Konten dari Pengguna

Tokoh Elite Agama dan Perannya Membentuk Perilaku Pemilih

TIARMA DELSITA
Mahasiswa Universitas Padjajaran
5 April 2022 13:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari TIARMA DELSITA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustration Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Illustration Freepik.com
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Adapun, dalam menentukan pilihannya, para pemilih biasanya didasari oleh tiga pendekatan, yakni pendekatan sosiologis, psikologis, dan pendekatan rasional. Ketiganya memang seringkali digunakan untuk menganalisis perilaku pemilih dalam suatu perhelatan pemilu. Salah satu pendekatan yang saat ini masih terus berkembang adalah pendekatan sosiologis yang dikembangkan oleh sosiolog asal Colombia yakni Lazarsfeld. Secara definitif, pendekatan sosiologis merupakan pendekatan yang menekankan pada peranan faktor-faktor sosiologis dalam membentuk perilaku politik seseorang. Seseorang akan sangat memperhitungkan faktor latar belakang sosiologis kandidat, terutama dalam hal agama, ras dan etnis mereka.
Bagi mereka yang lebih berdasar pada aspek sosiologi dalam menentukan perilaku pemilihnya, maka para pemilih tersebut salah satunya cenderung lebih memperhitungkan faktor agama dalam menentukan pilihannya. Agama biasanya dilihat sebagai landasan yang sangat kuat, sehingga digunakan untuk menilai pilihan mana yang lebih baik dan pilihan mana yang tidak. Sebagian pemilih akan mengutamakan kandidat yang memiliki kesamaan latar belakang agama, daripada kandidat yang memiliki perbedaan keyakinan. Kesamaan tersebut akhirnya digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan kebenaran dan hukum yang sesuai pula, hal ini akan lebih sulit apabila dilakukan dengan kandidat yang memiliki perbedaan agama.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, tanpa disadari para pemilih yang mengedepankan faktor sosiologis akan pula memperhitungkan peran tokoh elite agama dalam menentukan perilaku memilihnya. Tokoh agama seringkali dilihat sebagai tokoh yang memiliki kharisma tersendiri untuk dapat diteladani yang bahkan sampai dapat mampu merubah cara pandang dan tingkah laku masyarakat dalam menentukan pilihannya. Para elite agama tersebut akan lebih mempunyai modal sosial baik dalam konteks massa sampai pengetahuan agama yang pada akhirnya membuat dirinya akan dipatuhi oleh segenap masyarakat di daerah.
Salah satu fenomena politik yang kental dengan isu keagamaan adalah perhelatan Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017 sampai Pemilihan Presiden pada tahun 2019. Singkatnya, dalam situasi seperti ini sulit untuk mengacuhkan bahwa pada kenyataannya para tokoh agama sedikit banyaknya turut memainkan peran penting dalam mempengaruhi pilihan politik masyarakat. Terutama dalam perannya sebagai legitimasi agama, penggerak massa, opinion leader, sampai fasilitator secara umum.
ADVERTISEMENT
Dalam fenomena politik Pilkada 2017 silam, dari sekian tokoh agama, terdapat salah satu tokoh yang juga turut andil berperan dalam perhelatan pemilihan umum, beliau adalah Habib Muhammad Rizieq Shihab. Sebagai seorang ulama yang dikenal oleh masyarakat, beliau memainkan sejumlah peran penting. Dalam konteks sebagai legitimasi agama, beliau memanfaatkan perannya untuk dapat menyatakan pernyataan mengenai pentingnya pemimpin dari kalangan Muslim, di mana haram hukumnya apabila seorang Muslim memilih pemimpin dari keyakinan lain sebagai pemimpin mereka, karena sangat bertolak belakang dengan prinsip yang tercantum di dalam agama. Selain itu, terkait akan peran nya sebagai opinion leader, maka beliau dalam beberapa aktivitas keagamaan nya seringkali menyisipkan pernyataan mengenai dukungannya terhadap salah satu kandidat calon yang juga seorang muslim. Tak hanya itu, kegiatan-kegiatan dengan kehadiran para pengikut/ massa nya pun akhirnya dimanfaatkan untuk menghadirkan calon kandidat yang didukung oleh beliau pada kesempatan tersebut (Fajar, 2021).
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, peran nya tak lupa memang dilandasi oleh latar belakang beliau yang dikenal dan memiliki pengikut massa yang cukup besar. Maka tak heran apabila Habib Rizieq seringkali dipandang sebagai sosok yang menjadi panutan, termasuk terhadap keputusan politik yang diambil oleh beliau. Alhasil, keterlibatannya akhirnya berdampak dalam membentuk dan menentukan perilaku pemilih di masyarakat, masyarakat yang tadinya tidak memperhitungkan faktor sosiologis, bisa kemudian beralih secara masif.
Oleh sebab itu, melihat fenomena tersebut tidak dapat dimungkiri bahwa gerakan para tokoh agama memiliki pengaruh, yang pada akhirnya para tokoh tersebut dapat mendulang suara bagi kandidat yang mereka dukung. Bahkan, rasionalitas yang ada pada para pemilih didasarkan oleh pilihan para pemuka agama.
ADVERTISEMENT