca suatu buku, setelah mereka membacanya punya perasaan ingin mengubah tindakannya. Mulanya dari terpuruk jadi semangat, dari yang akhlaknya mencong, berubah ke akhlak terang benderang. Itu aja sih. Pokoknya bermanfaat bagi orang kalau menimbulkan perubahan dari negatif ke positif.
Tanya: Apa sih yang spesial dari Bincang Akhlak dibanding buku-buku yang lain? Kenapa orang-orang harus baca buku ini? Terus, ada nggak angan-angan buat nulis buku lain? Kalau ada, tentang apa?
Jawab: Kayaknya kurang elok kalau membandingkan antara buku saya dengan buku orang lain. Kalau ditanya kenapa orang-orang harus baca buku ini, banyak pelajaran yang bisa diambil. Ya betul, ini pengalaman saya saja. Cuma, insya Allah deh kalau dibaca tuh banyak part yang relate gitu. Di balik komedinya yang begitu kental, tetapi saya selalu berusaha memasukkan unsur pendidikan, apalagi keislaman, itu insya Allah lah. Saya nggak akan masukin ilmu-ilmu yang tidak kuat dalilnya. Saya selalu menyuguhkan hal-hal yang shahih untuk dipelajari. Untuk buku selanjutnya masih berkutat di komedi segar dan selalu setiap tulisan harus mengandung manfaat untuk para pembaca.
ADVERTISEMENT
Tanyai: Sekarang ini kan Stad Jek sudah jadi panutan, kira-kira ada rencana buat podcast tentang Bincang Akhlak ini nggak? Selain itu, kepikiran nggak buat bikin Q&A di youtube? Supaya lebih banyak masyarakat yang tercerahkan akhlaknya gitu.
Jawab: Waduh makasih banyak buat apresiasi dan masukannya, apalagi sampai dibilang panutan, aduh nggak lah ya. Sebaik-baiknya panutan adalah rasul. Untuk podcast lagi kepikiran di ramadhan ini. Biar nambah-nambah kegiatan, misal sambil ngabuburit, supaya puasanya nggak terasa. Q&A di youtube masih dipikirkan juga ya.
Tanya: Setelah buku Bincang Akhlak jadi trending dan best seller, apakah Bang Jek nggak kepikiran buat bikin filmnya bang?
Jawab: Ya duh, modalin dong, modalin. Semua orang ingin karyanya dibuat film, tapi nggak ada power. Bikinin dong, kali aja kenal sutradara gitu, Joko Widodo, eh, Joko Anwar. Kasih tau, yaa kalau ditanya bukunya dibikin film mah ya mau lah.
ADVERTISEMENT
Tanya: Apa maksud dan tujuan Bang Jek menamakan bukunya “Bincang Akhlak”? Apa makna cover buku Bincang Akhlak? Terus kira-kira bakal berlanjut nggak di sosial media lain selain Twitter? Misal, bikin channel youtube gitu?
Jawab: Maksud dan tujuan dinamakan Bincang Akhlak tuh ya karena branding #BincangAkhlak itu udah besar duluan sebenarnya. Bincang Akhlak udah dikenal user Twitter, jadi makanya dinamakan itu. Agak kejutan sih, isinya komedi, tapi namanya Bincang Akhlak. Makanya covernya tuh dibikin aku naik onta. Karena kalau dilihat lagi, judulnya Bincang Akhlak, tapi covernya orang naik onta, kepalanya gede. Otomatis orang berpikiran, wah ini nih sisi komedinya. Covernya dilucu-lucuin, supaya orang ngeh gitu kalau ini buku komedi. Untuk channel Youtube masih dipikirin yah, karena takut terlalu mengejar duniawi, padahal akhirat kan yang terpenting.
ADVERTISEMENT
Tanya: Halo Bang Jek, apakah ada kendala saat membuat buku Bincang Akhlak, seperti misalnya masalah izin istri atau keuangan?
Jawab: Istri selalu mensupport, selalu kasih semangat. Dari segi keuangan insya Allah nggak pernah terkendala. Kendalanya paling kepotong pas adzan, karena kalau sudah adzan, kita harus melangkahkan kaki buat sholat.
Tanya: Bang, gimana caranya menarik perhatian pembeli buat beli buku lo? Apa ada bocoran buku yang menarik supaya mereka mau beli?
Jawab: Untuk menarik perhatian sebenarnya dari teknik marketing aja sih, dari promosinya gimana. Saya kebetulan punya power di Twitter nih, followers lumayan banyak tuh. Jadi, untuk menarik perhatiannya, sering-sering mainin hashtag #BincangAkhlak, karena kebetulan judulnya juga dari hashtag yang sedang tren. Selain itu, sering minta review dari bukunya, karena kalau banyak yang review, orang yang tadinya nggak mau beli jadi penasaran, gitu aja sih.
