Berdansa Sambil Membanting Perabotan bersama Turnstile

The Pied Piper
Sad, malnourished, and poor.
Konten dari Pengguna
24 Februari 2018 23:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari The Pied Piper tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berdansa Sambil Membanting Perabotan bersama Turnstile
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Satu hal yang tak pernah bisa dilakukan Turnstile adalah mengecewakan para penggemarnya. Kebebalan itu kembali mereka lakukan lewat album teranyar yang dirilis Jumat (23/2/2018) waktu Amerika Serikat, 'Time and Space'.
ADVERTISEMENT
Album ini adalah debut Turnstile, band crossover-hardcore asal Baltimore itu, dengan label mayor Roadrunner. Kepindahan Turnstile untuk naik kelas ke label mayor ini ditandai pula dengan berbagai perubahan yang membuat mereka makin terdengar canggih dan matang.
Salah satu bentuk riil perubahan itu adalah bagaimana mereka berani menyelipkan dua nomor intermission yang durasinya tak sampai satu menit. Intermission pertama diberi tajuk 'Bomb' dan ia terdapat di antara dua single yang mereka rilis jauh sebelum LP ini dirilis, 'Generator' dan 'I Don't Wanna Be Blind'. Sementara, intermission kedua, 'Disco', hadir persis sebelum trek penghabisan, "Time and Space".
ADVERTISEMENT
Selain keberadaan intermission, album ini sendiri secara umum terdengar jauh lebih kaya ketimbang album mereka sebelumnya, 'Nonstop Feeling'. Ciri utama Turnstile memang masih terasa, dengan groove yang mengajak para pendengarnya untuk bergoyang sembari membanting perabotan. Hampir di semua lagu ciri itu masih terdengar betul.
Yang kemudian menjadi pembeda utama adalah bagaimana musik disco hardcore itu diselingi oleh pengaruh-pengaruh psikadelik yang kental. Sejak awal, ketika merilis single pertama berjudul 'Real Thing', awal November 2017, Turnstile sudah mengindikasikan bakal melakukan hal ini.
Indikasi itu terlihat betul dari bagaimana video musik mereka dieksekusi. Suasana Flower's Generation begitu kentara, mulai dari aksi-aksi yang ditampilkan, font yang digunakan, sampai tone warna yang ditumpahkan. Sejak saat itu, para penggemar sudah mulai berspekulasi dan akhirnya, apa yang diidamkan itu kesampaian juga.
ADVERTISEMENT
Total, ada empat single yang dirilis oleh Turnstile dalam lagu ini. Selain 'Real Thing', 'Generator', dan 'I Don't Wanna Be Blind', ada pula 'Moon'. Sejauh kuping ini mendengar, 'Moon' adalah upaya Turnstile mereplikasi (dan memodifikasi) 'Blue by You' yang jadi salah satu trek paling populer dari 'Nonstop Feeling'.
Namun, dari keempat single itu yang benar-benar laik dikedepankan adalah 'Generator' dan 'I Don't Wanna Be Blind'. Sebabnya, 'Generator' adalah melting pot paripurna dari segala pengaruh yang menempel dalam diri Turnstile, mulai dari hardcore klasik, skate punk, thrash metal, sampai blues dan rock psikadelik.
Sementara, 'I Don't Wanna Be Blind' menjadi sangat menarik karena perkara tempo yang tidak biasa. Di sini Brendan Yates, Franz Lyons, Daniel Fang, Brady Ebert, dan Pat McCrory memilih untuk bermain-main di tempo sedang yang selama ini identik dengan unit-unit post-hardcore macam Quicksand dan Glassjaw. Tak heran jika intermission itu diletakkan sebagai pemisah nomor ini dengan 'Generator'.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, sekali lagi, album ini adalah sebuah bukti kebebalan dari Turnstile. Dengan bebalnya mereka masih saja tak mampu mengecewakan. Dengan bebalnya mereka belum berhenti memberi kejutan. Dengan bebalnya mereka masih menciptakan lagu-lagu yang catchy, anthemic, tetapi tidak picisan. Dan dengan bebalnya, mereka masih saja membuat album yang berdurasi di bawah 30 menit!