Konten dari Pengguna

Waspada Musim Demam Berdarah: Inspeksi Jentik dan Pemasangan Ovitrap

Tika Aprilia Permatasari
Mahasiswa Universitas Airlangga
21 Juli 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tika Aprilia Permatasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelaksanaan penyuluhan demam berdarah oleh tim KKN BBK 4 Universitas Airlangga
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan penyuluhan demam berdarah oleh tim KKN BBK 4 Universitas Airlangga
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memasuki musim penghujan, ancaman demam berdarah semakin meningkat di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Kecamatan Sukosari, Kabupaten Mojokerto. Di Desa Sukosari sendiri ditemukan 2 kasus warga yang terindikasi demam berdarah. Untuk mengantisipasi peningkatan kasus demam berdarah, tim Kuliah Kerja Nyata-Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 4 Sukosari Universitas Airlangga melaksanakan program pencegahan melalui inspeksi jentik dan pemasangan ovitrap.
ADVERTISEMENT
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang berkembang biak di genangan air bersih. Dalam rangka menurunkan angka kasus DBD, tim KKN-BBK 4 Sukosari melakukan inspeksi jentik secara menyeluruh di rumah-rumah warga dan lingkungan sekitar.
“Inspeksi jentik ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan jentik nyamuk di wadah-wadah air, baik di dalam maupun di luar rumah. Kami juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menguras tempat penampungan air secara rutin,” ujar salah satu anggora tim KKN-BBK 4 Sukosari, Tika Aprilia.
Selain inspeksi jentik, tim KKN-BBK 4 Sukosari juga memasang ovitrap di rumah warga yang positif jentik. Ovitrap adalah alat yang dirancang untuk menarik nyamuk betina agar bertelur di dalamnya, sehingga telur tersebut dapat dimonitor dan dimusnahkan sebelum menjadi nyamuk dewasa.
ADVERTISEMENT
“Pemasangan ovitrap merupakan langkah proaktif dalam mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti. Dengan memonitor telur nyamuk, kita bisa mencegah berkembangnya nyamuk dewasa yang bisa menyebarkan virus DBD,” tambah Tika.
Program pencegahan ini disambut baik oleh masyarakat Sukosari. Mereka merasa lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk.
“Ini merupakan inisiatif yang sangat baik dari para mahasiswa. Kami jadi lebih waspada dan berusaha menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas dari nyamuk,” ungkap salah satu warga, Ibu Siti.
Dengan adanya program ini, diharapkan angka kasus demam berdarah di Desa Sukosari dapat ditekan, sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang berbahaya ini. Tim KKN-BBK 4 Sukosari Universitas Airlangga terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kesehatan masyarakat melalui berbagai program edukasi dan pencegahan penyakit.
ADVERTISEMENT
Penulis: Tim KKN-BBK 4 Sukosari Universitas Airlangga