Konten dari Pengguna

Eksperimen Pemikiran tentang “Kebahagiaan” dan “Gangguan.”

Timothee Kencono Malye
Hakim Pengadilan Negeri Teluk Kuantan
26 September 2024 16:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Timothee Kencono Malye tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Disclaimer: Penulis bukan merupakan ahli di bidang psikologi ataupun dokter ilmu syaraf. Hampir sepenuhnya ditulis oleh ChatGPT dengan inquiries dari Penulis. Harap membaca dengan kritis.
Ilustrasi ide, sumber: Pexels.
Fisika dan Biologi
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, otak kita berfungsi melalui proses listrik dan kimia yang kompleks. Variasi dalam proses-proses ini menghasilkan perilaku dan pengalaman yang berbeda. Apa yang kita labeli sebagai ADHD atau OCD hanyalah variasi alami dalam fungsi otak, bukan "gangguan" yang sebenarnya.
Kebahagiaan dalam Istilah Biologis
Kebahagiaan dapat dipahami secara biologis melalui penanda seperti rendahnya kadar kortisol (hormon stres) dan tingginya kadar serotonin serta dopamin (neurotransmiter yang terkait dengan kesejahteraan dan kesenangan). Jika seseorang memiliki keseimbangan kimiawi ini, yang menunjukkan stres rendah dan kesejahteraan tinggi, maka kondisi mereka harus dianggap sehat terlepas dari pola perilaku mereka.
Label Psikologis dan Kebahagiaan
Konsep kondisi psikologis seperti ADHD dan OCD adalah konstruksi manusia yang dirancang untuk mendeskripsikan perilaku dan pola pikir yang menyimpang dari norma sosial. Namun, jika seseorang menunjukkan penanda biologis kebahagiaan—seperti rendahnya kortisol dan tingginya serotonin serta dopamin—dan merasa puas dengan hidup mereka, maka tidak perlu memberi mereka label, terutama label yang mengandung kata "gangguan." Label-label ini dapat mengarah pada patologisasi perilaku yang sebenarnya hanya berbeda, bukan bermasalah.
ADVERTISEMENT
Norma Sosial dan Produktivitas
Banyak perilaku diberi label sebagai "gangguan" terutama karena tuntutan masyarakat akan produktivitas. ADHD, misalnya, sering didiagnosis dalam konteks di mana fokus dan perhatian yang berkelanjutan diperlukan, seperti di sekolah atau tempat kerja. Lingkungan ini memprioritaskan jenis produktivitas tertentu, yang kemudian menyebabkan patologisasi perilaku yang tidak sesuai dengan pola ini.
Kecerdasan Emosional dan Spiritual
Alasan lain mengapa perilaku dilabeli sebagai gangguan adalah kurangnya kecerdasan emosional dan spiritual sebagian orang. Mereka mungkin tidak memahami atau menghargai nuansa dari perilaku yang berbeda, sehingga melihat perilaku tersebut sebagai masalah. Kecerdasan emosional dan spiritual yang lebih tinggi akan mendorong pemahaman dan penerimaan yang lebih baik terhadap perbedaan individu, sehingga mengurangi kecenderungan untuk memberi label gangguan pada perilaku ini.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Fisika dan Biologi: Variasi dalam otak adalah alami dan tidak boleh diberi label sebagai gangguan jika seseorang menunjukkan penanda biologis kebahagiaan.
Kebahagiaan dalam Istilah Biologis: Rendahnya kortisol dan tingginya serotonin serta dopamin menandakan kesejahteraan; tidak perlu label gangguan jika penanda ini seimbang.
Label Psikologis dan Kebahagiaan: Tidak perlu label jika individu merasa puas; label-label ini hanya mempatologisasi variasi normal dalam perilaku.
Norma Sosial dan Produktivitas: Perilaku sering diberi label gangguan karena tuntutan produktivitas dari masyarakat.
Kecerdasan Emosional dan Spiritual: Kurangnya pemahaman dan penerimaan menyebabkan perilaku dilabeli sebagai gangguan.
Pada intinya, selama seseorang menunjukkan penanda biologis kebahagiaan dan merasa senang hati, tidak ada kebutuhan untuk memberi mereka label seperti ADHD atau OCD. Perilaku-perilaku ini sering disebut sebagai "gangguan" karena tekanan sosial untuk produktivitas dan kurangnya kecerdasan emosional serta spiritual dalam memahami perbedaan individu. Dengan meningkatkan penerimaan dan pemahaman, kita bisa berhenti mempatologisasi variasi alami dalam perilaku manusia.
ADVERTISEMENT