Konten dari Pengguna

8 Mei Hari Pertama SNBT: Kilas Balik Kontroversi Penghapusan TKA SNBT 2023

Tiffania Khairunnisa Kurnia Abidin
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
9 Mei 2023 18:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tiffania Khairunnisa Kurnia Abidin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ujian. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ujian. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan gelombang pertama Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau seringkali disingkat sebagai SNBT 2023 resmi dimulai pada Senin, 8 Mei 2023. Hari pertama pelaksanaan SNBT 2023 tentunya menjadi awal yang baru dalam pelaksanaan seleksi tes masuk perguruan tinggi negeri di seluruh wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan SNBT merupakan salah satu kebijakan baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek Dikti) dan baru pertama kali dilaksanakan di tahun 2023 ini.
Di tahun sebelumnya, seleksi tes masuk perguruan tinggi negeri (PTN) disebut dengan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa disingkat SBMPTN.
Kemudian mengacu pada Permendikbudristek Nomor 48 Tahun 2022 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN), istilah SBMPTN resmi dihapuskan oleh Kemendikbudristek dan berganti nama menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

Perubahan Mekanisme Seleksi Tes Masuk PTN

Pergantian nama jalur penerimaan mahasiswa baru dari yang semula SBMPTN menjadi SNBT menimbulkan polemik pro dan kontra di kalangan masyarakat, terlebih pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) lantaran mekanisme pelaksanaan yang tentunya berbeda dengan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Mekanisme pelaksanaan SNBT itu sendiri dilakukan dengan menggunakan tes skolastik yang mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris. Ini artinya Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi secara resmi telah menghapuskan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada SNBT 2023.
Penghapusan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada SNBT 2023 berhasil menuai kontroversi tak hanya di kalangan pelajar SMA, tetapi juga di kalangan masyarakat umum. Pasalnya, TKA mengukur kemampuan kognitif calon mahasiswa baru terkait mata pelajaran yang sudah mereka pelajari selama di sekolah.
Kebijakan baru yang dicetuskan oleh Kemendikbudristek sukses menarik perhatian berbagai kalangan untuk berlomba-lomba menyuarakan opini mereka terkait hal ini. Masyarakat seolah terbelah menjadi dua kubu besar, ada kubu yang pro dan ada juga kubu yang kontra dengan kebijakan yang baru ini.
ADVERTISEMENT

Alasan Mendikbudristek Menghapus TKA pada SNBT 2023

Mendikbudristek Nadiem Makarim saat kunjungan kerja di Tomohon, Sulut, Jumat (6/1). Foto: Kemendikbudristek
Melalui konferensi pers Merdeka Belajar Episode 22: Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri secara daring, Rabu (7/9/2022), Nadiem Makarim mengungkapkan beberapa alasan dibalik penghapusan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada SNBT 2023. Penerapan kebijakan baru ini dimaksudkan agar:

Polemik Pro-Kontra Penghapusan TKA pada SNBT 2023

Beberapa alasan penghapusan TKA yang telah disebutkan dalam konferensi pers Kemendikbud RI menuai respon yang bermacam-macam dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kelompok yang pro dengan kebijakan baru ini merasa bahwa penghapusan TKA cukup adil untuk dilakukan karena dengan adanya penyetaraan tes skolastik sebagai tes seleksi masuk PTN, calon mahasiswa baru yang berasal dari SMA/MA/SMK di segala jurusan bisa lintas jurusan sesuai dengan kemampuan apa yang bisa mereka eksplorasi, terlepas dari latar belakang jurusan yang mereka ambil di SMA/MA/SMK.
Sementara itu, kelompok yang kontra juga memaparkan alasan mereka menilai penghapusan TKA pada SNBT 2023 adalah hal yang kurang bisa dibenarkan.
Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT). Foto: Dok. Istimewa
Hal ini lantaran sebagian besar dari mereka merasa bahwa setiap mahasiswa baru harus menguasai ilmu dasar yang relevan dengan program studi yang akan mereka tuju dan ilmu dasar itu diperoleh dari materi pelajaran di SMA. Maka dari itu, penghapusan TKA dikhawatirkan akan mempengaruhi kompetensi mahasiswa baru selama masa perkuliahan dan menyulitkan mereka yang tidak memiliki bekal ilmu yang mumpuni.
ADVERTISEMENT
Polemik pro dan kontra terkait penghapusan TKA pada SNBT 2023 selalu menarik untuk dibahas. Pada kenyataannya, selalu ada sisi positif dan negatif dari setiap kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek. Ditinjau dari sisi positifnya, penghapusan subtes TKA pada SNBT 2023 adalah hal yang dapat dibenarkan karena sebenarnya tidak semua subtes TKA relevan dengan program studi yang akan dituju oleh calon mahasiswa baru.
Sebagai contoh, pada program studi teknik, baik itu teknik mesin, teknik elektro, atau prodi teknik lain yang tergolong ke dalam rumpun saintek, subtes mata pelajaran biologi tentunya tidak terlalu dibutuhkan pada program studi teknik.
Dampak positif lain yang ditimbulkan dari kebijakan baru ini yaitu dengan adanya penetapan syarat tes skolastik tanpa adanya TKA mampu mendorong terjadinya pemerataan peluang siswa yang berasal dari SMA/MA/SMK untuk mendaftar ke PTN.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hal ini juga menguntungkan pelajar SMA/MA/SMK yang memilih untuk lintas jurusan karena mereka tidak perlu terlalu terfokus untuk mempelajari materi pelajaran yang tidak mereka dapatkan di sekolah. Namun, tak dapat dipungkiri juga bahwa penghapusan TKA memicu timbulnya dampak negatif.
Ditinjau dari sisi negatifnya, penghapusan TKA pada SNBT 2023 menjadikan mahasiswa yang baru masuk pada tiap-tiap program studi tertentu bisa lebih beragam dan tidak spesifik lagi. Apalagi ditambah dengan kemungkinan bahwa masing-masing dari mereka tidak terlalu menguasai ilmu dasar yang relevan dengan program studi kian menambah beban para dosen untuk menyeimbangkan kemampuan akademis mahasiswa baru.
Selain itu, penetapan tes skolastik sebagai satu-satunya tes untuk seleksi PTN dikhawatirkan membuat calon mahasiswa baru menjadi seolah menyepelekan SNBT karena stigma tes skolastik yang mengukur tingkat penalaran seseorang dinilai lebih mudah dibandingkan dengan TKA. Hal ini disebut-sebut bisa menyebabkan turunnya semangat dan ketekunan belajar calon mahasiswa baru untuk berjuang menggapai kampus impiannya.
ADVERTISEMENT
Baik ditinjau dari sisi positif ataupun negatif, dampak yang ditimbulkan dari penghapusan TKA pada SNBT 2023 sama-sama dapat dibenarkan karena alasan-alasan yang telah disebutkan tadi memang benar adanya.
Meski begitu, alangkah lebih baik jika TKA sebagai salah satu tes seleksi masuk PTN tidak sepenuhnya dihapus melainkan diperbaiki dengan cara menyesuaikan subtes TKA yang relevan dengan program studi tujuan.
Misalnya, pada program studi arsitektur, maka subtes TKA yang perlu diujikan hanyalah matematika dan fisika saja. Dengan begitu, tes seleksi masuk PTN dirasa lebih adil dan kualitas mahasiswa baru pada program studi tertentu tak perlu diragukan lagi.