6 Cara Menghitung Cashflow di Perusahaan Lengkap dengan Rumusnya

Tips dan Trik
Memproduksi artikel seputar tutorial dan tips.
Konten dari Pengguna
16 Agustus 2023 18:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tips dan Trik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara Menghitung Cashflow. Unsplash/Kelly Sikkema
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara Menghitung Cashflow. Unsplash/Kelly Sikkema
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam mengola keuangan, cara menghitung cashflow perlu dipahami untuk mengetahui proses pemasukan dan pengeluaran uang pada suatu organisasi atau perusahaan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari esaunggul.ac.id, pengertian lengkap cashflow adalah laporan keuangan untuk melacak setiap pemasukan (cash inflow) dan pengeluaran (cash outflow) sehingga menghasilkan analisa keuangan apakah mengalami kenaikan atau penurunan.

6 Cara Menghitung Cashflow, Pahami Rumus agar Tidak Keliru

Ilustrasi Cara Menghitung Cashflow. Unsplash/Sarah
Untuk cara menghitung cashflow setidaknya ada 6 rumus yang perlu diketahui. Apa saja? Mari simak penjelasan di bawah ini:

1. Free Cashflow

Free Cash Flow (FCF) adalah ukuran keuangan yang mengukur jumlah aliran kas yang tersedia setelah pengeluaran modal dan biaya operasional.
Rumus Free Cashflow adalah Pendapatan Bersih - Pengeluaran Modal. Sebagai contoh sebuah perusahaan menghasilkan pendapatan operasional sebesar Rp1.000.000.000 dalam setahun.
Sedangakan Biaya operasional adalah Rp600.000.000 dan Pengeluaran modal, termasuk pembelian aset tetap dan investasi modal, sebesar Rp200.000.000.
ADVERTISEMENT
Pendapatan Bersih = Pendapatan Operasional - Biaya Operasional = Rp1.000.000.000 - Rp600.000.000 = Rp400.000.000
Pendapatan Bersih - Pengeluaran Modal
FCF = Rp400.000.000 - Rp200.000.000 = Rp200.000.000

2. Operating Cashflow

Kedua ada Operating Cashflow (OCF), di mana aliran kas yang dihasilkan dari kegiatan operasional suatu perusahaan. Dengan metode perhitungan ini dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas dari operasinya sendiri.
Rumus Operating Cash Flow adalah Pendapatan Bersih + Beban Non-Kas - Pajak. Misalkan perisahan memiliki pendapatan operasional sebesar Rp1.500.000.000 dalam setahun. Biaya operasional adalah Rp800.000.000.
Sedangkan Beban Non-Kas meliputi penyusutan sebesar Rp150.000.000 dan penghapusan aset tetap sebesar Rp50.000.000. Pajak yang dibayarkan adalah Rp100.000.000. Maka bagaimana cara menghitungnya?
Pendapatan Bersih = Pendapatan Operasional - Biaya Operasional
ADVERTISEMENT
= Rp1.500.000.000 - Rp800.000.000 = Rp700.000.000
OCF = Pendapatan Bersih + Beban Non-Kas - Pajak = Rp700.000.000 + (Rp150.000.000 + Rp50.000.000) - Rp100.000.000 = Rp800.000.000

3. Investment Cashflow

Untuk Investment Cashflow, cara ini bisa digunakan saat mengukur seberapa besar biaya belanja modal, penggabungan, pembelian atau proses jual dan beli surat berharga.
Dengan kata lain Investment Cashflow adalah aliran kas yang terkait dengan keputusan investasi suatu perusahaan.
Rumus Investment Cash Flow bisa dihitung dengan Pembelian Aset Tetap + Penjualan Aset Tetap + Pembelian Investasi lain - Penerimaan dari Penjualan Investasi Lain.
Sebagai contoh sebuah perusahaan yang pada tahun tertentu melakukan aktivitas investasi sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Investment Cashflow= Rp1.000.000.000 + Rp300.000.000 + Rp500.000.000 - Rp200.000.000 = Rp1.600.000.000

4. Financing Cashflow

Financing Cashflow merupakan metode dan formula untuk menghitung aliran kas bersih yang melibatkan hubungan antara kegiatan usaha dengan pemilik, kreditur, dan investor.
Rumus Financing Cash Flow adalah Penerimaan dari Penerbitan Saham + Pembayaran Dividen + Pembayaran Hutang + Penerimaan dari Pengambilan Utang Baru
Sebagai contoh ada seorang yang memiliki perusahaan dan pada tahun tertentu melakukan aktivitas pendanaan sebagai berikut:
Financing Cashflow = Rp500.000.000 - Rp200.000.000 - Rp300.000.000 + Rp400.000.000 = Rp400.000.000

5. Net Cashflow

Net Cashflow atau Aliran kas bersih adalah selisih antara total uang masuk (cash inflow) dan uang keluar (cash outflow) dari usaha dalam periode tertentu.
ADVERTISEMENT
Ini menjadi indikator kunci kesehatan keuangan bisnis. Menjaga keseimbangan antara uang masuk dan keluar sangat penting untuk menjaga kelangsungan bisnis yang sehat.
Rumus Aliran Kas Bersih = Total Uang Masuk - Total Uang Keluar. Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki uang masuk sebesar Rp150.000.000 dan uang keluar sebesar Rp100.000.000.
Net Cashflow = Rp150.000.000 - Rp100.000.000 = Rp50.000.000.

6. Forecasting Cashflow

Terakhir ada Forecasting Cashflow yang berupa gambaran mengenai aliran uang tunai dalam periode tertentu, pengetahuan dan metode menghitung jenis aliran kas ini menjadi lebih penting saat merencanakan masa depan.
Rumus Forecasting Cashflow = Saldo Awal Kas + Biaya Penerimaan Kas - Biaya Pengeluaran Kas = Saldo Akhir Kas
Sebagai contoh, jika perusahaan memulai dengan saldo awal sebesar Rp30.000.000, estimasi penerimaan selama 90 hari ke depan adalah Rp30.000.000, sedangkan proyeksi pengeluaran selama periode yang sama adalah Rp4.000.000. Oleh karena itu, diperkirakan saldo akhir perusahaan akan mencapai Rp56.000.000.
ADVERTISEMENT
Saldo Awal (Rp30.000.000) + Estimasi Penerimaan (Rp30.000.000) - Estimasi Pengeluaran (Rp4.000.000) = Saldo Akhir (Rp56.000.000)
Itulah deretan cara menghitung cashflow, perlu diketahui bahwa hitungan di atas hanyalah gambaran umum, bisa saja dalam pengaplikasiannya akan menemukan contoh kasus yang lebih kompleks. (Andi)