Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Jakarta dan Moda Transportasi Busway Yang Berstandar Internasional
22 Maret 2018 21:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Travel Tips Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Saya bukan orang Jakarta, namun saya cukup sering ke Jakarta. Saya sudah menggunjungi beberap kota besar lainnya, bahkan dua negara tetangga kita yaitu Malaysia dan Singapore. Jika melihat semua lokasi dan merasakan pengalaman menggunakan bus di setiap kota-kota atau negara-negara tersebut saya akan memilih Busway di Jakarta sebagai juaranya.
ADVERTISEMENT
Baik dalam harga, fasilitas, dan pelayanan, Jakarta saya anggap lebih baik daripada yang lainnya. Pemerintah DKI Jakarta begitu fokus memperbaiki moda transportasi, khusunya bus. Saya melihat sendiri dua tahun ini, kita merasakan perubahan yang luar biasa.
Saat itu ketika awal saya menggunakan bus di Jakarta, saya masih harus berebut dan lari-lari untuk naik. Bahkan di dalam bus, saya masih harus berebut tempat berdiri (bukan lagi tempat duduk). Lalu beberapa saat kemudian pemerintah mulai memperbaiki banyak sektor di moda transportasi ini. Pada akhirnya saat ini kita bisa menikmati hasil kerja keras yang luar biasa.
Saya sadar Jakarta penuh dengan intrik dan hal-hal yang mungkin akan membawa beberapa kelompok bahkan premanisme. Menyelesaikan masalah transportasi begitu rumit dan membutuhkan banyak waktu serta pengorbanan.
ADVERTISEMENT
Sekarang ini busway sudah menjadi teman saya setiap kali di Jakarta, biaya murah dan halte yang sangat banyak membuat saya mudah menjangkau banyak lokasi. Sangat nyaman dan benar-benar berkelas VVIP, jika kita samakan dengan moda transportasi di jenis yang lainnya seoerti kereta api atau pesawat terbang.
Hal yang masih mengganggu saya sampai saat ini adalah, mengapa warga Jakarta masih suka berebutan ketika naik semua kendaraan termasuk bus. Padahal tepat di belakang bus paling depan, masih ada beberapa bus dengan rute dan tujuan yang sama. Mengapa tidak masuk secara tertib dan jika sudah penuh pun masih ada bus lainnya di belakang. Saya percaya tidak akan banyak perbedaan waktu jika mau menggunakan langkah-langkas saya ini.
ADVERTISEMENT
Mungkin ini adalah kebiasaan dan harus ada contoh dari orang lain. Saya tidak akan menyalahkan siapapun disini, saya hanya akan berusaha memberikan contoh kepada orang lain.
Namun jika kamu adalah turis lokal yang belum banyak mengenal Jakarta, jangan khawatir. Kamu bisa bertanya kepada petugas di busway tersebut. Busway di Jakarta beroperasi 24 jam, bahkan di Singapore saja hanya berjalan hingga pukul 24:00. Itupun 23:00 disarankan sudah tidak menggunakan bus, dikhawatirkan bus akan segera pulang dan menggunakan rute lainnnya yang tidak sama dengan rute utama.
Kamu bisa menayakan apapun kepada mereka. Tidak hanya soal bus dan transportasi, kamu bisa menayakan tentang tempat wisata, hotel / penginapan, tempat makan / restoran, dan berbagai gedung / kantor-kantor pemerintahan. Mereka akan melayani kamu sebaik yang bisa diberikan. Jangan lupa, berikanlah contoh yang baik kepada penumpang lainnya. Jangan berebutan, antri saja seperti seharusnya. Selamat menikmati perjalanan kamu di Jakarta ya.
ADVERTISEMENT
Turis lokal dan mancanegara biasanya banyak yang turun di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Stasiun ini tidak hanya mejadi tujuan daripada kereta api saja, lokasi ini juga menjadi tujuan akhir dari bus bandara di Jakarta. Kamu bisa bertanya daftar hotel dekat Stasiun Gambir dan restoran-restoran terbaik di wilayah ini.
Stasiun Gambir juga berbatasan langsung dengan pintu timur Monas, sehingga kamu bisa jalan-jalan terlebih dahulu di Monas. Dari stasiun kamu bisa naik busway melaui halte Gambir 1 kemudian transit ke halte Central Harmoni dan terakhir ke tujuan halte Monas. Jalurnya cukup bagus dan hampir tidak ada macet. Ini sangat saya rekomendasikan.