Rusia Telepon Menlu AS: Serangan ke Suriah Ancaman Global

9 April 2017 14:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sergei Lavrov dan Rex Tillerson  (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Sergei Lavrov dan Rex Tillerson (Foto: Reuters)
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov langsung menghubungi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson usai AS menyerang Suriah. Dalam pembicaraan, Lavrov mengatakan bahwa serangan tersebut bisa menimbulkan ancaman tambahan bagi keamanan global.
ADVERTISEMENT
Lavrov kepada Tillerson menyebut bahwa penggunaan senjata kimia di Suriah tak sesuai kenyataan. Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip dari Reuters, Minggu (9/4).
"Serangan terhadap sebuah negara yang pemerintahannya sedang berkelahi melawan teroris hanya menguntungkan kelompok ekstremis," kata Lavrov.
"(Serangan) menciptakan ancaman tambahan untuk keamanan regional dan global. Bahwa militer Suriah menggunakan senjata kimia di Provinsi Idlib pada 4 Maret tak sesuai kenyataan," lanjut dia.
Kemlu Rusia menegaskan kedua Menlu tersebut sepakat untuk berdiskusi lebih lanjut soal Suriah secara pribadi. Rusia mengharapkan kehadiran Tillerson ke Moskow pekan depan.
Kapal perang AS melepaskan rudal. (Foto: Reuters/Militer AS)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal perang AS melepaskan rudal. (Foto: Reuters/Militer AS)
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan ke pangkalan udara Shayrat, yang diyakini tempat Suriah meluncurkan jet tempur penyerang kimia. Dalam pernyataannya usai serangan itu, Trump menyinggung soal anak-anak Suriah yang disebutnya "bayi-bayi cantik."
"Pada Selasa diktator Bashar al-Assad melancarkan serangan senjata kimia mengerikan terhadap orang tidak berdosa. Menggunakan racun syaraf mematikan, Assad mencekik nyawa pria, wanita dan anak-anak yang tidak berdaya," kata Trump.
"Itu adalah kematian yang perlahan dan brutal. Bahkan bayi-bayi yang cantik dibunuh dengan kejam dalam serangan yang sangat barbar ini. Tidak boleh adalah anak-anak Tuhan yang pantas menanggung derita yang menakutkan seperti itu," lanjut dia.