Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Cara Menghitung Istihadhah untuk Mengetahui Masa Suci
4 Mei 2025 17:17 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Tips dan Trik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Memahami cara menghitung istihadhah menjadi hal yang sangat penting bagi setiap Muslimah. Cara ini membantu wanita dalam membedakan antara darah haid, nifas, dan darah istihadhah agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kewajiban syariat.
ADVERTISEMENT
Istihadhah dapat disebabkan oleh gangguan hormon seperti yang menyebabkan peluruhan dinding rahim yang tidak normal. Selain itu, kondisi medis seperti endometriosis dan gangguan pada ovarium juga bisa menjadi pemicu perdarahan di luar waktu haid.
Pengertian dan Cara Menghitung Istihadhah Menurut Beberapa Mazhab
Pada Ringkasan Fikih Lengkap, Dr. Shalih Syaikh (2020:70) menjelaskan istihadhah adalah mengalirnya darah bukan pada waktunya yang dikarenakan perdarahan. Cara menghitung istihadhah dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa mazhab berikut.
1. Menghitung Istihadhah Menurut Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi menggunakan kebiasaan haid sebelumnya (Mu’tadah) sebagai dasar utama dalam menentukan status darah. Jika darah keluar lebih dari sepuluh hari sepuluh malam, maka darah yang muncul setelah hari kesepuluh tidak dianggap haid.
Darah tersebut termasuk kategori istihadhah yang tidak membatalkan ibadah. Oleh karena itu, wanita wajib kembali menjalankan salat dan ibadah lainnya setelah hari kesepuluh.
ADVERTISEMENT
2. Menghitung Istihadhah Menurut Mazhab Maliki
Mazhab Maliki menetapkan batas haid selama lima belas hari bagi yang belum memiliki kebiasaan dan delapan belas hari bagi yang telah memiliki kebiasaan tertentu. Jika darah berhenti lalu keluar kembali dalam jangka waktu tersebut, maka darah itu dikategorikan haid.
Darah tidak dianggap sebagai istihadhah selama masih berada dalam batas masa haid yang ditentukan. Wanita tidak perlu mengganti ibadah selama masa tersebut karena masih berada dalam kondisi haid.
3. Menghitung Istihadhah Menurut Mazhab Syafi’i
Mazhab Syafi’i menyatakan bahwa semua darah yang keluar dalam rentang lima belas hari sejak awal haid tetap dihitung sebagai satu periode haid. Hal ini berlaku meskipun darah sempat terhenti di tengah dan keluar kembali.
Namun, darah pertama harus mengalir selama minimal satu hari satu malam agar masa tersebut sah dianggap sebagai haid. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, maka darah selanjutnya termasuk dalam istihadhah.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami cara menghitung istihadhah, setiap Muslimah dapat memastikan kapan masa sucinya dimulai untuk melaksanakan ibadah dengan benar. Cara menghitung darah istihadhah ini penting agar kebersihan fisik dan spiritual tetap terjaga dalam beribadah. (HAN)