PBB Minta Dunia Menahan Diri dalam Konflik Suriah

9 April 2017 14:44 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (Foto: Wikimedia Commons)
Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) António Guterres berharap serangan rudal Tomahawk Amerika Serikat ke pangkalan udara Shayrat menjadi episode terakhir dalam konflik Suriah. PBB sendiri tengah melakukan berbagai upaya agar tidak terjadi “peningkatan lebih lanjut” dalam konflik yang telah berlangsung selama 6 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan yang diunggah pada website resminya, Guterres mengaku terus mengamati kelanjutan situasi Suriah pascaserangan 59 rudal AS.
“Mencermati kemungkinan adanya eskalasi konflik, saya memohon kepada semua pihak untuk menahan diri dan menghindari segala macam aksi yang bisa memperdalam duka dan penderitaan masyarakat Suriah,” ucap Guterres.
Kapal perang AS melepaskan rudal. (Foto: Reuters/Militer AS)
Guterres sendiri bersikap netral dalam menanggapi serangan AS. Ia justru menyiratkan apa yang dilakukan AS bisa berdampak buruk apabila tidak diikuti dengan langkah yang tepat.
“Peristiwa-peristiwa di Suriah belakangan ini membuktikan kepercayaan saya, bahwa tak ada cara lain untuk menyelesaikan konflik ini selain dengan solusi politik. Saya mendesak semua pihak yang pernah terlibat dalam konflik ini untuk memperbarui komitmen mereka untuk tercapainya perdamaian,” sambung Guterres.
ADVERTISEMENT
Sekjen PBB Antonio Guterres. (Foto: Wikimedia Commons)
Sementara itu, Peter Thomson, utusan khusus PBB dari Fiji mengatakan bahwa “pembicaraan proses perdamaian” telah berjalan di Jenewa dan Astana, Kazakhstan. Ia mengatakan bahwa proses deeskalasi konflik terus dilakukan oleh berbagai pihak di PBB.
Korban serangan kimia di Suriah. (Foto: AP)