Menlu AS: Tak Ada Alasan Rusia Balas Serangan AS di Suriah

9 April 2017 16:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Rex Tillerson  (Foto: Kevin Lamarque/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Rex Tillerson (Foto: Kevin Lamarque/Reuters)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson percaya Rusia tak akan bertindak gegabah usai AS menyerang negara sekutunya itu. Ia tak percaya bahwa serangan AS ke sekutu Rusia di Timur Tengah itu akan mendorong terjadinya konflik AS dengan Rusia, apalagi Perang Dunia III.
ADVERTISEMENT
Tillerson juga menyatakan bahwa serangan rudal ke pangkalan udara Suriah Jumat (7/4) lalu hanyalah langkah awal AS menekan Suriah. Ia menjamin ketegasan negaranya dalam melawan kebiadaban Presiden Bashar al Assad tak akan berubah, meski berpotensi memunculkan pertikaian dengan Rusia. Bahkan, Pemerintahan Trump pun telah menyiapkan sanksi ekonomi baru bagi Suriah.
Rusia diketahui adalah mitra erat Suriah. Negara utama pecahan Uni Soviet tersebut telah menjadi pemasok utama seluruh persenjataan Suriah sejak tahun 2015. Bahkan Rusia kerap dituduh sebagai tokoh yang sebenarnya berada di balik serangan-serangan kepada oposisi Suriah --tuduhan yang selalu dibantah oleh Rusia.
Pangkalan Udara Shayrat setelah dirudal (Foto: DigitalGlobe via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Pangkalan Udara Shayrat setelah dirudal (Foto: DigitalGlobe via AP)
Dalam sebuah wawancaranya dengan propgram Face the Nation di saluran TV CBS, Tillerson mengatakan tak ada alasan bagi Rusia untuk membalas serangan AS. Ia juga menyatakan bahwa tidak ada personel Rusia yang menjadi target dalam serangan 60 rudal Tomahawk yang diluncurkan dari dua kapal perang kelas destroyer USS Porter dan USS Ross tersebut. AS dan Rusia sendiri disebutnya telah berkoordinasi sebelum negara yang disebut pertama meluncurkan serangannya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, salah seorang juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin tidak setuju pada anggapan enteng Tillerson tersebut. Dikutip dari Associated Press, ia menyebut bahwa serangan tersebut merupakan pukulan telak bagi hubungan Moskow dan Washington.
Komentar senada disampaikan oleh Korea Utara, Iran, dan Indonesia. Meski begitu, lebih banyak pihak di dunia yang menyambut baik intervensi AS kali ini. Raja Salman dari Arab Saudi, misalnya, menyatakan dukungan penuh bagi serangan AS dan memujinya sebagai tindakan yang berani.
Obama dan Raja Salman di Erga Palace (Foto: Jim Buorg/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Obama dan Raja Salman di Erga Palace (Foto: Jim Buorg/Reuters)