Konten dari Pengguna

Mental Fatigue & Burnout Era Digital : Sering Lelah Padahal Nggak Ngapa-ngapain?

Tohirun Saudale
Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Pamulang - Tangerang Selatan
29 April 2025 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tohirun Saudale tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah Anda pernah merasa sangat lelah saat bangun tidur, meskipun sebelumnya tidak melakukan banyak aktivitas berat? Sebelum tidur, tubuh Anda mungkin hanya sedikit bergerak, seperti hanya menggulir TikTok, membuka laptop, makan, lalu tidur. Namun, rasa lelah, lesu, dan berat, seperti habis berlari maraton, kerap dirasakan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, kelelahan tidak selalu berkaitan dengan fisik saja. Terkadang, yang paling lelah justru pikiran dan hati yang terus bekerja secara diam-diam sepanjang hari. Kondisi seperti ini dikenal dengan istilah kelelahan mental (mental fatigue).
Istilah mental fatigue atau kelelahan mental merupakan konsep ilmiah yang telah banyak diteliti. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami penurunan fungsi kognitif dan motivasi akibat aktivitas mental yang berlangsung secara terus-menerus dengan beban emosional. Gejala yang biasanya muncul meliputi: sulit fokus, mudah terdistraksi, merasa lesu meskipun tidak banyak aktivitas, dan penurunan daya pikir.
Dokumentasi Pribadi
Menurut penelitian Van Cutsem et al. (2017) berjudul The effects of mental fatigue on physical performance, aktivitas kognitif yang berat memiliki dampak pada performa fisik dan suasana hati. Mental fatigue disebabkan oleh beberapa aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi secara berkelanjutan, seperti multitasking dalam pekerjaan, intensitas belajar, serta penggunaan layar ponsel atau laptop secara berlebihan. Selain itu, stimulasi informasi berlebihan dari media, seperti berita buruk, notifikasi, dan media sosial, juga menjadi faktor penyebab. Tekanan emosional tanpa ekspresi, yang sering terjadi pada generasi saat ini seperti overthinking dan self-judging, turut berkontribusi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, istilah burnout merupakan fenomena yang terkait dengan pekerjaan. Burnout didefinisikan sebagai sindrom yang disebabkan oleh stres kronis di tempat kerja yang tidak berhasil dikelola dengan baik. Tanda-tandanya meliputi kelelahan fisik dan emosional, sikap negatif terhadap pekerjaan, serta penurunan efektivitas profesional. Istilah ini diperkenalkan oleh psikolog terkenal Herbert Freudenberger, yang mengamati kelelahan ekstrem pada tenaga kesehatan dan pekerja sosial.
Kedua istilah tersebut memiliki hubungan, di mana mental fatigue bisa menjadi gerbang menuju burnout, terutama ketika ada tekanan pekerjaan, kurangnya kontrol, atau tidak adanya dukungan sosial. Dalam era digital saat ini, keduanya menjadi relevan karena beberapa alasan berikut:
ADVERTISEMENT
Mental fatigue adalah alarm awal yang mengingatkan kita akan potensi burnout jika terus diabaikan. Di era digital saat ini, kelelahan tersebut tidak selalu terlihat, tetapi nyata adanya dan dapat menyebabkan kelelahan psikis. Oleh karena itu, digital detox, manajemen waktu, dan istirahat mental merupakan kebutuhan kesehatan jiwa, bukan sekadar gaya hidup.
Untuk melakukan digital detox dengan tepat, berikut langkah-langkah yang bisa diterapkan:
ADVERTISEMENT
Penelitian menunjukkan bahwa jika digital detox dilakukan secara konsisten, hal ini dapat membantu menstabilkan suasana hati, meningkatkan kualitas tidur, memperbaiki fokus, merasa lebih hadir di dunia nyata, dan mempererat hubungan sosial.
Ayo, lakukan digital detox dan bagikan pengalaman kamu setelah melakukannya secara konsisten. Semangat!