Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ada minat bisnis di kesehatan? Pakai Mediv aja
6 Mei 2019 23:58 WIB
Tulisan dari Timothy W Pawiro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada minat bisnis di kesehatan? Pakai Mediv aja – Misalnya dirimu sekarang ada keinginan berbisnis, kok rasa-rasanya lebih mudah ya, jika dibandingkan dengan jaman baheula. Yang saya maksud dengan ‘dimudahkan’ ini adalah dengan kehadiran internet. Coba dilihat aja, sekarang semua udah mulai serba digital ya. Misalnya aja, sekarang udah ada yang namanya marketplace digital, alias sebuah platform yang ada sekumpulan ‘pedagang online.’ Bisa dilihat yang jualan di sana pun bisa bermacam-macam kok, sampai rasanya, semua kebutuhan kita ada semua di marketplace hehe. Termasuk kita kalau mau jualan produk kita, bisa aja langsung 'cemplungin' di marketplace online tersebut :)
ADVERTISEMENT
Disrupsi digital, ikut beradaptasi atau ketinggalan
Inilah yang dimaksud juga dengan disrupsi digital. Dengan adanya teknologi digital, kita merasa dimudahkan, kan? Dengan hanya mengandalkan gadget atau smartphone pun, kita udah bisa melenggang pergi hehe. Saya pernah ketinggalan dompet, awalnya deg-degan tapi karena di smartphone sudah terdapat pembayaran online, saya pun sedikit lega hehe.
The Waves of Innovation
Dan pas banget bagi perusahaan di industri kesehatan untuk masuk ke ranah digital, karena menurut Wisnu Dewobroto, seorang pengusaha (CEO Gajah Mungkur Group), di tahun 2020, Indonesia akan memasuki the 6th wave of Innovation. Wah, apa tuh? Jadi kalau di tahun 1990 hingga menjelang 2020, kita memasuki the 5th wave of Innovation, yang mana sudah ada digital technology, biotechnology, dan information technology, maka di gelombang ke-6 ini masuklah era kesehatan. Seperti contohnya yang bisa kita lihat saat Car Free Day, banyak banget kan yang ngajakin kita Zumba atau lari. Sekarang pun event lari udah banyak banget. Ini lah masa di mana orang-orang udah mulai concern terhadap kesehatan.
Nah, karena sebentar lagi kita masuk ke gelombang ke-6, makanya tepat banget bagi perusahaan farmasi seperti Kimia Farma untuk masuk ke ranah digital. Apalagi Kimia Farma yang udah berdiri sejak tahun 1817, udah memiliki dasar bisnis offline yang kuat. Bayangkan aja, mereka udah punya 1,200 apotik dan 600 klinik lho, di seluruh Indonesia 😊
ADVERTISEMENT
Bisnis online kesehatan dengan Mediv
Pada tanggal 29 April 2019 lalu, Kimia Farma mengadakan grand launching event untuk aplikasi bisnis kesehatan online, Mediv, yang merupakan hasil kolaborasi antara Kimia Farma dan WIR Group. Proses pembuatan aplikasi ini, terbilang cukup cepat, yaitu sekitar 1 tahun saja. Walau sekarang masih tahap development, tapi kita sudah bisa mencobanya, sekaligus bisa memberikan feedback kepada para developernya 😊
Aplikasi Mediv ini bisa dibilang merupakan sebuah platform marketplace untuk alat-alat kesehatan dan juga produk kesehatan serta kecantikan. Cocok banget bagi kita yang berminat untuk bisnis online di bidang kesehatan dan kecantikan untuk menggunakan Mediv. Namanya juga bisnis online ya, berarti modal yang diperlukan, tidaklah sebanyak modal yang kita butuhkan ketika membuat toko offline. Biaya toko offline tuh termasuk biaya sewa tempat, lalu ada juga biaya listrik, dan masih ada biaya lainnya. Nah, sama seperti yang saya omongkan di awal, dengan adanya teknologi digital, untuk berbisnis bisa dimudahkan, sama halnya dengan Mediv yang bisa kita sebut sebagai bisnis modal jari sih hehehe. Tinggal pake smartphone atau gadget lainnya, kita udah bisa mulai berbisnis di bidang kesehatan dan kecantikan 😊
Aplikasi Mediv ini, baru salah satu terobosan yang dilakukan Mediv di bidang digital. Salah duanya bernama Mediv Screen. Mungkin kamu pas ke salah satu restoran cepat saji, dan pernah memesan di sebuah layar LCD yang berisikan menu-menu? Nah, mirip seperti itu lho Mediv Screen. Nanti itu akan ada di semua apotik Kimia Farma di seluruh Indonesia, tapi sekarang baru di empat kota besar aja, seperti Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bogor.
ADVERTISEMENT
Mulai bisnis tapi ragu?
Kalau tadi di Mediv sempat disebutin berjualan produk kesehatan dan kecantikan, nah pas acara peluncuran Mediv, juga hadir seorang beautypreneur bernama Lizzie Parra. Lizzie ini dulunya adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan kosmetik. Di situ doi belajar banyak tentang management dan industri kecantikan, sampai akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan menjadi seorang Make-up Artist.
Sebagai seorang make-up artist, Lizzie juga belajar banyak hal, apalagi dia bekerja sama dengan banyak orang dari beragam kalangan, suku, bahkan usia. Lizzie juga seorang vlogger yang gemar melakukan review produk kecantikan. Dari situ akhirnya Lizzie mulai paham tentang apa sih yang disukai banyak orang dari sebuah make up. Akhirnya Lizzie pun memutuskan untuk membuat make up sendiri.
ADVERTISEMENT
Awalnya memang ragu, bisa ga ya dia memulai bisnis kecantikan, apalagi modalnya juga belum banyak. Nah, akhirnya dia pun memutuskan untuk nekat dan terjun ke bisnis, dan melakukan pemasaran produknya secara online, dengan brand BLP Beauty alias ‘By Lizzie Parra.’
Keraguan dan bahkan ketakutan untuk memulai sebuah bisnis itu lumrah sih. Dan kondisi seperti itu, sebenarnya ga hanya ada di dunia bisnis. Di mana pun sama aja kok, bahkan di dunia kerja 😊. Salah satunya ya karena kita udah merasa nyaman dengan keadaan sekarang sih ya. Makanya ‘melawan’ comfort zone itu perlu, agar kita bisa naik ke level berikutnya 😊
Berminat untuk tau lebih banyak tentang Mediv? Langsung aja ke Instagram dan website nya :
ADVERTISEMENT
Instagram : @mediv.id
Website : http://www.mediv.co.id/