Konten dari Pengguna

Studi di Jerman, Ini yang Anda Persiapkan dan akan Dapatkan

Tito Prabowo
Praktisi teknologi informasi, pemerhati cyber security dan privasi. Penggiat AIPSE (www.aipse.org). Berusaha berbagi dan bermanfaat melalui tulisan.
11 Maret 2019 6:12 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tito Prabowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kampus. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kampus. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Apa yang membedakan lulusan Jerman dengan lulusan Indonesia atau negara lain? Titel, ilmu atau karakter? Jawaban pertanyaan tersebut tentu bervariasi. Atau apa sih yang membuat lulusan Jerman istimewa?
ADVERTISEMENT
Kalau Anda sekolah atau kuliah di Indonesia, Amerika, Jepang, Inggris atau Jerman, biasanya ada perbedaan pada kurikulum pada suatu jurusan yang sama. Namun saya yakin perbedaan itu tidak terlalu jauh. Secara umum boleh lah kita setarakan. Apalagi sejak tahun 2004 Jerman atau Eropa sudah memulai bologna process, yaitu harmonisasi jurusan dan titel dengan European Credit Transfer System (ECTS), mirip sistem yang digunakan di Amerika.
Bahkan kadang, lulusan dari Indonesia untuk S1 lebih “canggih” daripada lulusan Jerman. Di Indonesia rata-rata lulus tepat waktu sesuai kurikulum dan ketika mereka melanjutkan Master di Jerman, mereka lebih cepat akselerasinya. Jelas! Di Indonesia pelajaran dipahami menggunakan bahasa Ibunya, sedangkan di Jerman tidak.
Bahasa Untuk S1 di Jerman, sangat jarang ditemui bahasa pengantar selain bahasa Jerman. Jadi hampir dipastikan bahwa bahasa Jerman adalah kunci dan syarat utama keberhasilan studi di Jerman. Minimal calon mahasiswa asing di Jerman membutuhkan waktu setahun untuk bisa memenuhi persyaratan administrasi bahasa Jerman. Jadi, Anda yang mau mencari ilmu di Jerman harus siap lulus lebih lama daripada teman angkatan Anda di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ya, di poin ini jika Anda lulusan Jerman, Anda punya nilai plus bisa berbahasa asing, yakni bahasa Jerman. Tapi nilai plus ini juga tidak gratis. Harganya adalah waktu. Tidak mudah menguasainya sehingga butuh berinvestasi waktu yang berdampak pada masa studi Anda yang semakin lama.
Karakter bahasa Jerman, ia memiliki logika tersendiri. Jika Anda berhasil memahami prinsip logika bahasa ini, maka Anda dapat lebih cepat menguasainya.
Lalu, pertanyaan berikutnya, jika pulang ke tanah air, apakah kemampuan bahasa Jerman Anda akan bermanfaat? Ya, jika bekerja di perusahaan Jerman atau berbisnis dengan perusahaan Jerman.
Ilustrasi Universitas Swasta Foto: Thinkstock
Biaya Dalam hal ini, Jerman relatif lebih murah dibanding kuliah di Indonesia atau di negara lain (tanpa beasiswa) dengan kualitas pendidikan yang minimal setara. Di Jerman boleh dikatakan hampir gratis. Pendidikan tinggi adalah bagian dari hak warga negara, manusia.
ADVERTISEMENT
Untuk satu semester rata-rata Anda hanya membayar biaya administrasi yang termasuk di dalamnya tiket transportasi publik yang berkisar 300 Euro. Bahkan di negara bagian Hessen, Semesterticket berlaku di seluruh negara bagian (termasuk di dalam kota).
Yang perlu dipastikan adalah biaya hidup Anda sendiri. Untuk itu mahasiswa di Jerman juga diizinkan bekerja maksimal 20 jam per pekan atau kerja penuh (40 jam per pekan) maksimal 90 hari. Dengan itu Anda sudah bisa hidup di Jerman secara mandiri.
“Gratisan” ini juga tidak gratis. Harganya sama, yaitu waktu Anda. Siapa saja yang memenuhi syarat bisa kuliah (hanya jurusan tertentu yang ada batas jumlah mahasiswa maksimal per angkatan), maka kalau kita belum paham cara kerjanya, belum paham bagaimana nilai-nilai lokal menyelesaikannya, sudah dipastikan Anda akan butuh banyak waktu bertahun-tahun untuk bisa lulus.
Ilustrasi kampus Foto: Pixabay
Deutsche Werte–Nilai Lebih Jerman Betul! Jawaban dari pertanyaan di atas adalah karakter atau sifat. Di mana pun Anda kuliah, boleh dikatakan ilmunya relatif sama. Namun yang membedakan adalah sifat Anda. Begitu juga jika kuliah di Jepang, di Inggris atau di Amerika, maka nilai-nilai setempat akan ikut melekat pada diri seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
Nilai ini lah yang akan menjadikan pembeda lulusan Jerman dengan lulusan negara lain. Dan sering kali, nilai ini lebih banyak berada dan didapat di luar daripada di dalam kampus.
Semakin banyak aktivitas di luar kampus, apakah itu ekstra kurikuler, organisasi, maupun pekerjaan, maka semakin besar Anda mendapatkan nilai-nilai budaya positif dan kearifan lokal setempat.
Mereka yang bekerja keras untuk survive bertahan hidup mandiri cenderung akan memiliki karakter positif orang Jerman dan berhasil dalam studinya, walau biasanya akan memakan waktu bahkan bisa jadi dua kali lipat. Tapi tidak perlu khawatir, dengan modal tersebut, fase kehidupan berikutnya di Jerman, yaitu dunia karier akan relatif lebih ringan dan mudah.
Ingin kuliah di Jerman? Siapkan waktu dan ketahanan diri Anda!
ADVERTISEMENT