ADVERTISEMENT
Tanya: Apakah ada perubahan yang Bang Jek dapatkan setelah buku Bincang Akhlak booming selain dari segi rekening (ekonomi), misalkan dari segi sosial? Dan apakah Bang Jek sempat merasakan star syndrome?
Jawab: Jadi gini nih, alhamdulillah dari segi rekening yang tadinya gendut, jadi semakin gendut. Terus dari segi sosial, yang belum kenal Jek ya jadi kenal, tapi sebenarnya nggak terkenal terkenal amat, karena ada aja tetangga yang punya hajat nggak ngundang sama sekali. Nggak tahu aja dia, siapa penulis Bincang Akhlak. Terus apakah Bang Jek sempat merasakan star syndrome? Ya nggak lah ya, jangan sampai, itu perbuatan tercela kalau sampai star syndrome. Buktinya, sampai sekarang saya nggak malas buat balas mention followers di Twitter. Ya, semoga aja tetap merendah walaupun sudah jadi orang hebat.
ADVERTISEMENT
Tanya: Stad, bukunya nggak mau lebih tebal dan ditambah bahasan tentang sunnah dan aturan-aturan agama kah? Saya excited banget pas baca, gokil sih bisa gitu. Setiap kalimat bisa bikin ngakak. Ilmu ustadz ini dapat dari imam masjid atau dari mana? Saya kagum.
Jawab: Wah makasih banyak udah kagum sama saya, kamu nggak sendiri kok, banyak yang lain, hehehe bercanda. Hmmm untuk buku selanjutnya, rencananya sih mau lebih nyebelin dan lebih tebal lagi halamannya. Tapi, otomatis harganya akan naik, semoga masuk di kantong masyarakat juga ya. Untuk membahas sunnah dan aturan agama, kayaknya terlalu berat ya. Bagi saya penulis buku komedi yang hanya menyelipkan nilai agama, kalau harus memasukkan kedua hal tadi terlalu beresiko sih. Soalnya saya nggak punya kapasitas buat bahas itu. Tapi yang pasti, kewajiban kita semua adalah untuk menyampaikan kebaikan. Saya cuma bisa kasih yang standar-standar yang insya Allah shahih. Ilmunya sebenarnya datang salah satunya dari keluarga, karena keluarga saya cukup islami. Sumbernya rajin membaca, rajin ikut majelis aja lah, untuk menambah wawasan.
ADVERTISEMENT
Tanya: Bang Jek, aku mau nanya. Apa Motivasi Bang Jek untuk menulis buku fenomenal ini? Bagaimana tanggapan keluarga Bang Jek saat membaca novel tersebut?
Jawab: Motivasinya sebenarnya untuk mengasah kemampuan menulis, menyalurkan hobi, dan alhamdulillah kan kebetulan punya power nih di Twitter, followers yang lebih dari setengah juta, kan sayang kalau nggak dimanfaatin untuk dagang, hehe bercanda. Intinya membagikan wawasan aja, makanya nulis. Selain itu beberapa orang ada yang minta juga sih. Tanggapan keluarga, awalnya mereka nggak tahu kalau saya bakal nulis. Saya pun nggak kasih tahu ke mereka, waktu itu yang tahu tuh cuma istri. Waktu buku selesai dicetak, baru deh tuh, kasih tahu ke orang tua dan kakak. Reaksinya kaget, kok cowok alim bisa nulis juga ternyata. Remaja masjid yang bisanya ngaji sama adzan ternyata bisa jadi penulis best seller.
ADVERTISEMENT
Sebelum menutup perbincangan dengan Teman kumparan, Jek sempat menuturkan suka duka yang dirasakan ketika menulis buku Bincang Akhlak.
"Proses menulis buku ini rasanya flashback ke masa lampau, ketika nulis kesalahan-kesalahan di masa lalu terasa ada penyesalan. Ada rasa, wah kenapa ya dulu saya begini. Artinya mengingat kesalahan lagi, gitu. Intinya terbawa emosi, pas lagi nulis part yang lucu ya jadi ketawa-ketawa sendiri," ujar Jek kepada kumparan.
kumparanTALK Milennial masih akan berdiskusi dengan narasumber lain yang nggak kalah menarik, loh.
Tertarik ikuti keseruannya? Yuk gabung di grup WhatsApp Teman kumparan Milennial .