Konten dari Pengguna

Perubahan Iklim Jadi Isu Prioritas, Jurnalis Harus Apa?

Tiara
Journalist
14 Juni 2022 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tiara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Talkshow Parade Jurnalistik 2022, diisi oleh Direktur Eksekutif WALHI Jawa Barat Selasa (17/05). Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Talkshow Parade Jurnalistik 2022, diisi oleh Direktur Eksekutif WALHI Jawa Barat Selasa (17/05). Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim merupakan sebuah fenomena yang terjadi akibat pemanasan global. Selain memang terjadi secara alami, pemanasan global juga dipicu akibat aktivitas manusia. Pencapaian manusia untuk berkembang menghasilkan sarana dan prasarana untuk menunjuang kehidupan yang lebih baik ternyata juga memberikan dampak buruk bagi Bumi.
ADVERTISEMENT
Berawal dari adanya penemuan mesin uap pada 1850-an, banyak aktivitas manusia yang menggunakan energi fosil, batu bara dan minyak bumi yang memberikan kontribusi emisi yang besar terhadap Bumi.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Meiki Wemly Paendong, menyampaikan salah satu penyebab dari perubahan iklim adalah pemanasan global. Menurutnya, kenaikan suhu dari planet Bumi memberikan dampak terhadap terjadinya perubahan iklim yang akhirnya berujung terjadi perubahan cuaca-cuaca yang tidak lazim, seperti La Nina dan El Nino.
Meiki menyampaikan, memang tidak pernah ada pernyataan dari masyarakat publik yang menyangkal perubahan iklim. Namun, pemahaman untuk mencoba mendalami mengenai perubahan iklim dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegahnya memang masih rendah.
"Hanya yang masih perlu dibangun adalah pemahaman untuk lebih mendalami konteks perubahan iklim, terutama konteks mengenai penyebabnya, serta dampak yang sudah dan akan terjadi terkait iklim yang berubah ini,” tuturnya dalam webinar yang diselenggarakan oleh Parade Jurnalistik, Selasa (17/05).
ADVERTISEMENT
Sosialiasi dan edukasi mengenai perubahan iklim harus diupayakan. Kemudahan dan kecepatan penyebaran informasi di era digital ini dapat dimanfaatkan sebagai metode penyebaran informasi sebagai sosialisasi dan edukasi mengenai perubahan iklim. Hal tersebut dapat dilakukan dengan konsisten melalui media dalam bentuk produk jurnalisme. Dengan begitu, dunia jurnalisme berperan penting dalam penyebarannya. Lantas, apa peran jurnalis dalam hal ini dan bagaimana cara mereka untuk mengelaborasi fakta yang akurat?
Suatu produk jurnalisme yang akurat harus ditunjang juga dengan keilmuan berbasis sains. Menurut Meiki, Jurnalis harus memberikan informasi yang berpedoman pada hasil-hasil yang sudah diteliti. Biarkan para ilmuwan bekerja, jurnalis hanya perlu mengemas dengan menarik hasil penelitian yang sudah ada. Dengan begitu, masyarakat dapat mengonsumsi produk yang menarik nan berkualitas dan akurat.
ADVERTISEMENT
“Ilmuwan hanya meneliti, tetapi mempunyai keterbatasan dalam mempublikasi karena berbagai aspek. Produk-produk jurnal ilmiah yang dihasilkan ilmuwan juga masih kaku. Ada kebutuhan jurnalisme yang harus menjadi kepanjangan tangan dalam menginformasikan hasil-hasil temuan terkait perubahan iklim atau pun lingkungan," ungkapnya.
Memang diperlukan kemampuan khusus dalam menulis isu seperti ini. Sering terjadi kekurangpahaman atau misalnya kurang menggali lebih dalam aspeknya, sehingga secara tidak sadar justru terjebak menyampaikan satu isu atau solusi katakanlah yang ternyata itu juga akan memberikan dampak negatif.
Meiki menuntut para jurnalis untuk tidak mempublikasi tanpa mencoba mengklarifikasi atau mencari informasi pembanding. “Carilah informasi dari berbagai perspektif sebelum menjadikan suatu informasi sebagai konsumsi publik, sehingga pemberitaannya berimbang. Dengan begitu, pemberitaan tentang inovasinya tetap ada tapi di sisi lain ada dampaknya,” tambah Meiki.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, Walhi Jawa Barat telah berkolaborasi bersama para jurnalis AJI Bandung untuk membuat liputan mengenai perubahan iklim ini, salah satunya Jurnalistrip. Dalam kegiatan tersebut, tidak hanya menjelaskan secara ilmiah terkait perubahan iklim, Walhi juga mengarahkan kawan-kawan jurnalis untuk mengelaborasi fakta di lapangan sampai ke dampak-dampak yang dirasakan oleh masyarakat.